•
•
•
•
•
•Arabian masih tidak percaya ia sebentar lagi bakal jadi seorang ayah. Ia sangat bahagia, namun ia juga takut. Karena hamil muda sangat beresiko, Arabian merasa bersalah. Ia membahayakan istrinya, jika terjadi sesuatu pada Callysta Arabian tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.
"Jangan khawatir, aku baik baik aja." Ucap Callysta menenangkan Arabian. Dari sorot mata laki laki itu terlihat kekhawatiran yang besar, bahkan tidak bisa duduk dengan tenang setelah mendengar bahwa kehamilan di usia muda sangat beresiko secara fisik ataupun mental.
"Sayang, lihat aku. Aku gak papa, semuanya akan baik baik saja, jangan khawatir, aku mau anak kita lahir ke dunia apa pun yang terjadi, aku akan mempertahankan bayi kita aku bahagia dengan kehadiran dia jadi ayo kita jaga bareng bareng. Hm?" Callysta menangkup wajah Arabian menghapus cairan bening yang keluar dari mata Arabian kemudian ia mengucup sekilas bibir lelakinya.
Arabian memeluk Callysta menyembunyikan wajahnya didada Callysta. Rasa takut yang tidak bisa Arabian sebut dengan kata kata, ia tidak bisa jauh dari Callysta. Selama ini hidup dengan mencintai dari jauh, Arabian tidak sanggup jika harus berpisah lagi dari Callysta.
"I'm sorry," Lirih Arabian.
Callysta mengusap lembut rambut Arabian, sebenarnya ia juga takut. Namun ia harus bagaimana? Callysta sudah menyayangi calon anak yang ada di kandungannya.
"Pengen naik kudu!" Beo Lysta tiba-tiba "kayak yang di drakor masa kerajaan"
"Sayang... Jangan aneh anehh, kamu lagi hamil anak kita lho, bahaya" Arabian masih stay dengan posisi semula, kayaknya mereka gak mau pulang dah. Dari tadi mereka berdua duduk di taman hospital harapa. Owh! Kagak tau jalan pulang ya?!
"Kamu gak mau pulang? mau sampai kita disini?" Callysta menggoyangkan tubuh Arabian.
"Pengen donat!" Celetuk Arabian.
"Donat? Tiba-tiba kenapa pengen donat kamu?" Callysta bingung pasal setaunya Arabian tidak suka donat atau makan yang mengandung gula.
"Aku nggak tau, tiba-tiba pengen aja."
"Kamu udah makan donat aku tadi lho!" Desis Callysta tidak terima, ia masih tenginyang-nginyang donat coklat dan strawberry dengan taburan kacang almond di atasnya. Nyebelin bangat tuh si Arabian main makan aja donat orang!
"Ya maaf lah sayang, aku gak tau itu donat kamu," Arabian melepaskan Pelukannya, "habis donatnya menggoda sih." Gumamnya masih bisa didengar oleh Callysta.
"Apa?! Menggoda? oh berarti kalau ada cewek yang menggoda di luar sana kamu makan juga?!" Callysta menekan kalimat tersebut.
"Nggak sayang, maksud aku bukan itu, maksud aku donat,"
"Emang cewek sexy gak menggoda? Hm?" Callysta menarik kerah baju Arabian.
"Itu beda sayang, ngapain aku tergoda sama mereka kalau aku punya kamu!" Arabian menatap Callysta dengan tulus.
"Apa maksud nya beda? Udah lah aku mau pulang!" Callysta pergi dari sana mengabaikan Arabian yang terus memanggilnya.
"Sayang!"
"Aku bisa jelasin, sayang!"
Di mobil mereka masih berdebat soalan tadi, Arabian yang kebingungan sendiri padahal ia jelas menyebut donat bukan cewek, jadi sebenarnya salahnya tuh dimana, kenapa kata 'cewek' bisa keluar tiba-tiba? Apakah ia salah sebut?
"Jadi cewek sexy menggoda gak di mata kamu?"
"Ya jelas menggoda, kalau nggak calon anak kita gak bakal ada disini!" Ujar Arabian menyentuh perut Callysta yang masih rata.

KAMU SEDANG MEMBACA
CALLYSTA! |END|
RomansFollow dulu sebelum baca! Selama dua tahun tinggal di Amerika, Callysta memutuskan untuk kembali ke indonesia dan sekolah disana. Callysta kembali untuk mencari tau penyebab kepergian sang bunda. Sebenarnya apa yang terjadi delapan tahun yang lalu...