Dia telah pergi

178 9 0
                                    

Setelah mendengar penjelasan dokter, hal yang bisa mereka lakukan sekarang hanyalah berdoa dan berdoa demi keselamatan Reygan.

Sementara di dalam ruangan terlihat raga Reygan dengan beberapa selang yang membantunya bertahan.

Sementara sopir mobil yang terlibat kecelakaan dengan Reygan sudah meregang nyawa akibat terjepit kursi kemudi.

"Ical, Ray, udah kalian jangan nangis ya, kita harus kuat"

Sementara mas Al, orang yang paling dekat dengan Reygan, kini rasanya dunianya hancur melihat Reygan terbaring lemah dengan selang-selang yang ada di tubuhnya,

Semua yang ada disini sudah tidak sanggup menahan air mata mereka lagi, bagaimana tidak, melihat orang yang disayang sedang berjuang untuk bertahan didalam sana.

****
Keesokan harinya, Reygan belum juga sadarkan diri.

Mama yang dari tadi malam menemani Reygan pun enggan tertidur, ia memilih untuk terus terjaga demi Reygan.

"Abang, Abang dengar mama kan nak?" Tidak ada respon sama sekali yang di tunjukan Reygan yang terdengar hanyalah suara dari mesin yang menunjukan detak jantung Reygan.

"Abang, kenapa jadi seperti ini bang?, Abang bangun nak,"
Entah sebuah keajaiban atau apa Reygan merespon mama dengan perlahan membuka matanya.

"Abang, ini mama nak"
Reygan hanya bisa tersenyum, rasanya ia tidak sanggup untuk mengeluarkan suaranya.
"Ma... Ma.. ja.. Ngan naangiss, aa bang gak pa..pa.." Reygan mengatakan dengan suara lirih, rasanya sangat sakit walau hanya untuk mengeluarkan suara tubuhnya nyeri bahkan badannya tidak dapat digerakkan. 

"Abang, bang janji kan sama Ray dan Ical kalau kita pergi jalan-jalan, ayo Abang cepat sembuh"
"Iyaa"
"Lo, kenapa kek gini sih bang?, Ayo sembuh nanti kita main ke rumah singgah lagi" Reygan hanya tersenyum mendengar perkataan mas Al.

"Bro, Lo kok gini sih Cemen banget ntar kalau lu sembuh kita berantem lagi ya" ini yang dikatakan bang satrya, walaupun ia mengatakan dengan wajah tersenyum tapi tidak dengan hatinya.

"Adek, Abang ayo sehat lagi, nanti Abang janji deh bakalan buat Vidio sama kamu" kata bang pipin menyemangati Reygan.
"Rey, tau gak kenapa Abang pulang?" Reygan hanya diam dan menatap bang Ary " Abang pulang karena ingin menjaga kalian semua dan juga kamu, kamu sakitnya jangan lama-lama ya nanti kita main bareng lagi"

Reygan hanya tersenyum melihat semuanya berkumpul disini tapi sepertinya ia melihat ada seorang gadis yang sedari tadi sudah berada di dekatnya dengan air mata yang sudah tidak dapat lagi ia bendung.
Tangannya tergerak seolah memanggil Fira untuk mendekat ke arahnya.
" Ja.. Ngan na... Ngisss" suara Reygan yang terdengar lirih nafasnya terasa sesak.
"Kamu kenapa seperti ini? Aku tadi malam nungguin kamu ngabarin aku" kata Fira yang terus menangis melihat keadaan Reygan.
"Maaf yaa"

Rasa pusing sekarang menjalar di kepala Reygan bersamaan dengan kencangnya suara monitor yang menunjukan detak jantung Reygan yang tidak stabil.

Semuanya di hinggapi rasa cemas akan keadaan Reygan, Disaat bersamaan Reygan merasakan tubuhnya begitu sakit dan ia tidak mampu untuk bergerak.
"Ma, sakit ma"
"Iya bang, mama ada disini, Abang bertahan yaa"
"A...bang udah capek ma, aaa bang ingin istirahat yaa"
"Gak bang, Abang jangan tidur, kamu lihat mama, Abang bisa bertahan nak, jangan kek gini"
"Tapi Abang, lelah ma, Abang ingin istirahat"

Melihat Reygan yang rasanya sudah lelah mama tidak tega dengan anaknya, mama melihat semua anaknya mereka semua telah menangis suara deru nafas Reygan sudah terdengar begitu sesak.

"Abang, liat mama nak, Abang capek? Abang mau istirahat ya? Yaudah Abang tidur ya, tidur yang nyenyak nak" mendengar suara mama Reygan perlahan menutup matanya air matanya jatuh dan lengkungan senyum yang indah terukir manis di wajahnya bersamaan dengan itu suara monitor menjadi panjang beserta satu garis lurus yang menandakan sudah tidak ada lagi detak jantung yang menghidupi Reygan.

Reygan telah pergi untuk selamanya

Mendengar itu semuanya hanya menangis sudah tidak tau lagi apa yang harus mereka lakukan, semuanya terjadi begitu saja, Reygan sudah pulang bersama bapak, mungkin Reygan sangat merindukan bapak. Suara rintikan hujan turun dengan derasnya seolah semesta ikut menangis melihat kepergian Reygan yang begitu cepat.

Setelah membayar semua administrasi sekarang jasad Reygan sudah di bawa masuk ambulance untuk di bawa ke rumah, di dalam mobil ambulance cuma ada mas Al yang menemani sedangkan mama, tadi ikut sama bang pipin bersama dengan kedua adik bungsunya, kalau bang Ary dia sudah dari tadi pulang ke rumah sama bang satrya, karena mereka ingin membersihkan rumah dan mengabari pak RT tentang kepergian Reygan untuk selamanya.

"Lo, kenapa ninggalin gw sih bang?, Gw ada salah ya Sama Lo?, Jangan tinggalin gw bang nanti gw mau cerita sama siapa lagi?, Gw udah bilang sama Lo, bang jangan tinggalin gw tapi kenapa, kenapa Lo malah ninggalin gw dengan cara seperti ini? Lo jahat sama gw, Lo jahat...."

Suara mas Al yang mengeluarkan semua rasa dalam hatinya tak hentinya untuk menangis karena kehilangan Reygan dengan tiba-tiba padahal baru kemaren rasanya ia pergi bersama tapi hari ini Reygan pergi sendirian meninggalkan dirinya.

Sementara di tempat lain Fira sudah tidak sanggup lagi berdiri, ia menunggu Reygan dirumahnya padahal baru kemaren ia di buat bahagia tapi sekarang ia rasanya di hempaskan ke dasar bumi karena kehilangan Reygan untuk selamanya.

Dari kejauhan terdengar suara ambulance yang sangat menyayat hati , suaranya bagai lagu kematian yang membuat siapa saja yang mendengarkan hanyut didalam melodi kesedihan yang tidak berujung. Sampai di depan rumah raga Reygan di bawa masuk, sedangkan mama sudah di rangkul karena mama sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri.

Mas Al yang sedari tadi menangis sekarang membawa Reygan ke atas rumah di bantu oleh beberapa warga, di pekarangan rumah sudah banyak datang para pelayat dan juga karangan bunga yang berjejer sepanjang jalan.

Runtuh itulah yang dirasakan semua keluarga Reygan, mereka masih tidak percaya bahwa Reygan pergi begitu cepat, kepergian Reygan membawa duka yang sangat menyakitkan bagi orang yang mengenalnya.

Dear ReyganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang