Author POV
Seorang gadis bernama Lalisa Manoban yang baru saja akan memulai hidup barunya di Seoul ini sudah duduk manis di meja makan pagi-pagi sekali mengikuti aturan yang dibuat oleh Jennie. Jennie yang sedang menuruni anak tanggapun tersenyum simpul melihat Lisa yang duduk di sana. Yang ada dipikiran Jennie adalah mengatur Lisa sepertinya tidak sulit dan Jennie tidak akan mengeluarkan banyak energi karena anak itu terlihat penurut sekali.
"Ayo makan" ucap Jennie sambil menarik kursi dan duduk di hadapan Lisa. Lisa hanya bisa mengangguk sambil mengambil roti sandwich yang sudah dibuat oleh pekerja di rumah Jennie.
Mereka makan dalam suasana yang sangat hening, Jennie yang memang selalu mengawali paginya dengan kesibukan itu tengah berkutat dengan macbook yang ada di tangannya. Sekedar membaca beberapa berkas pekerjaannya. Sedangkan Lisa saat ini ia sedang kebingungan.
"Oh ya Lisa, ini handphone untukmu" ucap Jennie yang tiba-tiba teringat sesuatu, ia memberikan handphone keluaran terbaru untuk Lisa yang harganya yah cukup mahal juga.
"A-aku masih punya handphone unnie" jawab Lisa yang masih tidak terbiasa.
"Pakai ini saja, ini sudah menggunakan kartu disini. Di sana sudah ada nomor ku, nomor beberapa pekerja disini yang bisa kau hubungi jika perlu, dan juga nomor kedua orang tuaku. Nanti jika ada teman yang ingin kau tambahkan kontaknya, silahkan saja" jelas Jennie yang lagi-lagi tidak bisa ditolak oleh Lisa, Lisa cukup jadi anak yang penurut selama beberapa hari ini.
***
Lisa dan Jennie tadi berangkat secara terpisah, Jennie yang naik ke dalam mobil berwarna putihnya diantarkan oleh supir kepercyaannya, dan Lisa yang sengaja diberi mobil berwarna hitam oleh Jennie untuk pergi ke sekolahnya. Hari pertama Lisa sekolah, ia disupiri oleh orang yang juga sudah cukup lama bekerja bersama keluarga Jennie.
Lisa hanya melamun di dalam mobil saat ia menuju ke sekolahnya, banyak hal yang berubah dari hidupnya. Ia kehilangan sosok ayah yang sangat ia cinta dan sayangi, dan itu benar-benar meremukkan hatinya. Lisa adalah anak yang sangat dekat dengan ayahnya, semua prestasi yang ia ukir adalah untuk membanggakan ayahnya. Hingga kini, Lisa merasa ia masih belum sepenuhnya ikhlas atas kepergian sang ayah tersebut.
Lisa tiba-tiba teringat dengan kekasihnya yang ia tinggalkan di Thailand. Tanpa pikir panjang lagi Lisa langsung login akun twitternya dan sengaja mengirimkan pesan kepada Somi, meminta nomor ponselnya. Tidak berapa lama setelah Lisa mengirimkan pesan, Somi langsung membalas dan Lisa dengan segera menyalin nomor tersebut untuk disimpannya, dan tentu ia juga langsung menelponnya.
"Lisaaaaaaa" sapa Somi yang sangat semangat di seberang sana.
"Hai sayang, maafkan aku baru mengabarimu, aku mengurus banyak hal disini kemarin. Dan hari ini aku sudah harus masuk ke sekolah baru" ucap Lisa menjelaskan semuanya secara singkat.
"Iya tidak masalah, aku mengerti dengan hal itu, tapi Lisa, rasanya aku tidak sanggup untuk jauh darimu huhu" Somi mulai merengek seperti biasanya kepada Lisa, mendengar rengekan yang Lisa sangat hapal seperti apa wajah kekasihnya itupun Lisa langsung tersenyum.
"Maafkan aku yah, aku akan mencari kesempatan untuk ke Thailand sesekali" ucap Lisa memberikan setitik harapan kepada kekasihnya itu.
"Yeaayy, ku dengar keluargamu yang disana sangat kaya Lisa, ah, dengan siapa kau tinggal?" Tanya Somi yang tiba-tiba ingat sesuatu.
"Dengan kakak sepupu ku, namanya Jennie" Lisa memberikan jawaban, beberapa saat Lisa tidak mendengarkan suara Somi lagi.
"Sayang?" Panggil Lisa yang mencoba untuk mengecek apakah Somi masih disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meaning of Us - JENLISA
FanfictionBagaimana jika kamu bertemu dengan sosok yang hadir dalam mimpi mu? Seperti yang terjadi dalam Drakor 'While You Were Sleeping', namun perbedaannya adalah kamu tidak selalu melihat orang itu dalam mimpimu dan kamu juga tidak memimpikan kejadian buru...