MDIMH|| Sah ga nih?

427 11 0
                                    

"saya terima nikah dan kawinnya Wiona putri Senjaya binti Senjaya Syahputra Dengan mas kawin teresebut di bayar tunai!"

Dengan satu tarikan nafas, pak rafthan mampu menjawab kata sakral dengan lantang.

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAHH."

"SAH BANGET DONG PAKK," teriak Santi girang.

Kekasih Santi yang berada di samping Santi hanya bisa mgelus dadanya sabar.

"Mamamamaa," celoteh Baby arthan girang.

Cup

Pak rafthan mengecup pelan pipi anaknya saat mereka sudah berada di atas pelaminan.

Para teman-teman wiona berjalan ke atas pelaminan.

"Selamat Wiona," ucap gino dengan gaya kemayunya.

"Selamat," ucap putra-- teman sekelas Wiona.

"Makasih," balas Wiona Dengan senyum yang merekah di bibirnya.

"Saya harap bapak bisa menjaga Wiona seperti saya sebelumnya," bisik putra tepat di teling pak rafthan.

Rafthan mengeryit kan dahinya. Ah, dia melupakan sesuatu. Wiona adalah cewek femous di karangan kampusnya. Otomatis banyak anak dari fakultas kedokteran atau fakultas lainnya yang menyukai Wiona.

"Wio," panggil Ervin saat sudah di depan Wiona.

"Siapa yang ngundang kamu?" Tanya wiona tak suka terhadap Ervin.

"Kamu nanya? Gak penting aku jawab itu Wiona. Yang penting kamu harus tanggung jawab. Hati aku sakit Wiona, sakit," lirih Ervin.

"Om, kalau nangis jangan disini. Yang lain pada bahagia masa om nangis," ucap anak kecil yang seperti anak TK.

"Diem!"

"Apasih om? Gajelas banget. Tadi nangis. Masa sekarang ngamuk!"

"Diem bocil."

"Er!"

"Kenapa wio? Kamu mau tanggung jawab?" Tanya Ervan membuat Wiona ingin segera menendangnya.

Kenapa dia dulu mau-mau aja berpacaran dengan Ervan ini.

"Tanggung jawab?" Tanya pak rafthan mengulangi kata Ervan.

"Iya tanggung jawab," jawab Ervan menangguk.

"Caranya?"

"Kasih saya uang 200rb," ucap Ervan membuat Wiona melotot.

Hei? Dia saja belum di kasih duit oleh suaminya. Yakali orang baru langsung di kasih duit.

"500, saya kasih besok," putus rafthan membuat Ervan kegirangan.

Wiona melebarkan matanya mendengar keputusan rafthan. Dengan tangan yang sudah gatal, ia mencubit pinggang suaminya.

Cielah suami.

"Awas," ringis rafthan menatap tajam Wiona.

"Saya turun dulu ya pak," ucap Ervan santai.

•••••

"Mas! Turun sarapan!" Teriakan merdu menggema di seluruh ruangan apartemen milik rafthan.

Ya, mereka memutuskan tinggal berdua di apartemen. Karena malas jika harus tinggal bersama orang tua, pastinya akan ribet.

Rafthan tak menjawab teriakan Wiona. Dengan santai dan penuh wibawa rafthan menuruni tangga dengan menggendong arthan.

"Siniin, arthannya. Kamu sarapan dulu sana," usir Wiona sambil mengambil alih arthan dari gendongan papinya.

"Kamu?" Tanya rafthan.

My Dosen Is My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang