Lisa POV
Aku baru selesai mandi dan saat ini sedang mengusap rambutku menggunakan handuk. Aku dan Jennie unnie hari ini hanya duduk di tepi sungai Han setelah beberapa saat suasana hatinya mulai berubah dan mengajak ku untuk kembali. Ku rasa pertanyaanku terlalu sensitif untuknya hingga bisa membuatnya semarah itu.
Saat sampai di parkiran tadi hingga naik ke atas, ia sama sekali tidak mengucapkan sepatah katapun padaku. Aku yang memang masih takut kepada Jennie unnie pun memilih untuk diam saja, mungkin nanti ia akan berubah lagi suasana hatinya padaku.
Aku hendak berbaring di kasur karena rasanya tubuhku cukup lelah, mungkin ini efek sepuluh hari ujian otakku terlalu banyak berpikir hingga rasanya tulang tulang ku pun ikut sakit.
Baru akan memejamkan mataku, aku mendengar pintu kamar ku di ketuk.
"Lisayaaa" aku mendengar Jennie unnie memanggilku dari luar. Aku melirik jam yang tergantung di dinding kamar dan jarumnya menunjuk angka setengah satu malam. Ada apa dia memanggilku?
"Lisaya bukaa" teriaknya lagi yang membuat aku langsung bergegas membuka pintu.
"Ne unnie, kenapa-"
"Lisaya kenapa kau sangat menyebalkan?!" ucapnya memotong kalimatku saat ini, dia tiba-tiba menabrak badanku dan memukul dadaku. Bau apa ini? Alkohol?
"Unnie, ada apa?" tanyaku berusaha menahan badannya yang sekarang ambruk padaku.
"Kau, kau membuat ku jengkel padahal ini adalah hari ulang tahunku" ucapnya lagi meracau dan itu membuatku merasa bersalah. Apa Jennie unnie kembali minum di kamarnya karena pertanyaan ku di sungai Han tadi? Aku melihat bahkan ia belum mengganti bajunya.
Aku ingin membawanya masuk ke kamarku, namun aku tak enak, bagaimana jika besok pagi ia bangun dan akan mengamuk karena tidur di kamarku. Akhirnya akupun mengangkat badannya dan membawanya ke kamar miliknya yang tepat berada di depan kamarku.
"Aahh unnie, maafkan aku" ucapku sambil menurunkan badannya di atas kasur empuk miliknya.
Aku menyelimutinya takut takut ia akan kedinginan nantinya. Kemudian aku menyalakan lampu tidur dan mematikan lampu kamarnya agar nyaman untuknya tidur. Aku berbalik hendak kembali ke kamarku namun tanganku di tahan oleh Jennie unnie.
"Lisaya, tidak bisakah kau diam di sini malam ini?" tanyanya dengan tatapan mata sayu, apakah ini nyata? Aku hanya terdiam mendapati perlakuannya yang seperti itu.
Saat aku sedang kebingungan dengan apa yang terjadi, Jennie unnie menarik tanganku dengan cukup kuat. Aku sebenarnya kuat namun tidak cukup siap saat ditarik olehnya hingga aku harus ikut jatuh ke kasur, tepat di sebelahnya.
Aku membuka mataku lebar lebar saat mendapati tubuhku yang sekarang terlalu dekat dengan Jennie unnie, namun wanita yang sedang mabuk ini malah semakin mendekat padaku dan merangsek masuk ke sela-sela leherku.
Ughhh, tolong siapapun itu, katakan bahwa besok ia tidak akan ingat kejadian malam ini.
"Kenapa kau sangat ingin tahu tentang ku Lisaya?" tanyanya dengan suara parau dan jujur saja pergerakan bibirnya yang berbicara di leherku membuatku merinding.
"I-itu, aku hanya ingin lebih dekat denganmu unnie" jawabku terbata.
"Tidak bisakah kau tetap berada di garis yang sudah ku tentukan Lisa? Kenapa ingin sekali melampaui garis itu?" tanyanya lagi yang entah kenapa membuatku tak enak dan juga merasakan sakit dalam waktu yang bersamaan.
"Aku minta maaf unnie" jawabku dengan suara lesu.
Aku merasakan Jennie unnie beranjak menjauhkan kepalanya dari leherku. Kini ia memposisikan kepalanya sejajar dengan ku, ia memberikan tatapan yang tak dapat ku artikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meaning of Us - JENLISA
ФанфикBagaimana jika kamu bertemu dengan sosok yang hadir dalam mimpi mu? Seperti yang terjadi dalam Drakor 'While You Were Sleeping', namun perbedaannya adalah kamu tidak selalu melihat orang itu dalam mimpimu dan kamu juga tidak memimpikan kejadian buru...