ARUTALA 04 | Panti Asuhan dan Menghindar

155 17 10
                                    

Assalamu'alaikum, yeorobun!

Support 1k followers geng.

Kalian jangan jadi silent reader yee, 1 vote and komen dari kalian sangat berharga bangett.

HAPPY READING

_____________________

Langit siang ini terlihat mendung, gumpalan awan hitam mengambang memenuhi langit Bandung. Di bawahnya, Mauren memacu motornya dengan kecepatan cepat menembus jalanan yang padat kendaraan tidak pemperdulikan suara klakson yang tertuju padanya.

Gadis itu memarkirkan motornya. Ia buru-buru masuk sebelum tangisan langit tumpah lebih deras membasahi dirinya.

"Kak Maulen!" sambut seorang anak kecil kisaran usia lima tahun menghampiri Mauren, gadis itu sontak berjongkok mensejajarkan tubuhnya.

"Temen-temen ada kak Maulen datang!" serunya memanggil anak-anak yang lain. Mereka tampak senang dengan kedatangan Mauren, terlihat dari  interaksi mereka.

Seorang ibu panti menghampiri Mauren. "Neng Mauren, iraha sumping? Nggak ngasih kabar ke ibu kalo mau ke sini neng," ucapnya pada Mauren yang sedang bermain dengan anak-anak, ia sampai lupa untuk menemui ibu panti.

"Baru saja sampai bu, soalnya ini dadakan. Jadi nggak ngabarin dulu," sahut Mauren sambil mengalami tangan ringkih ibu panti.

"Kakak-kakak gantengnya mana? Mereka nggak ikut?" tanya anak bertubuh gempal pada Mauren.

"Nggak, mereka pasti lagi liburan. Biasa weekend," jawab Mauren.

"Kakak cantik nggak liburan juga?"

"Kakak juga liburan."

"Ke mana kak?"

"Di sini sama kalian," ucap Mauren sambil mengusap puncak kepala si anak bertubuh gempal.

Mauren dan teman-temannya sangat sering berkunjung ke panti asuhan harapan ini, entah itu sekedar bermain bersama anak panti maupun mengadakan acara seperti memberi bantuan dan lainya. Gadis itu sudah sangat akrab dengan ibu dan anak yang tinggal di panti ini.

Meski pun teman-temannya terlihat seperti anak badung, namun mereka mempunyai sisi positif yang sangat baik. Apalagi saat Mauren masuk ke dalam lingkup mereka, gadis itu berhasil membawa sekumpulan lelaki yang hanya tau tentang bapalan menjadi sosok positif bagi masyarakat. Ia ingin menunjukan jika mereka tidak seperti yang masyarakat lihat diluaran sana.

"Bro-bro cilik apa kabar?" Brian dan ketiga temannya datang setelah mendapat kabar jika Mauren, ratu mereka ada di panti.

"Bunda ratunya dimana?"

"Lagi bantuin ibu nyiapin makanan siang," ucap Boby.

"Kata kak Mauren, kakak-kakak ganteng lagi liburan." ucap anak bertubuh gempal, bernama Aldi.

Brian tersenyum. "Ga jadi, soalnya kangen sama kalian."

"Iyaa bener, udah lama nggak ke sini," timpal Rion.

"Sambil nunggu makanan, kita main kuy!" seru Bagas.

.

Alma menggigit kuku ibu jarinya menahan kesal, anak gadisnya pergi seusai berdebat dengannya di gazebo tadi pagi. Sejak tadi Maheer sibuk menenangkan uminya, lelaki itu sudah pusing melihat Alma mundar-mandir bak setrikaan.

"Adik kamu, a, bukannya sadar diri malah ngilang lagi."

"Biar Aa cari Mauren ya, mi."

"Nggak, kamu di sini aja temenin umi. Bentar lagi umi harus ngajar anak-anak, kamu juga ada acara di mesjid," Alma duduk di sopa.

ARUTALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang