Author POV
Lisa terlihat mengendarai mobil berwarna hitam yang diberikan oleh Jennie kepadanya. Sudah dua minggu lamanya Lisa kembali tinggal bersama Jennie. Sejauh ini tidak banyak perubahan antara hubungan Lisa dan juga Jennie, keduanya masih sama-sama diam di tempat. Yang berubah adalah Jennie jadi tidak sering lembur di kantor lagi, biasanya sebelum jam tujuh malam Jennie sudah berada di rumah. Hal itu membuat Lisa juga harus demikian, Jennie membuat aturan saat makan malam keduanya harus sudah duduk di meja makan.
Tidak jarang juga Jennie melanggar sebenarnya, selaku pemimpin dari sebuah perusahaan besar terkadang Jennie harus melewatkan waktu makan malamnya bersama Lisa. Sedangkan Lisa? Jangan tanya soal dia, meskipun dia sibuk mencari tahu tentang Jennie, tapi dia tidak pernah melanggar aturan itu barang sekali pun. Ia tidak ingin amarah Jennie meledak seperti yang sudah-sudah.
Lisa juga patuh saat Jennie melarang Lisa untuk membawa motornya ke sekolah. Padahal Lisa lebih nyaman membawa motor ketimbang mobil, dia memang lebih suka motor dari dulu. Tapi mau bagaimana lagi, bukan Lalisa namanya jika ia tidak patuh terhadap segala aturan Jennie.
Lisa keluar setelah memarkirkan mobil miliknya di basement. Ia berjalan sambil membuka jaketnya dan menggantung jaket tersebut di lengan kirinya. Ia masuk ke dalam lift dan memencet angka 16, lift tersebut naik membawanya ke lantai yang ia inginkan.
Ini adalah kali kedua Lisa ke sini, saat ia keluar dari lift terlihat semua orang yang berpapasan dengannya membungkuk padanya. Lisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu karena kebingungan.
Lisa akhirnya sampai di depan pintu ruangan yang ia tuju, ia mengetuknya lalu membukanya, dan terlihat lah Lee Tae Ri sang sekretaris Jennie Kim duduk di kursi kerjanya.
"Hai nona Lisa, anda sudah sampai. Tunggu di sini sebentar ya, miss.Kim sedang ada tamu" ucap Tae Ri menyambut Lisa.
"Nee Mr.Lee" jawab Lisa dengan sopan dan duduk di sofa yang tersedia di samping kanan Tae Ri.
Saat pertama kali masuk ke ruangan ini maka akan menginjakkan kaki dulu di ruangan Lee Tae Ri sang sekretaris. Tidak luas, mungkin sekitar 3x4 meter lebar ruangannya. Antara ruangan Jennie Kim dengan sekretarisnya dibatasi oleh dinding yang setengah ke atasnya adalah kaca. Jadi jika tirai tidak diturunkan, Jennie dapat melihat keadaan di ruangan Tae Ri dan Tae Ri pun dapat melihat keadaan yang ada di dalam ruangan Jennie.
Lisa hanya duduk di sofa sambil mengeluarkan ponselnya. Ia sibuk untuk menggulir instagram pribadi miliknya meski isinya tidak banyak yang menarik. Ia tersenyum melihat story Rose yang menunjukkan bahwa ia memiliki seekor anjing baru bernama Hank.
"Lucu sekali, anjing itu sangat mirip dengan pemiliknya" gumam Lisa sambil melihat foto-foto hank yang diupload oleh Rose.
Sedangkan di dalam ruangan yang terpisah, Jennie sedang berbincang dengan koleganya. Sudut matanya menangkap Lisa yang duduk di ruangan Tae Ri, ia kembali fokus pada tamunya setelah mendapati Lisa yang sibuk bermain ponsel.
"Mungkin begitu saja ya paman, nanti aku akan menghubungi mu lagi jika ada sesuatu yang perlu ku ubah" ucap Jennie kepada tamunya yang saat ini memakai kemeja putih.
"Baiklah Jennie, bagaimana kesehatanmu? Apa semuanya baik-baik saja?" tanya tamunya berbasa-basi sebelum pertemuan ini berakhir.
"Yaa, cukup baik seperti yang terlihat paman" jawab Jennie dengan senyuman.
"Ah mian, tapi aku mendengar kau mendatangi Taeyeon. Apa ada sesuatu yang terjadi seperti masa lalu?" tanya pria tersebut yang membuat Jennie kembali tersenyum.
"Nee tapi semuanya membaik paman" jawab Jennie tidak ragu karena orang yang di depannya ini bukan lagi orang asing baginya.
"Syukurlah kalau begitu, sepertinya obat Taeyeon bekerja lebih baik padamu kali ini" Jennie hanya tersenyum mendengarkan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meaning of Us - JENLISA
FanfictionBagaimana jika kamu bertemu dengan sosok yang hadir dalam mimpi mu? Seperti yang terjadi dalam Drakor 'While You Were Sleeping', namun perbedaannya adalah kamu tidak selalu melihat orang itu dalam mimpimu dan kamu juga tidak memimpikan kejadian buru...