11. Started

4.3K 453 31
                                    

Author POV

Jennie dan Lisa sedang dalam penerbangan untuk kembali ke Seoul saat ini. Lisa kembali melihat keluar jendela dan ia selalu memasang wajah kagum untuk sesuatu yang dilihatnya. Lisa benar-benar Lisa yang terlihat seperti gadis kurungan yang baru saja dilepas melihat alam semesta. Jennie yang awalnya sibuk dengan macbooknya kini teralihkan perhatiannya pada gadis bernama Lalisa ini. Jennie tersenyum simpul melihatnya.

"Dulu apa saja yang kau lakukan di Thailand?" Tanya Jennie kepada Lisa, membuat suatu kedekatan yang lebih baik tidak ada salahnya bukan? Jika dipikir-pikir Jennie juga jarang ada kesempatan untuk mengobrol dengan Lisa.

"Tidak ada, aku hanya bersekolah, nongkrong bersama temanku, hingga merawat ayah yang sakit" jawabnya yang diawali dengan semangat dan diakhiri dengan senyum pilu.

"Ku dengar-dengar paman Marco adalah chef yang cukup handal, apa kau juga bisa memasak?" Tanya Jennie penasaran lagi, yaa meski mereka cuma punya restoran kecil di sudut kota, tapi rasa dari masakan paman Marco diakui oleh pengunjungnya. Bahkan Ayah Jennie juga mengatakan hal yang paling ia rindukan dari paman Marco adalah masakan enaknya.

"Kau benar-benar harus merasakannya unnie! Seharusnya, tapi sayang sekali tidak bisa" jawab Lisa sendu, dia terlihat bersemangat sekali membanggakan kemampuan ayahnya.

"Aku besar dari kecil dengan semua yang dimasak oleh Daddy, rasanya sangat berat setiap kali aku harus makan sesuatu yang bukan buatannya. Seperti, sesuatu harus berubah secara mendadak dan dengan totalitas yang harus ku paksa untuk di terima" ucapnya tersenyum lagi.

"Ada seseorang yang datang kepada Daddy, mengajaknya untuk pindah ke kota dan memulai bisnis kuliner yang lebih menjanjikan. Tapi dia menolaknya, ia tidak ingin meninggalkan rumah, tidak ingin meninggalkan kedai sederhananya, karena itu adalah tempat dia dan ibuku membangun mimpi mereka bersama. Ditambah ia juga seorang karyawan di perusahaan kecil, jadi kedai itu hanya buka dari sore hari hingga tengah malam. Tapi sekarang aku malah meninggalkan itu semua" sambungnya lagi, terdengar jelas kepiluan dari suaranya.

"Eumm, bagaimana dengan sekolahmu? Apa itu sangat baik? Ku dengar sekolahmu lumayan bagus di sana" Jennie bertanya hal yang lain agar topik pembicaraannya tidak semenyakitkan tadi.

"Yaahh, itu termasuk sekolah yang bagus, beberapa anak pejabat bahkan bersekolah di sana, anak pebisnis juga-"

"Contohnya mantan kekasihmu" potong Jennie saat Lisa berbicara.

"Ekhm, yah, dia salah satunya" ucap Lisa sambil sebelumnya memandang bingung kepada Jennie.

"Aku bisa bersekolah disana karena beasiswa penuh unnie, semuanya ditanggung oleh sekolah, biaya sekolah sampai pada seragam. Daddy hanya memikirkan bagaimana caranya aku memiliki buku yang sama seperti mereka, itu saja" Lisa menjelaskan lagi yang membuat Jennie mengangguk paham.

"Kau ini, maaf, kau bukan korban pembullyan kan?" Tanya Jennie hati-hati, karna seingatnya bahkan di sekolah bergengsi seperti sekolah milik keluarganya, siswa beasiswa akan di bully habis-habisan oleh anak orang kaya.

"Tidak, tidak pernah sama sekali. Disana lebih cenderung siswa pria membully siswa pria lainnya. Kadang aku ingin membantu, tapi takut nanti aku menjadi bulan-bulanan mereka. Lagipula teman-temanku di sana juga cukup berpengaruh, anak cerdas di sekolah berteman dengan anak berpengaruh, indahnya simbiosis mutualisme" ucap Lisa dengan senyuman aneh saat ia mengingat teman-temannya.

"Well, sepertinya kehidupan mu dimasa lalu tidak seburuk yang ku pikirkan" ucap Jennie menanggapi semua cerita Lisa.

"Tidak, hidup itu tergantung bagaimana cara kita mensyukurinya unnie. Dengan Daddy, aku sangat mensyukuri setiap momen yang kami buat bersama, meski aku hanya berdua dengannya tapi dia adalah sosok penyayang yang tidak akan pernah ku ganti dengan sepuluh orang lainnya meski mereka menjabat sebagai Presiden sekalipun" Lisa berucap dengan binar mata yang bangga lagi, Jennie hanya tersenyum kecut melihat kebahagiaan Lisa memiliki sosok ayahnya.

Meaning of Us - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang