Jennie POV
Aku sudah bangun dari tadi, selimut hangat yang membalut tubuh ku dan Lisa sepertinya ampuh membuat gadis ini tidur dengan lelap. Aku sudah memperhatikannya sejak satu jam yang lalu, namun tidak ada tanda-tanda ia akan membuka matanya. Lisa saat ini tidur dengan posisi miring ke samping kanan, tangan kanannya ia lipat di bawah kepalanya sebagai tumpuan. Sedangkan tangan kirinya? Jangan tanyakan, tangan itu dengan lembut melingkar di pinggang ku saat ini.
Tidak ada yang terjadi semalam, selain dari ciuman hangat yang aku mulai untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan aneh di kepalaku. Ternyata rasa berdebar itu semakin kuat ketika aku melakukannya, bahkan pagi ini melihat wajahnya masih membuat ku berdebar. Sepertinya aku tidak perlu heran atau bingung lagi, aku memang menyukai gadis ini, entah sejak kapan.
Apa paman Marco akan marah jika mengetahui aku menyukai putrinya? Ah sepertinya tidak, sepanjang yang aku tahu ayah Lisa adalah sosok yang hangat. Ia tidak mungkin marah disaat ada wanita seperti aku yang menyukai putri kecilnya. Maksudku, apa kurang ku?
Berbanding terbalik dengan ayah dan ibuku, akankah mereka mengerti? Tidak karena Lisa adalah adik sepupu ku ataupun aku kakaknya Lisa, aku yakin fakta itu tidak mengganggu sama sekali. Aku pernah melihat ibuku terharu senang melihat Ji Yong oppa dan Chae Rin unnie menikah. Meskipun ayah keduanya adalah kakak beradik kandung, keluarga besar ibuku sangat mendukung pernikahan itu.
Namun masalahnya, aku dan Lisa adalah perempuan. Bagaimana caranya keluarga ku akan mendukung jika keduanya, sejenis? Ayah ku tentu saja mengharapkan aku bisa menikah dengan laki-laki, dan tentu itu berlaku juga untuk Lisa. Dia akan mengharapkan kami melahirkan keturunan yang siap untuk melanjutkan bisnis keluarga ini. Lihat saja, setiap ulang tahun ku dia selalu mengirimkan profile laki-laki yang entah itu siapa untuk dijodohkan dengan ku.
Tapi sudahlah, ku harap aku dan Lisa ini hanya sesaat. Aku berharap nantinya kami berdua akan sama-sama lupa dengan perasaan aneh ini, dan memiliki pendamping pria masing-masing. Namun sampai saat itu tiba, tentu saja Lisa adalah milikku. Aku tidak akan membiarkan gadis tidak tahu diri bernama Somi itu kembali ke dalam pelukan Lisa. Atau bahkan wanita pendendam bernama Jisoo untuk bisa memiliki Lisa. Karena Lisa, hanya milikku sampai waktu yang tidak bisa ditentukan.
"Hi, good morning" suara seraknya menyentuh gendang telinga ku, eumhh suaranya membuat rambut di kudukku merinding.
"Tidurmu enak?" tanyaku dengan senyuman sambil menggerakkan tangan ku untuk merapihkan rambutnya yang jatuh menutupi matanya.
"Eum, bagaimana dengan unnie? Sudah bangun dari tadi?" tanyanya menatap ku.
"Tidak terlalu, cuaca di luar sepertinya sangat cerah. Kita harus keluar hari ini" ucap ku sambil menatap ke luar jendela.
Lisa membalik badannya untuk melihat cuaca di luar yang baru saja aku bicarakan.
"Apakah cuaca itu lebih menarik daripada wajahku sehingga kau memilih untuk memalingkan wajahmu ke sana?" tanya ku dengan sinis yang membuatnya kembali menatap ku, dia terkekeh ringan.
"Anni, aku hanya ingin memastikannya" jawabnya dengan senyuman. Aiss gadis ini, dia begitu menawan.
"Unnie" Lisa memanggil ku saat kami berdua hanya diam saja. Dia mengambil tangan kanan ku dan memainkan jari-jari ku.
"Kenapa?" tanyaku yang penasaran.
"Apa tidak apa?" tanyanya yang membuatku mengerutkan kening.
"Maksudmu?" aku tidak mengerti dengan pertanyaannya.
"Bagaimana jika paman dan bibi mengetahuinya? Apakah, kita tidak akan dalam masalah?" tanyanya yang membuat ku lebih paham sekarang.
"Kita tidak akan memberitahunya, kenapa harus khawatir" jawab ku enteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meaning of Us - JENLISA
FanficBagaimana jika kamu bertemu dengan sosok yang hadir dalam mimpi mu? Seperti yang terjadi dalam Drakor 'While You Were Sleeping', namun perbedaannya adalah kamu tidak selalu melihat orang itu dalam mimpimu dan kamu juga tidak memimpikan kejadian buru...