ARUTALA 01 | Wanita itu Fitnah

388 28 16
                                    

Assalamu'alaikum, yeorobun.

Sebelum membaca, jangan lupa vote dan ramaikan komen.
Jangan jadi silent readers geng, kalo bisa komen tiap paragraf biar ga sepi.

Bismillah dulu ya
Happy reading

_______________

Gua tau, wanita itu penuh dengan fitnah. Tapi gua nggak bisa hidup seperti mereka yang hanya diam, gua pengen mengeksplor dunia agar gua tau apa itu dunia yang sebenarnya. Dan gua bisa menghadapinya.

-Mauren Sayeeda Al Faris

Lembayung jingga yang berhamparan menghiasi langit, kini telah mulai memudar berganti langit malam yang gelap. Senja telah pergi, meninggalkan kenangan disetiap kehadirannya. Menyedihkan sekali menjadi senja, hanya sebagai perantara yang indah antara siang dan malam.

Seorang gadis dengan jaket kulit hitam, celana jeans, serta pashmina dengan warna senada mengendap-endap menuruni anak tangga. Ia celingukan memastikan orang rumah tidak ada yang melihatnya, abi dan kembarannya belum pulang dari mesjid sedangkan uminya pasti sedah muraja'ah.

Setelah memastikan, ia segera berlari menuju pintu utama. Sangat disayangkan, baru saja ka memegang knop pintu, suara uminya memasuki gendang telinganya sehingga pergerakannya terhenti.

"MAUREN!" teriak Alma-uminya dari lantai atas, wanita itu masih menggunakan mukenanya.

Mauren nyengir lebar, ia segera membuka pintu dan kabur.

"Kamu mau kemana Mauren Sayeeda Al Faris!?" Alma berlari mengejar anak gadisnya. Kesabaran Alma setipis tisu jika sudah berhadapan dengan anak gadisnya itu.

"Maaf umi, Mauren mau main dulu. Babay umi sayang!" seru Mauren menancap gas motor gedenya, namun saat di gerbang rumahnya sang satpam tidak kunjung membukakan pintu. Itu pasti udah disogok sama Alma.

Alma berlari menghadiri Mauren yang tidak bisa keluar. Wanita itu tersenyum penuh kemenangan melihat putrinya ketar-ketir.

"Mau kemana kamu hah? Setor hafalan dulu!"

"Mang bukain atu," mohon Mauren sebelum uminya benar-benar mendekat.

"Nggak bisa neng, kata ibu nggak boleh."

Alma semakin mendekat. Pasrah, gadis itu menghembuskan nafasnya pelan. Malam ini ia tidak bisa nongkrong bareng teman-temannya, padahal ia sudah janji untuk mentraktir mereka. Namun, ya sudahlah.

Tangan Alma terulur menjewer telinga Mauren, gadis itu mengaduh kesakitan sambil turun dari motornya. Ia diseret masuk ke dalam rumah oleh Alma.

"Aduduh, kanjeng mami, sakit tau." Mauren memegang telinganya yang terasa panas karena jeweran Alma. Gadis itu duduk di atas karpet bulu.

Alma menyerahkan Al-Qur'an pada Mauren, kemudian duduk berhadapan dengan gadis itu. "Sakit? Makanya jangan nakal, kamu itu perempuan jangan keluar malem mulu. Kamu tau kan kalo perempuan itu lebih banyak fitnahnya, kamu harus menjaga diri dari fitnah tersebut."

"Iya umi, iya."

Mauren Sayeeda Al Faris. Gadis itu sangat keras kepala, sulit diatur dan berjiwa bebas, ia selalu ingin mengepakkan sayapnya kesana kemari mengeksplor dunia dengan caranya sendiri. Meski dia memiliki jiwa yang bebas, Mauren masih tau batasannya.

ARUTALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang