CALLYSTA! |END|

CALLYSTA |♛| 14

•
•
•
•
•
•

Arabian bangun dari tidur, menyebarkan pandangan keseluruh ruang ia mencari sesuatu tapi ia tak menemukannya.

"Cepat Bangun! niat sekolah nggak sih?" Suara itu terdengar dari arah kamar mandi. Terlihat Callysta sudah lengkap dengan seragam sekolah.

Arabian bangkit dari duduk menghampiri gadis itu sedang merapikan rambut di pantulan cermin.

"Semalam apa yang terjadi?" Tanya Arabian mengucek matanya.

"Lo nggak ingat?" Callysta malah nanya balik. Jelas-jelas mereka minum semalam dan terpengaruh oleh alkohol.

Arabian menggeleng pelan,"apa ada yang terjadi?"

"Nggak, gue duluan." Callysta langsung keluar dari kamar.

Callysta menuruni tangga buru-buru karna Abel dengan Aruna sudah menunggunya. Ia tidak berminat sedikit pun untuk melirik dua manusia yang ada di kursi meja makan. Siapa lagi kalau bukan Zarima dengan Safrima. Callysta terus melangkah ke keluar rumah tanpa peduli dengan suara Prata memanggilnya.

"Annyeong." Sapa Callysta melambaikan tangan pada temen-temenya.

"Gayss ayo!" Ajak Chelsea.

"Lah, gue pikir cuma lo na sama Abel."

"Nggak, niatnya nanti kita pulang sekolah mau ajak lo ke pantai, kan kita udah lama nggak santai-santai bareng kayak dulu." Aruna menyengir lebar.

"Ide bagus tu, gue juga kangen kita yang dulu." Ujar Callysta.

"Ya udah, ayo berangkat."

Setelah beberapa menit mereka sampai di sekolah, tepatnya di parkiran sekolah.

"Ke kantin dulu yuk, gue laper belum sarapan." Cicit Alisya.

Mereka berjalan menuju kantin sekolah yang masih sepi karna masih pagi, mereka duduk sebentar menunggu pesanan mereka datang.

"Ta liat tuh, nenek gombel." Abel menunjuk ke arah Viola Salja Netla. Memasuki kantin dengan rokok di jemari kanannya, Viola dengan wajah songong mendekati Callysta.

"Heh! Berdiri lo." Printah Viola.

Tanpa basa basi Callysta mengikuti titah cewek didepan nya. Ia memiringkan kepala menatap sinis lawan nya. Senyum miring terbit dari wajah Callysta. Viola kehilangan kata-kata Callysta menatap setiap sedut wajahnya Viola.

"Mau apa lo kesini?" Suara Callysta begitu pelan.

"Putusin Bian." Kata itu keluar dari mulut Viola. Putusin apaan dia bini Arabian bego, batinnya Abel.

"Lo siapa beraninya nyuruh gue? Dan apa hak lo? Bian aja nggak suka sama cewek genit kayak lo." Callysta melipat kedua tangan didepan dada.

"Semenjak lo datang bian berpaling dari gue, gara-gara lo gue dipandang buruk sama bian, lo udah jatuhin harga diri gue didepan bian. Mulai sekarang putusin bian dan jangan pernah deket-deket sama bian, kalau nggak lo bakal tau sendiri akibatnya." Viola menatap tajam Callysta.