سْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
" allahumma sholli 'ala sayyidina muhammad wa 'ala sayyidina muhammad"
Ambil baiknya buang buruknya!
---------
Tidak terasa sudah satu bulan sejak ibunya pergi, Alisa merasa kesepian apalagi dia sedang cuti mengajar dan jeon tidak ada dirumah. Sekarang benar-benar tidak ada pengalihan dari rasa sepinya.
"Shhh.. " alisa sontak berdesis sembari mengelus perutnya yang sedari tadi kontraksi, dia tidak tau ini kontraksi palsu atau benar-benar kontraksi asli.
Dari tadi pagi perutnya terasa mulas, mungkin benar dia akan melahirkan hari ini. Ketika tengah berpikir, suara mesin mobil pun terdengar dari luar rumahnya.
Sepertinya jeon baru pulang, alisa pun beringsut turun dari atas kasur untuk menyambut suaminya. Walau dia merasa perutnya tidak enak, alisa tetap berjalan keluar dari kamarnya.
"Assalamualaikum sayang" salam jeon bersamaan dengan alisa yang membuka pintu kamarnya.
"Waalaikumsalam mas" sahut alisa, dia tersenyum melihat jeon berjalan mendekatinya dan menyalami tangan suaminya itu.
"Kamu abis ngapain, kok keringetan?" Tanya jeon mengusap lembut bulir keringat yang ada dipelipis alisa.
"Gak abis ngapa-ngapain mas, cuma perut alis mules sama kontraksi dari tadi pagi. Kayaknya alis mau lahiran hari ini deh mas" ujar alisa disambut muka cemas jeon yang langsung menuntun alisa masuk kedalam kamar mereka.
"Bener-bener mau lahiran sayang" jeon kembali bertanya sembari duduk disamping alisa dan mengelus sayang perut istrinya itu.
"Eum, mas liat deh. Perut alis udah turun banget" kata alisa yang kelihatan lebih tenang dari jeon.
"Yaudah, sekarang kita kerumah sakit yah" ajak jeon hendak beranjak namun alisa segera menahan tangannya.
"Nanti aja mas, kayaknya masih lama. Kontraksinya juga belum dateng secara berangus-angsur" cegah alisa dan membuat jeon duduk lagi.
"Udah adzan sayang, kamu masih sanggup sholat" tanya jeon mengelus kepala alisa.
Alisa mengangguk" kita ambil wudhu yuk mas" alisa pun berdiri dibantu oleh jeon dan mereka berdua berjalan bersama-sama menuju kamar mandi yang ada didapur.
Selesai berwudhu, jeon mengajak alisa kembali kekamar mereka. Dia mengelar sajadah dan mengimami alisa sholat.
Mengawali sholat dengan takbir dan mengakhir sholat dengan salam, jeon berdzkir dan berdoa meminta kelancaran untuk alisa bersalin nanti.
-----
Alisa mengalami mulas juga sakit perut hampir lima belas jam lebih, sekarang dia baru bukaan enam dan masih ada waktu sebelum bukaannya lengkap.
Jeon setia disamping Alisa yang duduk ditepi brankar dengan kaki menapak pada kursi, umi thalita pun mendekati keduanya dan memberi alisa minum dengan sedotan.
Sedari tadi alisa terus menarik nafas panjang ketika sakit menyarang perut bagian bawahnya, dia tidak mengeluh ataupun menangis. Jeon yang melihatnya tidak bisa berkata-kata betapa kagumnya dia pada alisa yang menahan sakit tampa mengeluh sedikitpun.
"Umi nggak makan"tanya alisa menatap umi Thlita yang sedari tadi begitu lugas memberinya minum, memotongkannya buah dan banyak lagi yang uminya itu lakukan untuknya. Alisa benar-benar bersyukur masih memiliki umi thalita yang juga dia anggap sebagai ibunya sendiri begitupun sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVe in silence | Liskook | On Going
RomanceSinopis: Alisa asiyah azzahra adalah sosok dermawan yang jeon kagumi, rasa kagumnya bermula saat Alisa yang datang kepanti asuhan milik Alm ayahnya dan menyumbangkan tanah yang menjadi tempat pesantren ayahnya berdiri padanya.