Jennie POV
Kesibukan ku tidak jauh berbeda, aku selalu disibukkan oleh pekerjaan kantor yang sangat rumit ini. Terkadang, saat kerjaanku sedang banyak-banyaknya, selalu saja ada satu bayi besar yang sedang merengek meminta perhatianku, seperti malam ini misalnya.
"Sayang, kau dari tadi sudah membolak balik kertas, apa kau tidak melihat jam?" ucapnya yang menurutku menggemaskan namun sekaligus mengganggu konsentrasiku juga.
"Lili, ini baru jam delapan malam, dan aku baru mengerjakannya sejam yang lalu. Apa kau sedang melebih-lebihkan sesuatu?" tanyaku dengan senyuman manis padanya, gadisku.
Dia terlihat protes dengan dumelan-dumelan sambil bergerak gelisah di atas sofa. Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya yang seperti kucing tidak diajak bermain. Aku kembali fokus menatap berkas-berkas ku.
Aku menguap karna mengantuk, tak terasa ternyata sekarang sudah jam sepuluh malam. Aku melihat ke arah sofa ternyata gadis itu sudah tidur. Bukan tanpa alasan aku memaksakan selesai mengerjakan pekerjaan ini sekarang, karena besok adalah weekend dan aku ingin weekend ku full bersama Lisa, tanpa diganggu oleh pekerjaan.
Akupun melangkahkan kaki mendekati Lisa, dia terlihat nyaman dengan tidurnya sambil melingkarkan tangan di dada. Salah satu hal yang ku sukai dari Lisa yang tidur adalah, bagaimana napasnya yang sangat teratur itu. Kedamaian dari wajah tidurnya itu membuatku semakin jatuh hati, meski aku tau tidak akan ada kemudahan untuk kami, tapi sampai saat itu tiba biarkanlah aku menikmati kesenangan ini dengannya, hanya berdua.
"Sayang, ayo bangun, kita harus pindah ke kamar" ucapku lembut di depan wajahnya, tanganku membelai dengan lembut pucuk kepalanya.
"Kau sudah menyelesaikan pekerjaanmu?" tanyanya yang sudah membuka mata dengan suara serak, Lisa memang sangat mudah dibangunkan, tidurnya sangat tipis.
"Sudah, ayo, kau akan sakit badan jika tidur di sini" ucapku membuatnya duduk.
"Lebih tepatnya jika tidur di sini aku tidak bisa memelukmu" ucapnya yang ku jawab dengan senyuman, kami berdua kembali ke kamar ku.
Sejak aku dan Lisa resmi terikat dalam satu hubungan, Lisa tidak pernah tidur di kamarnya lagi, dia selalu menghabiskan malamnya di kamar ku. Kamarnya hanya berguna untuk menyimpan barang saja, dan aku senang dengan kehadiran Lisa di kamarku. Aku bisa tidur dengan nyenyak dan nyaman karena pelukannya, aku bahkan tidak membutuhkan obatku sama sekali.
"Kemarilah" ucapnya saat kami sudah merebahkan tubuh di kasur. Ia merentangkan tangannya dengan suka rela untuk membawa ku masuk ke dalam pelukan hangatnya.
Aku beranjak menempelkan tubuhku ke badannya. Lisa memang selalu senyaman ini, aku suka bau tubuhnya, aku suka cara tangannya menenangkan ku, tidur tanpa mimpi? Hanya bisa terjadi jika dia memeluk ku seperti ini.
***
Aku dan Lisa sedang makan di salah satu restoran favorit ku. Seharian ini aku beraktivitas di luar bersama Lisa hingga malampun tiba. Semua berjalan sesuai yang aku rencanakan, quality time bersama gadisku tanpa ada satupun pekerjaan yang menggangguku. Lihatlah betapa gentlenya gadis ini, dia memotongkan daging untukku kemudian memberikannya padaku dan mengambil piringku yang dagingnya masih utuh. Dia selalu melakukan hal-hal kecil seperti ini untukku.
"Lisa-ya" aku memanggilnya dan ia menoleh padaku sambil mengunyah daging yang ada di mulutnya.
"Bukankah dua hari lagi adalah satu tahun kepergian ayahmu?" tanyaku dengan nada yang cukup hati-hati.
"Ah, kau mengingatnya?" tanyanya balik yang terlihat tidak masalah dengan pertanyaanku.
"Tentu aku mengingatnya, aku akan mengingat hal sekecil apapun tentangmu" jawabku yang membuatnya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meaning of Us - JENLISA
FanfictionBagaimana jika kamu bertemu dengan sosok yang hadir dalam mimpi mu? Seperti yang terjadi dalam Drakor 'While You Were Sleeping', namun perbedaannya adalah kamu tidak selalu melihat orang itu dalam mimpimu dan kamu juga tidak memimpikan kejadian buru...