Assalamu'alaikum geng!
Apakabar?Arutala up lagi ini, ada yang nungguin nggak?
Jangan lupa vote dan komen ya.HAPPY READING
____________________________
Bukannya gua nggak mau sekolah yang bener, tapi pelajaran di sekolah itu membosankan. Lebih baik mencari ilmu di luar saja, sambil main. Nggak peduli orang mau bilang gua cewe nggak bener.
-Mauren Sayeeda Al Faris
"Gila lo! Liat minuman gua jatoh," teriak Mauren menatap lelaki yang menabraknya sehingga minuman jatuh berceceran di atas lantai. Gadis itu melirik minumannya miris.
"Berani lo ngatain gua gila?"
"Berani, sini lo!" Tantang Mauren pada lelaki tersebut, gadis itu memberikan ujung kerudung segi empatnya pada leher dan memasang kuda-kuda.
Bugh!
Tanpa persiapan, lelaki tersebut terhuyung karena bogemam mentah dari Mauren yang sangat keras. Gadis itu meniup kepalan tangannya yang sudah melakukan hal yang sangat mulia.
"Tidak sia-sia abi ngajarin gua bela diri," ucap gadis itu bangga. Ia meniup kepalan tangannya.
Pak Reval memijat pelipisnya perlahan, pagi-pagi buta seperti ini ia mendapatkan kabar jika kekasihnya sudah dipanggil oleh BP/BK karena berkelahi dengan cowok. Ravel benar-benar tidak habis pikir dengan kelakuan Mauren.
Lelaki yang mendapat pukulan dari Mauren duduk di kursi seberang Mauren sambil mengompres lebam di wajahnya. Sesekali lelaki tersebut meringis merasakan perih menjalar di wajahnya, gadis itu terkirim geli mendengar ringisan lelaki itu.
"Diem, Mauren, jangan ketawa! Coba renungi kesalahan kamu," kata bu Nina yang sudah lelah dengan Mauren.
"Saya harus ngerenungin apa bu? Saya enggak salah," sahut gadis itu.
Bu Nina membelalak menatap tajam Mauren yang menampilkan wajah tanpa dosanya. "Kamu ga bosen masuk BK mulu? Jujur saya bosen liat kamu nangkring di sini, liat tuh, buku catatan pelanggaran hampir penuh sama nama kamu. Saya bosen nyatet nama kamu," kata Bu Nina.
"Saya juga bosen liat ibu ngomel mulu."
"Hukum dia bu!" ujar lelaki itu memprovokasi "Aww."
"Diem lo! Dasar cowo lemah, kena pukul segitu aja hampir mau pingsan. Gimana mau jagain pasangannya kalo gitu?"
"Tadi gua belum siap, bego. Lo main nonjok aja," ucap lelaki itu membela diri saat Mauren mulai memojokkannya.
"Lemah ya lemah, enggak usah banyak omong."
Lelaki itu bangkit dari duduknya hendak menarik Mauren, lebih tepatnya mengajak gadis itu berkelahi. Benar kata Mauren tadi, lelaki tersebut lemah. Buktinya ia berani untuk berkelahi dengan wanita.
"STOP!" teriak bu Nina, wanita itu terlihat sangat frustasi dengan kedua manusia di depannya.
"Kamu ikut saya!" Pak Reval akhirnya mengeluarkan suara lalu pergi dari ruang BK, tanpa mengucapkan apapun Mauren pun mengekori pria itu. Sedangkan Bu Nina hanya menghela nafasnya kasar sambil membantu mengompres lebam pada wajah lelaki korban bogemam Mauren.
.
"Untuk memindahkan sebuah benda yang bermassa lebih besar, diperlukan usaha yang lebih besar pula. Begitu pula untuk memindahkan suatu benda pada jarak yang lebih jauh, diperlukan usaha yang lebih besar."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUTALA
Teen Fiction"Saya hanya gadis buta dan hina, penuh kekurangan. Untuk apa kamu mendekati saya? Apakah hanya ingin mengejek saya?" "Arutala," ucapnya tiba-tiba sambil tersenyum simpul menatap gadis di depannya. "Nama saya Mauren!" . "Anak umi, sholehahnya umi...