Chapter 8 : Being Indifferent

1.7K 225 3
                                    

Satu pelayan perempuan memberikan kopi cappucino yang panas kepada Espen, dengan senyuman manis dan itu ditanggapi oleh Espen secara manis juga. Espen memberhentikan aktifitas rokoknya lalu ia segera meminum kopi panas itu.

"Tapi.. Aku ingin bertanya denganmu, Espen."

"Apa? katakan saja." Sekali lagi Espen sambil meminum kopi itu.

"Apakah kau mengenal putra dari Tuan Grafield, bernama Alexander Grafield Ruston?"

Namun pertanyaan Luna yang itu membuat Espen secara tidak sengaja menyembur kopi panas tersebut ke meja. Sehingga membuat orang orang disana, termasuk Luna sendiri tentunya terkejut melihat ini.

"Espen!" Luna reflek berdiri sebab semburan kopi panas itu hampir mengenai baju kantor Luna. Espen dengan penuh kesadarannya dia segera memanggil pelayan siapapun itu untuk segera mengambil tisu atau kain lap juga boleh.

Seorang pelayan yang tadi kembali untuk memberikan tisu box kepada Espen. Espen pun mengelap baju nya yang terkena semburan kopi panas miliknya sendiri. Gara gara perbuatan aneh Espen ini, Luna jadi sedikit tidak mood untuk berbicara. Apalagi Luna sedang hamil muda, pasti mood wanita yang sedang hamil suka berubah-ubah.

"Maaf. Maaf kejadian tadi.." ucap Espen yang tentunya akan merasakan malu luar biasa di tempat umum seperti ini. Luna pun mengelah napas panjang. Yeah Luna tahu Espen tidak sengaja melakukan hal tadi, mungkin dia terkejut dengan pertanyaan Luna? Luna memutuskan kembali duduk semula.

"A-apa tadi pertanyaanmu? Putra dari Tuan Grafield? Tentu saja aku mengenal nya. Bahkan sebelum kau bekerja di kantor Tuan Grafield. Aku sudah mengenal Tuan Alex dari dia berusia 7 tahun. Dia terkenal bukan karena dia adalah putra sulung, tapi terkenal karena ketampanan dan how crazy rich he is. Selain itu, dia juga memiliki sekelompok geng tinju ber-anggotakan 12 orang. Dan dia si Alex adalah ketua nya."

"Mereka sih biasanya setiap malam minggu akan datang ke tempat bar dimana aku bekerja, aku juga sering melihat Alex digodai oleh para wanita wanita berbuka seksi itu. Ya kau tahu maksudku." ucap Espen yang hendak meminum kopinya lagi, namun teringat kejadian memalukan tadi pun membuat ia tak jadi meminumnya.

Luna sampai berkali kali mengerjapkan mata dan sampai bibirnya terbuka kecil mendengar cerita ini.

"Sebenarnya dia terkenal sebagai Starboy. Dimana seorang anak lelaki remaja yang memiliki kepesonaan luar biasa, kaya raya tanpa ada batas, dan lagi dia jago dengan berkelahi. Memang karena dia diajari oleh Tuan Grafield cara melawan musuh." lanjut Espen bercerita.

"Sungguh itu adalah Alexander Grafield Ruston?"

"Tentu saja! Dia sudah terkenal lebih jauh."

Setelah Espen menceritakan ini, membuat Luna akhirnya memilih diam lama. Berarti lelaki itu atau pemuda bertubuh besar dan tinggi itu yang bernama Alexander Grafield Ruston adalah seorang Starboy terkenal?

"Apakah kau.. mengenal ciri tubuhnya bagaimana?"

"Ya. Aku mengenalnya."

"B-bagaimana?"

"Ciri tubuhnya sih biasa saja. Dia memiliki tubuh yang kuat karena hasil dari olahraga gym nya setiap minggu pagi dan malam. Seingat aku sih, dia memiliki dada ketat di depan atau bisa aku sebut adalah ABS. Punggung nya lumayan lebar seperti Tuan Grafield. Tapi karena beliau sudah agak tua jadi akan berbeda dengan yang dulu. Dia sebenarnya memiliki otot besar dan lebar. Tangan maupun kaki juga besar dan tebal daging nya. Tapi jari jarinya lentik dan panjang."

"Banyak wanita tergila gila ingin disentuh oleh Alex sebab hal itu. Cara dia berdiri selalu tegak seperti orang militer. Ditambah rahang nya yang tegak juga dan lurus menajam. Tatapannya selalu terlihat tajam. Hmm.. Dia mempunyai bentuk hunter eyes. Hidung nya mancung lurus. Dan bibir agak lebar."

BRUTAL FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang