Chapter 24 : Finally They Came Back

698 155 6
                                    

Tubuh Luna terlepas begitu saja seakan tubuhnya adalah tubuh boneka yang di lempar begitu saja di kasur. Setelah dirinya diperkosa, disiksa habis-habisan sampai dirinya menangis terus tiada ini dan diseksualikan secara paksa selama tiga jam penuh. Posisi tubuh Luna saat ini tengkurap, air matanya terus mengalir dari tadi. Bahkan pun Alex sama sekali tidak menutupi tubuhnya dengan selimut. Mau gimana lagi? Sepray kasur dan selimut diatas mereka basah semua akibat cairan Luna yang berantakan. Tiga jam penuh yang berarti sampai setengah empat, tapi mereka selesainya di jam empat sore pas.

Selain air mata yang keluar, bibir nya juga basah mengeluarkan air liur tapi juga mengeluarkan darah. Sebab Alex telah mengigit bibirnya terlalu keras hingga kulit bibir Luna terpecah sampai ter-robek. Luna setelah ia dilecehkan ketiga kalinya hari ini, tatapan Luna menjadi kosong. Luna nyawa nya seakan bentar lagi akan di cabut oleh malaikat pencabut nyawa. Meskipun tubuh nya telah dirusakkan oleh pemuda bajingan yaitu Alex, Luna tetap memperhatikan kondisi perutnya setiap Alex memaksakan menghentakkan penis nakal nya itu. Luna anggap saja penis Alex nakal sesuai dari pemilik nya.

Luna dengan posisi tengkurap seperti ini, dia bisa merasakan Alex bangkit dari tempat tidur dan terdengar suara langkah kaki yang menuju ke kamar mandi. Pintu kamar mandi dibuka lalu ditutup keras oleh Alex.

Sampai kapan nasib buruk ini selalu terjadi dikehidupannya berakhir? Dan kapan Luna bisa menjauh sejauh mungkin dari kehidupan Alex? Sekarang yang dipertanyakan, kenapa Tuhan mengirim seorang lelaki yang begitu brengsek nya kepada wanita sampai nasib wanita itu begitu malang?

Napas Luna begitu sesak, Luna seperti orang membutuhkan napas yang baru. Tapi wanita itu segera menutup mata secara pelan dan bibir nya yang memangap kecil.

Pada jam setengah delapan malam, Alex turun ke bawah memakai baju abu abu terang dan celana brushed kain yang panjang berwarna abu abu gelap. Dia turun memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana. Alex yang menuruni anak tangga pun ia berjumpa dengan Bibi Ely yang hendak akan naik ke lantai dua, tapi Alex menghalangi jalan tangga.

Kali ini Alex menatap Bibi Ely dengan senyuman tipis. Ely pun menundukkan pandangan lalu membungkuk badan dengan sopan. "Apa yang kau masak makan malam ini, Bibi?" tanya Alex tak biasanya sambil menuruni anak tangga terakhir lalu menuju ke arah ruang meja makan.

Ely segera mengangkat wajah dan dia menghampiri Alex sedang menatap hidangan makanan malam di atas meja. Alex mengerut kening kemudian menoleh ke belakang ── tepatnya pada Ely.

"Bibi? Mengapa.. Bibi hanya memasak sedikit saja makan malamnya? Bukankah Bibi biasanya memasak banyak?" tanya Alex sedikit bingung dan kembali menoleh ke hidangan makanan. Ely dengan satu satu alasannya dan tak bisa berkata bohong. Maka dia menjawab secara pelan sambil menghela napas sekilas dan kepala ditundukkan.

"Tuan Alex. Maaf.. tapi, bukankah ini keinginan Tuan Alex yang bosan dengan masakan saya setiap hari? Saya dari kemarin mulai tidak ada rasa semangat untuk masak. Tuan Alex juga bilang bahwa Tuan sudah tidak minat lagi makan masakan saya. Ja-jadi saya hanya memasak sedikit saja." ucap nya jujur. Alex mengerti. Alex berdecih sedikit kesal lalu ia membalikkan badan menghadap ke Ely.

Ely segera memejam mata. Dia benar benar takut tapi juga harus segera siap mendengar sindiran atau omelan dari Alex karena hal ini.

"Aku-" Alex hendak berbuka suara, tapi sorot mata tajamnya tak sengaja menangkap sosok Luna menuruni anak tangga dengan cepat dan pakaiannya juga diganti menjadi agak ketat. Bahkan rambut panjang wanita itu sampai berantakan.

Ely terkejut setengah mati sebab Alex tiba tiba pergi dan tak sengaja menyenggol pundak kanannya. Mata Ely pun mengikuti arah Alex pergi. Ternyata Luna yang akan keluar dari sini tapi ditahan cepat oleh Alex.

BRUTAL FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang