Chapter 7 : A Bit Nervous

1.9K 226 0
                                    

Saking Luna memfokuskan dirinya mengingat kejadian menjangkalkan hari itu, membuat Luna tidak fokus apa yang ia hadapi saat ini. Tuan Grafield berdiri secara tegak dan profesional sambil merapikan jas kantornya. Alex pun memundur satu langkah seolah mempersilahkan Papa nya untuk menghampiri wanita asing ini.

"Luna.. Mrs. Luna Belle. Kau ternyata, adalah manusia paling pelupa disini menurut saya.." ucap Tuan Grafield seolah mengejek namun menatap Luna begitu rendah sekali. Luna segera menundukkan kepala ketika dirinya kembali melakukan kesalahan yang sama kepada Tuan Grafield.

"Ma-Maafkan saya, Tuan. Sa-saya sebenarnya tidak ada niatan untuk datang telat, ta-tapi saya tadi sedang sibuk ke suatu tempat. Ma-makanya saya datang agak telat lagi hari ini. Sekali lagi saya minta maaf.. Sa-saya..-"

Luna berbicara nya terlalu terbata bata sehingga ia tidak ada kesempatan lagi untuk berbicara, sebab Tuan Grafield sudah mengangkat tangan kanannya seolah untuk berhenti berbuka suara. Alex memperhatikan situasi agak menegangkan ini dari belakang.

Tapi mata Alex selalu melirik arah Luna yang terlihatnya benar benar gugup dan takut berhadapan dengan sang Papa. Sebenarnya Alex kasihan saja dengan wanita ini, namun dia berhak mendapatkan teguran keras dari Papa sebab satu kesalahan. Yaitu telat datang ke kantor.

"Sebenarnya saya heran denganmu, Luna. Kau tiap hari saja telat datang ke kantor, ini sudah hampir satu bulan kau terus melakukan kesalahan yang sama kepada saya. Tapi saya sudah memberikanmu kesempatan berkali kali agar kamu bisa memperbaiki kesalahan itu. Bahkan hari ini pun engkau tidak menuruti perintah saya. Kemarin saya telah memintamu untuk datang lebih awal dari jam enam, sebelum mereka atau meeting di mulai. Tapi kamu?-"

Tangan kanan Alex segera menahan pundak kiri Tuan Grafield agar emosinya tidak terlalu dikeluarkan begitu saja seperti gunung api yang meletus.

Sementara Luna dari balik tundukkan kepalanya, dia memejamkan mata sambil mengigit bibir bawahnya. Apakah Luna hari ini membuat Tuan Grafield kecewa? Sepertinya. Beliau sudah berhenti bicara dan terdengar suara helaan napas berat.

"Papa, tenanglah. Tidak masalah kalau dia datang telat lagi. Mungkin perkataan dia benar kalau dia sedang ada urusan di tempat lain. Lagipula Alex bisa mengurusi ini sendiri. Alex tidak butuh pelayan."

Walaupun Alex mengatakan itu semua kepada Tuan Grafield, namun di akhir kalimat nya itu seperti sengaja ke arah Luna sehingga Luna mendengarnya pun sedikit merasakan sakit hati. Tuan Grafield kembali membuang napas berat kemudian beliau menganggukan kepala sekali. Alex tersenyum kecil.

"Kamu hari ini masih selamat. Tapi kali ini diselamatkan oleh putra saya. Jika kamu masih melakukan kesalahan ini sampai besok, saya bersungguh sungguh akan memecatmu." ucap nya secara tegas dan menekan. Luna reflek mengangkat kepala dengan ekspresi terkejut sangat.

"Hari ini saya tugaskan kamu membikin minuman untuk mereka semua yang datang di ruang meeting. Terutama kepada guru guru." lanjut nya tapi kemudian pergi keluar dari ruangan. Luna kembali memejam mata, namun dia bernapas lega.

Saat Tuan Grafield telah pergi, disinilah Alex mulai mendekati Luna dengan penuh keberanian dan tanpa ada rasa gengsi sama sekali. Alex menatap Luna yang dibawahnya. Luna baru saja membuka mata, tapi dikejutkan oleh Alex yang berdiri didepannya secara tiba tiba. Dan jarak mereka berdua juga sangat dekat.

"Luna Belle. Sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya." ucap Alex tiba tiba berkata seperti itu. Luna segera mengerut alis tidak mengerti. Kepala Luna harus di angkat lebih ke atas lagi hanya untuk menatap wajah lelaki tinggi ini setinggi tiang listrik.

"Wh-who?" Padahal Luna hanya menggunakan suara kecilnya dengan bola matanya yang terlihat lebar. Tapi bagi Alex, suaranya itu begitu mengimutkan sekali. Apalagi tinggi Luna sangat rendah di depannya.

BRUTAL FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang