ARUTALA 12 | Kejutan?

126 15 6
                                    

Assalamu'alaikum geng
Apakabar, udah lama nih ga up.
Btw, selamat menunaikan ibadah puasa di tahun 1444 H.

_________________________


Sepulang sekolah Mauren tidak keluyuran seperti biasanya, sekarang ia duduk manis di rumah. Berapa gabutnya cewek itu berada di rumah, ia hanya rebahan, nonton film di laptopnya. Ia tidak berani keluar dari kamar, Mauren malas bertemu uminya.

Mauren melirik jam yang menempel di dinding kamarnya, jarum jam menunjukkan pukul 16.20. Mauren bangkit dari tidurnya, ia mencepol rambut yang semula terurai kemudian memakai kerudung sport maroon. Pukul segitu sangat ia pasti masih berada di madrasah bersama Maheer mengajar anak-anak mengaji.

Kakinya melangkah perlahan menuruni anak tangga, suasana rumah tampak sepi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan karena anggota rumah berada di luar termasuk abinya yang sedang berada di luar kota karena urusan pekerjaan.

Meoww!

Suara kucing mengagetkan Mauren, gadis itu mengusap dadanya perlahan.

"Ututu, bubu mau keluar kandang?" ujar Mauren pada kucing yang sedang mencakar kandangnya, gadis itu pun membuka pintu kandang kucing tersebut.

Kucing peliharaan uminya yang bernama bubu itu mendusel dikaki Mauren, bulu-bulu halusnya menyentuh kulit gadis itu. Ia mengangkat kucing tersebut.

"Bubu mau main keluar? Capek ya dikurung terus? Kita main yuk," Mauren membawa kucing tersebut keluar dari kediamannya tanpa memikirkan konsekuensi.

Gadis itu berjalan-jalan dengan kucing yang mengekor di belakangnya, langkah kecil kucing itu terus mengikuti kemana Mauren berjalan. Mauren juga senang bisa bermain dengan kucing itu lagi setelah sekian lama, sejak kejadian bubu hampir meninggal karena kelalaian Mauren. Tapi saat itu Mauren masih kecil.

Flashback on

"Hei, itu kucing Maulen. Jangan diunyel-unyel kayak gitu," ujar Mauren yang baru saja datang sehabis membeli es krim menghampiri anak cowok yang sedang bermain dengan kucingnya. Ia yang menitipkan Bubu pada anak cowok itu.

Mauren memang keras kepala, Alma sudah berapa kali melarang Mauren agar tidak bermain dengan anak nakal tersebut.

"Aku mau es krim kamu."

"Nggak boleh!"

Anak cowok itu mencekik Bubu dengan keras, sontak Mauren menangis kencang melihat kucingnya seperti kehabisan nafas. Lidah kucing itu keluar, tubuh mungil hewan berbulu itu tampak lemas.

Mauren menjatuhkan es krim nya, ia merebut Bubu dari pangkuan anak cowok itu. Mauren berlari menuju rumahnya sambil menangis sesegukkan.

"Umii! Bubu, umi!!!"

"Astaghfirullah, Bubu! Kamu apain Bubu sampai kayak gini?"

"Kakak itu yang bikin Bubu kayak gini, umi."

"Udah umi bilang, kamu jangan sama mereka lagi! Bandel banget," cerca Alma pada Mauren. Alma pergi membawa Bubu ke klinik hewan meninggalkan Mauren yang masih menangis karena panik, ia bahkan tidak menenangkan gadis kecilnya itu.

"Umi, Mauren mau ikuttt."

Flashback off

Mauren membalikkan tubuhnya ke belakang saat menyadari ada sesuatu yang hilang, pupil mata gadis itu melebar. Bubu, kucingnya tidak mengikutinya lagi.

"Bubu!" teriak Mauren terus memanggil kucing tersebut.

Ia terus mencari kucing tersebut, namun nihil ia tidak menemukan Bubu. Hidupnya tidak baik-baik saja, riwayatnya bisa saja tamat.

ARUTALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang