18. Final

7.6K 480 5
                                    

Happy Reading!

.

.

"Loh hyung? Kok sudah pulang lagi? Ada yang tertinggal?" tanya Taeyong sambil matanya melirik ke arah jarum jam yang bahkan baru menunjukkan pukul 10 pagi.

Jaehyun menggeleng dan malah memeluk tubuh mungil istrinya manja. "Hyung malas di kantor sayang.. Bagaimana jika kita merawat Jeno saja berdua hari ini?" 

"Ck, banyak alasan! Aku pun bisa mengurus Jeno sendirian." decak Taeyong sedikit kesal walau sebenarnya dalam hatinya lebih banyak rasa senang sih. Hehe.

"Heii, Jeno tu badannya besar loh sayang.. Kau tidak akan kuat membantunya berjalan jika butuh ke kamar mandi." elak Jaehyun.

Taeyong menatap Jaehyun datar. "Dia terluka di perutnya hyung, bukan lumpuh." kemudian melenggang pergi ke dapur.

Jaehyun terus membuntutinya seperti anak ayam yang mengikuti induknya kemanapun ia pergi. Sukses membuat Taeyong merasa jengah. "Hyung! Lebih baik temani saja Jeno dikamarnya, aku ingin membuat cemilan." ucapnya dengan tatapan sengit.

Sedangkan Jaehyun terkekeh pelan kemudian mengangkat kedua tangannya. "Baik-baik.. Maafkan hyung." ucap Jaehyun mengalah kemudian melenggang pergi. 

Taeyong menggelengkan kepalanya pelan. "Tingkah seperti itu bisa menjadi pimpinan mafia? Yang benar saja.." gumamnya kecil kemudian melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.

.

.

Jaehyun membuka kamar Jeno perlahan dan melihat bocah itu sedang asik bermain game ditangannya. 

"Jeno." panggil Jaehyun dengan suara baritonnya membuat atensi Jeno beralih kearahnya.

"Kenapa dad?" tanyanya kemudian matanya kembali fokus pada game.

Jaehyun mendengus pelan melihat tingkah bocah itu. "Bagaimana lukamu?"

"Sudah baik-baik saja. Lagipula bajingan itu tidak menusuknya terlalu dalam."

Jaehyun mengangguk paham. "Tak masalah jika kau bermain bersama daddy nanti?"

Pertanyaan Jaehyun membuat Jeno menghentikan aktivitasnya. Kini perhatiannya tertuju sepenuhnya pada sang Daddy yang menatapnya serius serta seringai yang menghiasi wajah tampannya.

"Daddy sudah menangkapnya?"

"Tentu saja! Kau akan terkejut jika melihat keadaan mereka nanti." jawab Jaehyun sedikit menyombongkan diri. Membuat Jeno menatap Jaehyun dengan tatapan berbinar. Sedari kecil dirinya memang yang paling tertarik dengan dunia mafia yang katanya dikuasai ayahnya. Namun, saat melihat tingkah laku sang Daddy yang 'katanya' ketua mafia justru berbanding terbalik dengan yang ada dibayangannya, membuat dirinya hanya menganggap hal itu sebagai omongan belaka sang Daddy yang membanggakan dirinya sendiri.

Mengingat hal itu, tatapan Jeno berubah menjadi datar. "Ck, Jeno tidak percaya. Mana mungkin Daddy bisa menangkap nya secepat ini." elak bocah tersebut. 

Jangan salahkan Jeno jika ia sama sekali tidak sadar dengan watak lain Jaehyun. Karena Jaehyun benar-benar menjalankan perannya sebagai daddy dengan baik. Rela bertingkah konyol didepan putra-putranya, merengek saat Taeyong yang justru membela putranya, atau bahkan selalu memberikan pelukannya secara cuma-cuma yang kadang justru ditolak oleh putranya kecuali Beomgyu.

Apalagi Taeyong selalu mengelak saat Jaehyun bercerita tentang dirinya yang juga ketua mafia dan mengatakan, "Tidak usah percaya dengan perkataan Daddy kalian, itu hanya angan-angannya saja." yang seketika membuat Jaehyun bungkam dan merengek pada Taeyong agar mendukungnya satu kali saja untuk menjadi sosok keren bagi putra-putranya.

Diamond of Jung's (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang