•
•
•
•
•
•Callysta membuka pelan matanya, merasa tubuh sakit semua. Mengingat apa yang ia lakukan semalam dengan Arabian belum siap menerima, apa boleh buat itu sudah terjadi. Callysta membalikkan tubuhnya menghadap Arabian yang masih tertidur. Callysta kesel melihat wajah sang suami. Ia mengambil handuk di lantai memakainya kembali.
Arabian membuka mata, kepalanya sedikit pusing pandangan langsung wajah Callysta sedang menatapnya. Ia tersenyum kecil.
"Good morning."
Callysta sudah tidak tahan untuk tidak menangis. Arabian kebingungan kenapa tiba-tiba Callysta menangis.
"Hiks!"
"Kenapa? Hm?" Tanya Arabian lembut memeluk sang istri.
Geram dengan Arabian, Callysta mengigit kuat bahu Arabian. Cowok itu mengeratkan pelukannya menahan sakit. Nggak tau apa? gara-gara lo! Malah nanya lagi kenapa! Sialan. Maki Callysta dalam hati.
Arabian mengingat ngingat apa yang terjadi. Aish! Batin Arabian.
"I'm sorry baby."
Callysta melepas pelukan Arabian, ia bangun. Arabian juga ikut duduk. Callysta memcoba berdiri dengan menahan sakit.
"Arghhh ahh "
"Kenapa? Kenapa sayang?" Arabian duduk disamping Callysta.
"Sakit sialan!" Gumamnya Callysta masih bisa didengar oleh Arabian.
"Dimana sakitnya?" Arabian menatapnya.
"Anjing!" Kata itu spontan keluar dari bibir Callysta.
"Jangan ngomong kasar sayang." Ujar Arabian lembut.
"Bantuin ak-gue ke kamar mandi."
Arabian tersenyum senyum sendiri ia megondong Callysta sampai kamar mandi.
"Ngapain masih disini? Keluar!" Callysta mendorong dada Arabian.
"Nggak mau mandi bareng?" Goda Arabian menyentuh kedua tangan Callysta yang berada di dadanya.
"Hiks! Keluar!!"
"Iya iya jangan nangis, keluar nih." Cowok itu keluar dengan senyuman tak lepas dari bibirnya.
Selesai mandi dan pakai seragam sekolah ia ke dapur, ternyata ada Arabian sedang mengoleskan selai pada roti. Juga lengkap dengan serangan sekolah. Callysta duduk di kursi bar, memperhatikan Arabian.
"Kenapa natap aku gitu?" Arabian mendekatkan wajah pada wajah Callysta menyisakan jarak satu jengkal.
"Mau apa dekat dekat?"
Arabian tersenyum mengucup sekilas bibir sang istri. Kemudian pelipis turun ke dua pipi, tidak ada reaksi dari Callysta. Arabian mengucup bibir Callysta berkali-kali.
"Udah ah!!" Callysta memukul dada Arabian.
Arabian menarik Callysta untuk duduk di pangkuan. Ia memeluk wanitanya erat menyembunyikan wajah di dada sang istri.

KAMU SEDANG MEMBACA
CALLYSTA! |END|
RomanceFollow dulu sebelum baca! Selama dua tahun tinggal di Amerika, Callysta memutuskan untuk kembali ke indonesia dan sekolah disana. Callysta kembali untuk mencari tau penyebab kepergian sang bunda. Sebenarnya apa yang terjadi delapan tahun yang lalu...