CALLYSTA |♛| 08

2.6K 56 3
                                    






Setelah sarapan tadi pagi keluarga Arabian dan keluarga Callysta langsung pulang sedangkan pasutri itu tidak diizinkan untuk pulang dulu.

Callysta memperhatikan Arabian yang sedang asik sendiri dengan dunianya namun apa kabar dengan Callysta yang bosan setengah mati, tidak tau mau ngapain seperti terjebak dijalan buntu. Arabian menyadari tatapan istrinya, menghampiri Callysta yang duduk di balkon.

"Kenapa natap aku segitunya?" Arabian mendaratkan bokongnya disebelah Callysta.

"Bosan tau nggak hampir setengah hari dikamar terus nggak ngapa-ngapain!" Kesel Callysta. Jadi suami peka dikit kek, Batinnya.

"Mau jalan jalan?" Tawar Arabian.

"Telat!" Jawab Callysta menjauh dari Arabian, merebahkan tubuhnya di atas kasur menyembunyikan tubuhnya dibalik selimut tebal.

"Hey?! sayang?" Suara lembut Arabian menusuk telinga Callysta membuat ia terhanyut dalam suasana ciptaan Arabian.

Gadis itu menuruni selimut yang menutupi seluruh tubuhnya sebatas hitung ia sedikit kaget menepati Arabian didepan wajahnya.

"Ng-nggak usah de-deket deket." Callysta sedikit mendorong dada bidang Arabian agar tidak terlalu dekat dengannya tapi percuma pertahanan Arabian sangat kuat hingga tidak bergoyang sedikit pun.

Callysta kembali menutup wajahnya dengan selimut dengan cepat Arabian menahannya.

"Apa?!" Kesel gadis itu menatap tajam suaminya, Arabian belum juga membuka suara.

Cup!

Callysta memukul dada Arabian cukup kuat sedangkan sang suami seperti merasa angin yang menyentuhnya.

"Nyebelin banget sih!!"

Sedangkan Arabian merasa puas membuat istrinya kesel gara-gara dirinya.

"Gemes banget sih." Arabian mencubit pelan hidung Callysta lalu memasuki kamar mandi untuk menghindari istrinya agar gendang telinganya tidak pecah.

"Argghh!!" Pekik Callysta ia sangat kesel dengan Arabian suami sialan.

Callysta menendang-nendang udara saking kesel nya dirinya. Kenapa begitu mudahnya menerima perjodohan sialan ini? ia seharusnya tidak menerima perjodohan dari ayah nya. Entah apa yang Prata rencanakan. Kenapa dirinya yang nikah duluan? kenapa tidak Nachar aja? bukankah Nachar lebih tua dari nya dan cukup matang untuk menikah dibandingkan Callysta.

"Bodoh!" Gumamnya.

Bangkit dari tempat tidur Callysta meraih handphone nya diatas meja.

Five girls🐣

Me:🐰
"Girls! Kalian dimana?"

Runa:🐱
"Rumah."

Abel:🐼
"Taman"

Lisya:🐭
"Rumah."

Chelsea:🐨
"Minimarket."

Me:🐰
"Nongkrong yuk di cafe biasa.
No komen, gue bosan banget ni. Kangen kalian juga."

CALLYSTA! |END| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang