MDIMH || Sad or Happy?

144 10 2
                                    

Happy reading

💐💐

"Pinter banget. Istri hamil 8 bulan, tapi main di belakang," sindir pedas Wiona menatap tajam suaminya.

Rafthan tak menjawab. Ia masih fokus menyetir sesekali meringis kecil saat sindiran Wiona sangat amat pedas.

"Mas! Jangan-jangan mas dulu cerai sama mama Rafthan bukan gara-gara Karana beda agama? Tapi karena selingkuh?" Tuding Wiona.

Rafthan mengehela nafas lelah. Lalu ia meminggirkan mobilnya karena tak fokus sebab mendengarkan Wiona yang sangat berisik.

"Saya minta maaf," ujarnya penuh sesal.

Wiona menatap Rafthan intens. "Semua bisa di maafkan. Kecuali selingkuhan!"

"Saya tidak seling--"

"Halah bacot! Nggak selingkuh tapi gandengan tangan? Cium ciuman? Belanjain cewek lain?"

"KAMU MIKIR DONG! KAMU UDAH DEWASA. PANTES NGGAK NGELAKUIN HAL KAYAK GINI?" Teriak Wiona marah.

Nafas Wiona memburu. Ia memalingkan wajahnya ke arah jalanan dengan air mata yang merembes keluar membasahi pipinya.

"Wiona," panggil Rafthan lembut.

Mendengar isakan Wiona membuat Rafthan merasa bersalah. Sangat.

"Aku tahu kalau pernikahan kita cuma sebatas perjodohan. Tapi kenapa kamu nitip janin ke rahim aku? seakan-akan kamu udah cinta sama aku? KENAPA?!"

Rafthan menggeleng pelan. Ia meraih tangan Wiona untuk di usap namun terburu di tepis oleh sang empu.

Wiona menetralkan nafasnya. Lalu berbalik dan memeluk tubuh Rafthan erat.

Rafthan terkejut namun tak ayal ia membalas pelukan Wiona.

Setelah pelukan cukup lama. Wiona melepaskan pelukannya perlahan.

"Setelah anak ini lahir. Kita bisa cerai," ujar Wiona sambil menunduk tak ingin melihat wajah suaminya.

Rafthan menatap tajam Wiona. "Jangan egois! Dia juga butuh sosok ayah!"

"Aku nggak peduli."

"Wiona Senjaya Putri!" Sentak Rafthan.

"Kamu putusin dia! Atau kita cerai?!"

Rafthan mengacak-acak rambutnya frustasi. "Oke saya putuskan dia."

"Sini aku aja." Wiona merebut ponsel Rafthan yang ingin memutuskan kepada Wanita itu.

Saskia

Putus|

|Sayang? Kamu kenapa?
|Aku gamau.

Tapi saya mau|

|Sayang jangan gini. Aku kekantor kamu ya?

HEH SELINGKUHAN BIADAB! GUE ISTRINYA. LO KALAU GAMAU PUTUS KESANNYA KAYAK LOUNTHE TAU GAK?|

|Hah?

You blocked this contact

Wiona tersenyum puas menatap ponsel Rafthan.

"Uang kamu gimana?" Tanya Wiona.

"Kita ke kantor. Pasti dia datang kesana buat bertemu aku."

Wiona menggeleng tak mau. Lalu ia meremas perutnya yang terasa amat sakit.

"Wiona? Kamu kenapa?"

"Sakit," ringisnya.

Rafthan yang panik pun segera menjalankan mobilnya menuju rumah sakit.

💐💐

Selesai mengadzani putrinya, ia Kembali meletakkan putrinya kedalam inkubator.

Putrinya lahir secara prematur. Sedangkan Wiona, ia baru saja tertidur setelah mengeluarkan bayinya.

Sedangkan keluarga Rafthan dan Wiona sedang menunggu di luar.

"Wiona baik baik aja 'kan?" Tanya Weane khawatir dengan putrinya.

"Rafthan saya ingin berbicara dengan kamu," ujar Senjaya mengajak Rafthan untuk berbicara empat mata.

Plak

Tamparan keras mendarat mulus di pipi kanan Rafthan.

"Dimana janji kamu?" Bentak Senjaya menatap tajam menantunya.

"Maaf, dad. Saya khilaf."

"Khilaf? Sebaiknya kamu introspeksi diri kamu dahulu. Jangan temui Wiona salam satu Minggu!"

Setelah mengatakan itu Senjaya pergi meninggalkan Rafthan yang menatap kosong punggungnya.

"DAD!" Teriak Rafthan.

Senjaya berbalik. "Saya ingin bertemu putri saya!" Sambung Rafthan.

"1 jam," balas Senjaya lalu Kembali melangkah.

Rafthan segera berlari tanpa takut di cap tidak sopan karena meninggalkan mertuanya.

Ceklek

Pintu di buka oleh rafthan. Terlihat Wiona yang tengah menyusui putrinya.

Wiona menatap Rafthan seraya tersenyum. "Namanya siapa?" Tanya Wiona.

"Flessha Putri," jawab Rafthan.

"Gitu doang?" Bingung Weane.

Rafthan tersenyum tipis. "Setelah hukuman saya selesai. Baru saya kasih marga saya," ujarnya.

Weane dan Wiona mengeryit bingung. "Hukuman?"

"Dia tidak boleh menemui Wiona dan putrinya selama seminggu," jawab Senjaya membuat Wiona menatap Daddynya tak terima.

"Loh? Nggak bisa gitu dong, dad."

Senjaya menaikkan alisnya. "Kenapa nggak bisa?"

"Waktunya kurang 3 menin."

Rafthan menangguk lalu mengambil Flessha untuk ia gendong beberapa menit saja.

"Habis."

Rafthan keluar dari ruangannya dengan perasaan bersalah.

💐💐









Byeee

My Dosen Is My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang