CALLYSTA |♛| 09

2.2K 44 2
                                    






Callysta terbangun dari tidurnya, mengeliat pelan ternyata ia masih dipelukan suaminya. Melirik temen temennya yang asik ngobrol dengan anak-anak Black Janson sambilan tertawa tapi ia tidak mendengar suara Arabian.

Gadis itu melepas pelukannya mendongak menatap Arabian yang sedang menatapnya juga. Melepaskan tangan Arabian yang berada di pinggangnya ia bangkit dari duduk menuju toilet Arabian mengikuti istrinya dari belakang.

"Pertama kali gue liat si bos sebucin itu." Ujar Fazen memeluk Abel manja. Padahal dirinya tidak lebih.

Virus manja Fazen membuat orang-orang disekitar nya iri lantaran diantara mereka ada yang jomblo dan jauh dari sang pujaan hati.

"Gue juga pengen dibucinin kayak Lysta." Cicit Chelsea yang tidak pernah mendapatkan cinta lebih dari orang yang ia sayang dulu.

"Mau gue bucinin nggak?" Suara Raifan membuat Chelsea bungkam.

"Ciee!" Sorak cowok cowok Black Janson. Pipi Chelsea memerah seketika seperti pantat bayi.

"Apaan sih lo!." Chelsea mendorong Raifan menjauh dari dirinya. Raifan tersenyum lebar melihat gadis disebelahnya salah tingkah.

Runa sedikit canggung dengan Rayyan setelah sadar ia memeluk cowok yang ada disebelahnya tadi. Ia tidak berani bertatapan dengan cowok berkumis tipis sangat manis menurutnya itu.

Sedangkan Lisya dengan Vano tak henti-henti mengadu mulut, Danil dan Alsam tertawa terbahak-bahak mereka sangat terhibur dengan lawakan ciptaan Lisya sama Vano.

Setelah mencuci muka Callysta keluar dari toilet matanya langsung menemukan Arabian yang sedang memperhatikan dirinya. Ia merasa jengkel suka mengikutinya kemana pun ia pergi.

"Punya mata dijaga!"cibir Callysta.

"Lah.. Salah ngeliatin istri sendiri?"

"Gue nggak bilang salah ya."

"Terus maksudnya apa nyuruh aku jaga mata, kan aku nggak ngelirik cewek lain sayang." Ujar Arabian lembut.

Callysta mendengar itu rasanya ingin melayang. 'Lo nggak boleh tergoda Callysta' Batinnya.

Mereka berdua kembali ke tempat dimana temen temen mereka berada.

Arabian masih saja menatap istrinya membuat Callysta geram dengan Arabian. Callysta menutup mata suami dengan tangan mungilnya.

Arabian tidak bisa menyembunyikan senyumannya mencoba menyingkirkan tangan gadis itu dari wajah namun tidak begitu mudah saat Arabian berhasil istrinya kembali menutupi matanya.

Tawa Callysta terdengar sampai ketelinga Zidan, melihat temen temennya sibuk dengan dunia ciptaan mereka sendiri dan tertawa seperti tiada beban, ia ikut tertawa melihat mereka tertawa.

Setelah berjam jam nongkrong di cafe mereka memutuskan untuk jalan jalan keliling kota Jakarta dengan anak-anak Black Janson dan five girls.

Hari mulai gelap suasana malam yang begitu nyaman bagi Callysta.

"Ada mau mampir kemana nggak?!" Tanya Arabian sedikit berteriak kala angin yang kencang.

CALLYSTA! |END| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang