12. Jeno

6.8K 414 10
                                    

Happy Reading!

.

.

Setelah ketegangan mendadak yang melanda hari terakhir orientasi tersebut, akhirnya kini para panitia dan mahasiswa sudah dapat bernafas lega. Suasana kantin sangat ramai dipenuhi mahasiswa yang kelaparan dengan obrolan-obrolan ringan mengiringi mereka.

Tentu saja pertengkaran dua saudara Jung tadi menjadi topik hangat sekarang ini. Sangat terlihat bahwa keluarga Jung memiliki aura yang tidak main-main. Meskipun Mark lebih tua dari Jeno namun aura keduanya benar-benar mengerikan. Hampir tidak ada bedanya. 

Sungchan yang mendengar celotehan dari berbagai sisi pun merotasikan bola matanya malas. Bosan ia tuh mendengar nama Jeno dan Mark yang selalu masuk dalam telinganya dari segala arah. Memilih mengabaikan, Sungchan segera menghabiskan makanannya secepat mungkin agar bisa pergi dari tempat berisik ini.

Saat fokus dengan makanannya, tiba-tiba suasan kantin menjadi hening seketika. Sungchan kira karena ia terlalu fokus hingga ia bisa menghilangkan suara-suara berisik di telinganya, membuat dirinya tersenyum puas.

Belum lama ia tersenyum tiba-tiba saja kedua hyungnya datang dan bergabung dimejanya begitu saja. Menyadari penyebab dari keheningan tiba-tiba itu, membuat Sungchan mendengus kesal.

"Apa ini? Kenapa kalian makan disini?" tanyanya sewot sebagai seorang adik.

"Habisin aja makanannya. Abis ini ada yang mau hyung omongin." ucap Mark sambil meminum jus jeruk didepannya.

Matanya bergulir menatap Jeno di sebelah Sungchan yang masih enggan menatapnya. Jeno hanya fokus memakan rotinya dengan mata yang terus tertuju pada ponsel. 

Mark menghela nafas pelan. "Sorry, gue keterlaluan tadi." ucapnya pada Jeno. Ia sadar jika sikapnya tadi sangatlah tidak sopan. Bahkan sang bubu akan tidak segan memarahi dan menghukumnya jika berani menunjuk wajah orang lain.

Jeno melirik kearah Mark sekilas. "Hm."

Mark memutar bola matanya malas. Sudah hafal dengan tabiat semua adiknya dari yang paling besar sampai paling bontot. "Gue kasih black card punya gue 1."

Jeno tersenyum puas hingga matanya menyipit. Sedangkan Sungchan melotot tidak terima. 

"Oke gue maafin. Tapi inget lain kali lo gituin gue lagi, gue hajar beneran lo hyung." ucap Jeno sambil mengacungkan tangannya yang mengepal.

Mark terkekeh. "Oke-oke sorry." 

"Mark hyung! Uchan juga mau black card.." protes Sungchan menatap Mark memohon.

"Minta daddy aja sana.. Black card hyung tinggal 3 sekarang." jawab Mark santai mengundang tawa mengejek dari Jeno dan dengusan tidak terima dari Sungchan.

Suasana cair diantaranya ketiganya membuat seisi kantin melongo. Tidak mengira jika Mark dan Jeno akan berbaikan sangat cepat. Mereka kira akan melihat baku hantam pulang nanti, namun ini? Tanpa sadar beberapa dari mereka mengeluh protes.

"Yah, gagal nonton duel seru deh." celetuk salah satu gadis yang masih saja menatap ketiga Jung tersebut.

Mark yang mendengar itu pun hanya tertawa kecil dan mengabaikannya. "Jen, jangan lupa jemput Beomgyu nanti."

Jeno mengangguk. "Tenang aja. Lo berdua kalau acara udah kelar nyusul ke sekolah Beomgyu kalau mau."

Mark mengernyit. "Ngapain?" tanyanya hanya dijawab Jeno dengan senyum smirk. Sedangkan Sungchan, jelas ia sudah tahu apa yang akan dilakukan oleh hyung berandalnya ini. Oh tentu saja, ia tidak akan melewatkannya.

Diamond of Jung's (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang