CALLYSTA |♛| 15

1.7K 41 0
                                    






Bel pulang sudah lima belas menit yang lalu berbunyi, semenjak dari tadi Arabian menunggu Callysta diparkiran tapi gadis itu tak kunjung datang.

"Hai Bian, aku boleh nebeng kamu nggak?" Tiba-tiba Viola datang seperti tamu tak diundang. "Oh ya, kamu mau nggak temenin aku beli buku? habis itu kita ke mall, Ok." Viola memeluk lengan Arabian.

"Gue pulang sama Lysta." Ujar Arabian datar melepaskan tangan Viola dari lengannya.

"Kamu kenapa sih? Dulu kamu nggak kayak gini sama aku." Viola merasa kecewa dengan sikap Arabian yang sekarang pada nya.

"Emangnya dulu gue gimana?" Arabian tanya balik. Padahal Arabian selalu cuek pada Viola.

"Lo salah paham selama ini, gue peduli sama lo karna gue ngerasa bertanggung jawab bukan berarti gue suka sama lo, dan sekarang kaki lo nggak papa, udah bisa jalan kan, mulai sekarang jauhin gue." Lanjut Arabian datar.

Viola terdiam mendengar lontaran Arabian yang menusuk hati nya.

"Nggak ada sedikit pun perasaan kamu buat aku?." Viola menatap Arabian meminta pertanggung jawaban. "Apa yang harus aku lakuin untuk mendapatkan hati kamu?"

"Nggak ada yang harus dilakuin, udah ada orang lain di hati gue, berhenti suka sama gue." Kata Arabian pergi dari parkiran.

Viola meneteskan air mata, gimana dengan perasaannya? Apa yang harus ia buat untuk menghilangkan perasaan nya? 'Aku akan berusaha untuk mendapatkan hati kamu Bian', batin Viola.

Arabian menulusuri koridor, matanya terus mencari di mana gadisnya berada. Ia menghentikan langkah kaki saat mendengar suara tawa gadisnya berasal dari kelas gadis itu. Arabian menghampiri suara tersebut ia bisa melihat Callysta sedang berbicara dengan salah satu sahabat nya tidak lain adalah Zidan. Sejak kapan mereka dekat?

"Ekhem!"

Dua insan itu menoleh secara persamaan.

"Di tungguin dari tadi nggak nongol-nongol ternyata asik ngobrol sama laki-laki lain." celetuknya tanpa melirik Callysta Arabian langsung menggandeng tangan gadis itu keluar dari kelas tersebut.

Sampai di parkiran.

"Ayok pulang." Cicit Callysta sudah memakai helmnya tapi Arabian masih tetap diam saja.

Merasa dicuekin sama laki-laki itu Callysta mengambil helm lalu memakai kepada Arabian.

"Lo cemburu?" Callysta tersenyum miring.

"Nggak! ngapain cemburu? kamu milik aku." Arabian memajukan langkah mendekati gadis itu.

"Ayok pulang! gue laper." Callysta mundur beberapa langkah namun pinggang nya ditarik oleh Arabian sehingga tubuh mereka menempel.

"Jangan berani tertawa didepan orang lain." Arabian berbisik tepat ditelinga kanan gadisnya. Callysta mendorong dada bidang Arabian sedikit menjauh dari nya.

Arabian tersenyum lebar menyadari istrinya menatap sinis kepada nya.

"Lysta!" Panggil seseorang dari arah belakang.

CALLYSTA! |END| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang