Chapter 46 : Coincidence

403 150 0
                                    

Alex yakin dan tidak salah lihat kalau sosok wanita kemarin yang tak sengaja ia lewati adalah Luna. Tapi siapa yang tahu kebenaran asli dari sosok wanita itu? Ini membuat Alex tambah pikiran beban. Laki laki itu tidur menghadap ke kanan sambil memeluk guling. Dia tidak bisa tidur siang. Saat ini di kota New York sudah jam 12 siang.

Di kamar hotel pun dia sangat bosan. Papa dan Ibu nya telah pergi sejak jam 9 pagi tadi ke suatu tempat. Tapi untung nya Tuan Grafield menyempatkan waktu untuk memberi uang jajanan kepada Alex.

Lama lama Alex bisa mati kedinginan disini. Alex beranjak dari kasur. Pasti cuaca di kota New York sedang panas. Dari jendela saja sudah kelihatan sinar matahari yang terang sangat hampir membakar jalanan aspal.

Disini tidak ada cemilan. Alex tiba tiba ingin makan ice cream supaya lidah nya tidak kering. Dari tadi dia hanya meminum minuman soda.

Seandainya Alex mempunyai kendaraan mobil. Tetapi akan menghabisi jutaan banyak uang hanya untuk satu mobil. Alex terpaksa berjalan lagi di pinggir jalan. Entah dia akan kemana demi mencari ice cream. Perjarakan hotel dari supermarket tentunya jauh. Apalagi ini jalan kaki.

Suara beberapa anak kecil terdengar di telinga kiri Alex. Alex menoleh ke arah suara tersebut di sebelah kiri. Dia melihat ada banyak nya orang orang berkumpul, lalu ada banyak anak kecil juga sedang berkumpul ramai. Satu persatu dari mereka memegang ice cream cone atau ice cream cup.

Jalan Alex terhenti saat anak anak kecil itu memegang ice cream. Apakah disana ada penjualan ice cream? Jika ada, Alex harus kesana sekarang!

Ternyata penjualan ice creamnya ada di taman. Alex baru sadar dimana ia sekarang. Berjalan selama bermenit-menit tanpa menyadari tempat nya.

Baru saja Alex akan menghampiri penjual itu. Tetapi tiba tiba ada wanita berhamil besar datang dengan cepat dan langsung membeli ice cream tersebut.

"Aku beli ice cream cone nya satu."

"Rasa?"

"Um... Apa saja."

Alex mengambil napas sebentar kemudian membuang nya secara rileks. Dia pun berdiri di belakang wanita berhamil besar ini. Tinggi nya hanya sampai ke dada Alex saja. Alex menahan senyum karena mengingatkan dengan tubuh mungil Luna.

"Terimakasih." ucap wanita itu segera membalik badan. Namun sayang nya cream nya terkena baju kaos milik Alex. Sebenarnya ini salah Alex yang terlalu dekat mengantri.

"Ouch!" Ice cream yang dingin mengenai dada Alex membuat Alex sedikit merintih.

Wanita itu melototkan mata apa yang ia perbuat kepada lelaki asing. Penjual ice cream itu maupun orang sekitar, bahkan termasuk anak kecil melihat kejadian itu.

Alex pun berdecak. Dia memundur sambil mengelap ice cream ini dari baju nya. Untung nya baju kaosnya berwarna hitam. Bukan putih.

"I'm so sorry sir! I-I don't know if you are behind me. Please forgive me sir. I-"

Tepat disaat itu juga bola mata mereka bertemu satu sama lain, secara bersamaan tangan wanita itu menyentuh dada Alex berniat membantu membersihkan dan tangan Alex juga sedang mengelap baju sendiri alhasil tersentuh.

Suasana diantara mereka berdua hening. Walaupun ada suara anak anak kecil ini sedang bermain.

Wanita itu menelan ludah susah payah. Namun dia segera menarik tangannya. Ice cream cone tadi dia buang saja. Jantung nya tiba tiba berdegup kencang. Sangat kencang sampai terdengar di kedua telinga.

Tuhan. Mengapa engkau mempertemukan aku lagi dengan dia!

Wanita itu mencoba tenang. Dia mengembus napas berat.

"Wait."

Alex segera menahan lengan kiri wanita ini yang hendak pergi.

Fuck, he held me.

Luna memejam mata. Alex pun berdiri di hadapannya lalu menatap wajah Luna didepannya. Ternyata benar. Sosok wanita kemarin yang berpapasan dengannya dan melewati nya adalah Luna Belle. Jadi benar kan rambut keriting panjang itu adalah Luna? Betapa bahagia nya Alex sekarang karena ia akhirnya bisa melihat wajah Luna lagi. Dan ini adalah sebuah kebetulan yang beruntung untuk Alex.

"Bisakah kita berbicara sebentar? Kita kebetulan bertemu disini." ucap Alex sambil meminta. Luna sekali lagi mengembus napas dengan pejaman mata.

"Yeah. Sure." Luna menjawab nya agak cuek sambil bola matanya diputarkan tapi wajah nya menghadap sebelah kanan. Seolah dia tidak mau menatap wajah Alex lagi.

"Not here."

Jantung Luna hampir berhenti sebab Alex tiba tiba menarik lengannya lalu membawanya ke suatu tempat.

Sekarang mereka berdua ada di tempat air mancur. Belakang dari penjual ice cream itu.

"Kau, sejak kapan ada disini? Mengapa kau bisa ada disini?" tanya Alex tetap fokus menatap Luna.

Damngod. Sungguh Alex sangat merindukan wanita ini. Dia merindukan wajah cantiknya. Apalagi tubuhnya. Alex ingin sekali memeluk Luna. Namun... Dia sekarang tidak berani lagi melakukan hal itu.

"Apa kabarmu... Luna? Kau sekarang sudah terlihat agak berisi." ucap Alex pelan.

Luna menghela napas. "Aku baik baik saja." jawabnya masih menggunakan nada cuek. Tapi wajah nya menghadap depan. Depan bukan berarti menatap wajah Alex.

Alex tersenyum kecil namun bahagia hatinya bisa mendengar suara wanita ini lagi.

"Anyway, aku minta maaf atas kejadian tadi. Aku memang tidak tahu kau ada di belakangku." ucap Luna tetap saja matanya ke arah lain. Belum menatap Alex.

"Tidak masalah. Aku tidak masalah jika pelaku nya adalah kau. Aku malahan suka jika pelaku yang sengaja mengotori bajuku adalah Luna Belle."

Fuck! Jantung Luna kembali berdebar. Suara berat yang Luna sukai dari Alex. Dan ini Alex sudah menggombalinya. Pipi Luna merona memerah dan Alex tersenyum tipis melihat pipi gembul nya itu. Kalau tubuh Luna saja berisi, pipinya tambah berisi.

"Aku... bilang aku tidak sengaja. Mengapa kau menganggap aku melakukan hal itu sengaja? Kau pikir aku jahat? Tcih dasar lelaki bodoh." ujar Luna menggiling kedua tangan kemudian membuang muka menghadap kiri.

Senyuman Alex semakin melebar sampai gigi putihnya kelihatan. Lelaki itu tidak bisa berhenti menatap wajah cantik Luna. Apalagi kedua matanya. Sekarang Alex suka bagaimana Luna menghina nya. Lelaki bodoh katanya. Yeah, dia sadari itu.

Luna ingin saja melirik sekilas ke wajah Alex. Namun ia tidak mau dirinya kelihatan sedang merindukan sosok Alex. Tcih, merindukan sosok lelaki bajingan dan HARAM? Luna tidak akan merindukan lelaki ini yang penuh kebrengsekan.

"Jika kau tidak ada keperluan denganku. Aku permisi pergi. Dan aku sekali lagi meminta maaf karena telah mengotori bajumu." ucap Luna mulai sedikit tegas dan kedua tangan disatukan seperti orang bermohon minta maaf. Tapi itu hanya sebentar. Wanita itu langsung pergi. Alex membiarkannya.

Alex pun berbalik badan untuk menatap kepergian wanita ini darinya. Sungguh Alex masih penasaran bagaimana wanita itu bisa ada disini dan sejak kapan? Shit. Wanita itu belum menjawab pertanyaan Alex tadi.

Brutal Fate

BRUTAL FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang