¹⁶

1.4K 141 13
                                    

سْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

" allahumma sholli 'ala sayyidina muhammad wa 'ala sayyidina muhammad"

Ambil baiknya buang buruknya!

---------

Pada awalnya warga-warga desa datang
Kepesantren untuk menghadiri acara aqiqahannya cucu kyai Sa'id, namun mereka semua tidak menyangka. Sebelum mereka sempat pulang, mereka harus menonton dimana kedua ustadzah yang mengajar dipesantren ditangkap atas kasus pembunuhan ibu hawa yang merupakan kerabat kyai Sa'id sekaligus ibu mertua dari keponakan kyai sa'id sendiri.

Beberapa polisi membelah kerumunan warga yang menonton untuk membuat jalan, ketika dua polisi wanita membawa kedua tersangka yaitu Ustadzah karin dan ustadzah bella yang sudah di borgol. Kerumunan ibu-ibu didesa pun langsung bersorak dan mulai memarahi, mencaci juga mencemoh kedua ustadzah yang menurut mereka tidak punya hati itu.

Disisi lain, jeon menggenggam tangan alisa erat-erat ketika dia dan istrinya keluar dari ndalem. Disamping jeon, mata alisa nampak memerah menahan tangis melirik suaminya yang semenjak tadi terdiam dan hanya terus mengenggam tangannya seolah mencari kekuatan dari genggaman tangan mereka.

Zayr dan zeyr tinggal bersama umi thalita dindalem, jeon dan alisa harus pergi kekantor polisi untuk memberi keterangan juga kesaksian mereka berdua.

Jeon menyetir mobil dengan satu tangannya, tangan lainnya tidak pernah meninggalkan genggamannya pada tangan alisa. Menatap jalanan, mata jeon masih nampak tenang namun alisa tahu bahwa suaminya saat ini sedang menahan kemarahan dan tengah menguatkan dirinya sendiri untuk tidak gegabah meluapkan kemarahannya dengan sembarang.

Saat itu hampir lewat satu setengah jam ketika mereka berdua sampai dikantor polisi dipusat kota, jeon turun dari mobil. Alisa pun sama, mereka berdua kembali berpegangan tangan dan saling mengenggam saat mereka masuk kedalam kantor polisi.

Ustadzah karin dan ustadzah bella dimasukkan kedalam penjara, alisa melirik keduanya dan hatinya sakit ketika dia mengingat ibunya. Dia tidak sadar dalam ketertegunannya sampai jeon memanggilnya dengan suara lirih.

Alisa tersentak, beristighfar. Dia pun mengikuti jeon duduk didepan salah satu petugas polisi, jeon memberitahu tetang kejadian dihari meninggalkan ibu mereka. Alisa juga mengatakan semua yang dia dengar dari obrolan antata ustadazah karin dan ustadzah bella tanpa mengurangi atau menambahi sedikitpun.

"Eon.. eon. Aku nggak salah, nggak. Karin.. ya, karin yang suruh aku ngelepasin uler itu. Eon aku mohon, lepasin aku Eon.. aku nggak salah" ustadzah Bella meracau dengan histeris, dia mencekram kuat jeruji besinya dan menatap frustasi kepunggung dingin jeon dan alisa yang sedang memberikan keterangan pada polisi.

Ustadzah karin terduduk dengan pandangan kosong, ketika ustadzah bella menyalahkannya. Dia hanya melirik saja teman bodohnya itu lalu kembali menundukkan kepalanya menatap lantai dingin penjara yang mengurungnya dan ustadzah bella.

Ustadzah bella terus meracau dan menjerit histeris, jeon mengabaikannya. Alisa yang duduk disamping jeon segera saja meremas pelan tangannya jeon yang nampak diam dengan aura sedih yang menyelimutinya.

"Sayang, ayo kita pulang" ajak jeon sambil berdiri dan menarik pelan tangan alisa yang dia genggam.

Polisi berjabat tangan dengan jeon dan membiarkan jeon dan alisa pergi dari kantor polisi.

"Mas" panggil pelan Alisa saat mereka sudah masuk kedalam mobil.

Jeon menoleh menatap alisa" sayang, peluk mas"pinta jeon menatap alisa dalam dengan kesedihan yang terlihat jelas dari sorot matanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVe in silence | Liskook | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang