04 | BERITA BAHAGIA

1.5K 173 119
                                    

"Kalau ada yang lebih tenang dari gelapnya malam, saya rasa itu pelukan kamu."
— Semesta Agapito Galaxa

****

Pagi ini terasa sangat berbeda, Djiwa merasa dirinya tak bersemangat. Ia tidak meninggalkan kasur sejak tadi meski Semesta sudah bangun.

"Djiwa, ayo bangun. Sudah siang."

Panggilan itu di abaikan, Djiwa malah menutup dirinya menggunakan selimut. Melihat itu membuat Semesta menghela napas pendek dan menarik selimut.

"Sakit, hm?" tanya Semesta duduk di pinggir kasur sembari mengelus kepala Djiwa.

"Gak apa-apa. Mas mau makan?" tanya Djiwa. "Saya gak lapar, mas beli aja sana."

Dalam hati Semesta ia ingin mengomel dan mengatakan jika ia sudah kelaparan sejak tadi, namun dengan hati yang lapang, Semesta menggeleng.

"Saya mau ke petshop. Kamu mau ikut?"

"Mager. Saya di rumah aja."

"Kamu sebenarnya kenapa? Saya khawatir kalau kamu seperti ini, Djiwa," ujar Semesta merapikan rambut istrinya.

"Boleh gak saya bilang kalau saya gak mau lihat muka mas Esta?" tanya Djiwa mengejutkan.

"Kenapa? Saya salah apa?" Begitu cepat pertanyaan itu keluar dari bibir Semesta.

"Cuma gak mau aja. Agak kesel lihatnya. Sana ke petshop, kerja yang bener biar uangnya banyak," kata Djiwa mendorong tangan Semesta.

Rasanya membingungkan, namun Semesta yakin jika Djiwa tidak sakit. Berusaha berpikir positif, Semesta memilih pergi dan mengira jika Djiwa memang sedang dalam kondisi hati tak baik.

Hanya perlu waktu sekitar 20 menit, Semesta sudah sampai petshop. Ketika ia sampai, ia melihat pegawai yang berjaga di sana. Kejora sudah memberitahu jika ia mempekerjakan seorang pegawai laki-laki untuk mengurus petshop. Namun rasanya Semesta ingin menjerit ketika melihat siapa pegawai barunya.

"Ngapain lo di sini?" tanya Semesta jauh dari kata ramah.

"Kerja, mas," jawab Chandra dengan cengiran khasnya.

"Kerja apa, Chan? Lo bukannya ngajar?"

"Gue berhenti, mas. Capek."

"Tidur lo kalau gak mau capek." Sangat sarkas.

Terdengar kemarahan dari nada bicara Semesta, bisa-bisanya Chandra menjadi pekerja di petshop ini tanpa mengatakan terlebih dahulu padanya.

"Kerja jadi guru enak, mas. Tapi kalau pns. Gue kan masih honor, kerjanya emang kelihatan santai, tapi sekarang anak SMA pulangnya sore terus. Gue dapat duit dari ngajar gak tiap bulan, bayar rumah pake apa gue? Makan aja susahnya minta ampun," curhat Chandra.

Semesta mengusap wajahnya kasar lalu berjalan ke arah pintu dan membalik papan bertuliskan open menjadi close.

Chandra tahu jika ia akan di sidang hari ini, dengan pasrah ia duduk di kursi yang berhadapan dengan Semesta.

"Siapa yang tau lo berhenti jadi guru?" tanya Semesta.

"Baru mas doang," jawab Chandra pelan.

"Tolol. Mau di gebukin Bagas lo?" sentak Semesta semakin menciutkan nyali Chandra.

"Maaf, mas. Gue takut bilangnya."

"Harusnya lo bilang ke Bagas dulu, atau enggak ke Abi. Lo nganggap kita semua gak sih?"

"Anggap, mas. Bukan gitu maksud Chandra. Gak bilang langsung karena takut dan bingung, gue tau kalian gak akan setuju sama keputusan gue."

"Tuh tau, kenapa masih di lakuin?" tanya Semesta kesal. "Ingat cita-cita lo dulu yang mau banget jadi guru. Sekarang lo udah jadi guru beneran. Baru dua tahun udah nyerah aja. Lembek banget lo."

DJIWA SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang