Jangan Lupa Vote dan Komen
Happy reading☺️Author POV
Cuaca sangat cerah pagi ini, matahari mulai merangkak di Timur menampakkan diri setelah bersembunyi. Tidak ada hal yang istimewa pagi ini selain dari Jennie yang terbangun di atas kasur super nyamannya karena berkualitas tinggi dengan seorang gadis muda yang masih menutup mata menghadap ke arahnya. Dilihat-lihat gadis ini memang sangat menawan, siapa yang tidak akan terpikat dengan rupanya yang begitu indah. Lalisa Manoban Bruschweiler, adik sepupu Jennie yang baru hadir di kehidupan Jennie. Jennie tidak pernah membayangkan ia memiliki keluarga lain. Setaunya selama ini Ayahnya adalah anak tunggal keluarga Bruschweiler, tetapi tidak. Kenyataan yang harus diterima Jennie bahwa dia bukan cucu satu-satunya dari keluarga Bruschweiler mampu meringankan beban di pundak Jennie.
Agak berbeda memang dengan pewaris kekayaan keluarga pada umumnya. Jennie tidak pernah menaruh obsesi yang besar terhadap kekayaan, namun mau bagaimana lagi jika ia memang harus terlahir di keluarga pebisnis. Sesekali Jennie pernah bermimpi untuk dilahirkan di keluarga petani saja, tinggal di sebuah desa dengan ketenangan yang hingga sekarang tidak pernah bisa Jennie beli. Sepertinya menjadi anak seorang petani tidak akan dituntut apapun, membayangkan setiap pagi ia akan bangun dan sarapan dengan hasil kebun sendiri kemudian bersiap untuk melihat kebunnya, merawat kebunnya, dan menikmati hasil dari kebunnya, adalah suatu mimpi kanak-kanak yang sudah tidak pernah dipikirkan lagi oleh Jennie.
Jennie hidup dengan keluarga yang kaya raya, dimana dia tidak memiliki hak untuk memiliki mimpi lain selain dari menjadi seorang pebisnis, dia adalah satu-satunya penerus dari perusahaan-perusahaan besar milik keluarganya, kala itu. Jennie melakukan semua hal, siapa bilang dia hanya dituntut untuk menjadi pebisnis saja? Karena dia akan menjadi wajah baru pemimpin dari perusahaan yang dimiliki keluarganya, dia dituntut oleh sang kakek untuk bisa dalam banyak hal. Kesenian, bela diri, bahasa, akademik di sekolah, apa yang tidak dilakukan oleh Jennie atas permintaan kakeknya?
Di hari pemakaman kakeknya, Jennie tidak meneteskan air mata satu butirpun, entahlah, dia tidak merasakan kesedihan dan tidak pula merasakan kebahagiaan. Dia kehilangan, namun hanya sedikit. Kehilangan rasanya terlalu mewah untuk ia berikan pada kakeknya yang selama ia hidup tidak memberikan kasih sayang selayaknya pada Jennie, kakeknya hanya memberikan beban dan target-target yang merenggut masa kanak-kanak dan remaja Jennie. Hingga hal itu membuat dan membentuk diri Jennie yang sekarang, perempuan serba bisa berhati dingin.
Jennie menatap wajah Lisa dengan seksama.
"Kau gadis yang manis, apakah kau akan merasakan penderitaan seperti yang aku rasakan Lisaya? Ku harap tidak, karena kakek sudah tidak ada lagi. Pria tua itu memang tidak punya hati Lisaya, dia bahkan tidak perlu repot-repot mempertimbangkan dua kali untuk mengusir ayahmu hanya karena ayahmu jatuh hati dengan wanita biasa" ucap Jennie di dalam hati.
Tapi bagaimana lagi, kenyataan bahwa sekarang Lisa terdaftar sebagai keluarga Bruschweiler dan penerus selanjutnya tidak bisa dielakkan. Dengan ada dan tidak adanya kakek mereka, Jennie yakin, Lisa akan dituntut juga untuk melakukan beberapa hal oleh ayahnya sendiri. Andai Jennie kenal Lisa lebih dulu dariapada Ayahnya maka Jennie akan menyarankan Lisa untuk tidak ikut dengan Ayahnya.
Jennie sangat menyayangkan karena Lisa tidak bisa memanfaatkan fasilitas yang diberikan olehnya pada gadis malang itu. Harusnya Lisa bisa bersenang-senang dan memanfaatkan waktunya yang ada dengan uang yang diberikan oleh Jennie. Jennie memang selalu berada di rumah diatas pukul enam, namun Jennie selalu memantau kepulangan Lisa ke rumah dengan cctv rumah yang tersambung ke macbook miliknya. Apa yang gadis ini lakukan? Pukul dua siang dia sudah kembali ke rumah. Tidakkah seharusnya remaja seusia dirinya akan nongkrong atau main dulu di rumah temannya? Awalnya Jennie mengkhawatirkan bahwa Lisa tidak memiliki teman, namun Jennie mendapat laporan dari informannya bahwa Lisa berteman baik dengan Park Chae Young atau biasa dipanggil Rose karena dia lama tinggal di Australia. Aku cukup tau latar belakang keluar Rose, karena ayahnya adalah pemilik sebuah rumah sakit besar di Seoul dan tentu saja dia juga partnet bisnis dari perusahaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meaning of Us - JENLISA
FanficBagaimana jika kamu bertemu dengan sosok yang hadir dalam mimpi mu? Seperti yang terjadi dalam Drakor 'While You Were Sleeping', namun perbedaannya adalah kamu tidak selalu melihat orang itu dalam mimpimu dan kamu juga tidak memimpikan kejadian buru...