⁰⁸

1.5K 209 17
                                    

سْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

" allahumma sholli 'ala sayyidina muhammad wa 'ala sayyidina muhammad"

Ambil baiknya buang buruknya!

---------

Pendarahan alisa baru saja dihentikan oleh dokter Tiya yang menanganinya, jeon juga ibu hawa pun diundang masuk kedalam ruangan dan diajak oleh dokter tiya untuk menyaksikan USG yang dia lakukan pada Alisa.

"Awalnya terdapat tiga kantung telur, tapi satunya sudah kosong dan hanya tinggal dua saja. Saya kirakan janin satunya sudah gugur diperjalanan, saya sangat menyayangkannya tapi bapak dan ibu tetap harus ikhlas. Ini sudah takdir dan ketetapannya, kita hanya bisa berlapang dada dan menerimanya saja" kata dokter Tiya seraya tersenyum tulus pada Alisa, jeon dan ibu hawa.

Alisa mengusap air matanya yang langsung jatuh begitu saja saat dia melihat kantung janin yang dokter tiya bilang sudah kosong.

Jeon mendekati alisa dan mengelus sayang kepala istrinya itu "ikhlasin yah sayang, kamu tahu kan sejatinya anak kita disana sedang menunggu kita. Ini sudah takdir terbaik yang ditetapkan Allah untuk dia, kita harus sabar dan menanti saat pertemuan itu tiba " bujuk lembut jeon sembari mencium kening alisa dan megusap pelan pipi basah istrinya itu.

Alisa mengangguk pelan dan dia mengambil tangan jeon untuk dia genggam erat.

"Saya sudah menyuntikkan obat penguat kandungan dan insyaAllah kedua janin ini akan baik-baik saja, saya juga sarankan ibu alisa untuk beristirahat total selama tiga hari dan jangan melakukan pekerjaan yang berat-berat dulu"

"Untuk usia kandungannya ini sudah memasuki usia tiga minggu yah pak buk " kata dokter tiya sambil mengambil pulpen dari saku jas putihnya dan menuliskan resep vitamin untuk alisa.

"Ini resep vitamin yang harus ditebus buk" kata dokter Tiya seraya memberikan kertasnya pada ibu hawa.

"Kalo begitu saya keluar dulu yah pak buk" pamit dokter tiya dengan senyum ramahnya, dia pun keluar setelah menerima anggukan dari ibu hawa.

"Udah enakan nak" tanya ibu hawa sambil duduk disisi kiri brankar alisa dan dia mengusap lembut lengan menantunya itu.

Alisa mengangguk kecil pada ibunya" alis cuma masih lemes aja buk" kata pelan alisa sambil menarik pelan nafasnya.

"Alis yang sabar yah" hibur ibu hawa sembari menatap lembut pada alisa.

"Iya buk" sahut lemah alisa seraya beralih pada jeon yang terus menatapnya.

"Mas" panggil lembut alisa seraya menyentuh tangan jeon.

"Iya sayang, kenapa?" Tanya jeon yang tidak kalah lembutnya saat dia memajukan kursinya dan mengenggam balik tangan alisa.

"Kamu namain siapa anak kita" tanya alisa menatap jeon.

"Khalila, namanya Khalila Az-Zahra"sebut jeon yang langsung terpikir kenama yang cantik itu.

"Cantik namanya, tapi kenapa perempuan. Gimana kalau dia laki-laki" tanya alisa dengan suara lemahnya.

"Dia perempuan sayang, mas yakin." Kata tegas jeon membuat alisa dan ibu hawa tersenyum menanggapinya.

"Alis bakal selalu rindu sama khalila" cicit alisa sambil berusaha tidak sedih saat mengingat calon bayi perempuannya yang sudah gugur.

"Mas juga, ibuk bahkan kakak dan adik-adiknya nanti akan sangat rindu dengan khalila" kata jeon membuat alisa tersenyum simpul.

LOVe in silence | Liskook | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang