09 | SALAM UNTUK ISTRI TERCINTA

677 85 13
                                    

"Jangan bunuh mental kamu dengan jadi orang yang gak enakan. Sejak kapan menjaga perasaan orang lain jadi tanggung jawabmu?"
— Semesta Agapito Galaxa

****

Kring!!

Lonceng kecil di atas pintu berbunyi ketika Djiwa membuka pintu kaca dengan stiker bunga cantik, ibu hamil itu memasuki toko dengan senyum merekah apalagi melihat berbagai macam bunga warna-warni memanjakan mata.

"Selamat datang di Mutiara Florist, ada yang bisa saya bantu, mba?" Seorang wanita cantik menyapa Djiwa dengan senyum manisnya.

"Mau lihat-lihat dulu, boleh?" tanya Djiwa tanpa mengalihkan pandangannya pada lawan bicaranya.

"Silahkan, mba. Ngomong-ngomong nau cari bunga untuk siapa? Mungkin saya bisa bantu kasih rekomendasi."

"Untuk suami saya," jawab Djiwa tersenyum lebar. "Mau bunga mawar aja deh, dia suka bunga mawar soalnya."

"Oh ayo kita ke sebelah sini, mba, kebetulan bunga mawar baru aja datang tadi dan masih segar banget. Mau pertangkai atau bucket?"

"Satu tangkai aja, tapi gak usah di kasih plastik, mba, saya mau polosan aja. Bisa?"

"Bisa dong, mba bisa duduk dulu biar saya siapkan bunganya."

Djiwa mengangguk dan duduk di kursi yang tersedia, sebenarnya, tujuan utama Djiwa datang adalah pemilik toko ini. Djiwa yang sedang bosan di rumah sendirian memilih untuk mengunjungi toko bunga yang sempat Abi sebutkan tempo lalu.

"Mba namanya mutiara ya?" tanya Djiwa membuka kembali percakapan.

"Iya, mba," jawab Mutiara sebelum ponselnya berbunyi.

Djiwa mencuri dengar percakapan Mutiara dengan orang yang menelponnya, ia berusaha menebak siapa orang tersebut.

"Telpon dari bang Abi ya?" tanya Djiwa mengejutkan Mutiara. Sebelum Mutiara berpikir yang tidak-tidak, Djiwa kembali bersuara. "Saya teman sekaligus tetangga bang Abi, mba, jangan kaget, soalnya saya kesini juga atas rekomendasi dia."

Mutiara mengatupkan bibirnya, pandangannya pada Djiwa berubah tenang dan ia mulai mendekati Djiwa. "Kamu satu-satunya perempuan di Jacaranda ya?"

Djiwa tersenyum dan mengangguk. "Saya Djiwa, mba, salam kenal ya. Ngomong-ngomong saya lebih muda dari mba Muti, jadi panggil Djiwa aja."

"Aku masih gak nyangka," ucap Mutiara pelan.

"Kita ngobrol santai gak apa-apa kan, mba?" tanya Djiwa yang langsung di angguki Mutiara. "Aku tadi bosan di rumah, terus ingat kalau bang Abi pernah sebut toko bunga ini."

"Abi bilang ke kamu?" tanya Mutiara ragu.

"Iya, kenapa?"

"Dia gak pernah mau orang-orang tau kalau dia kenal aku," ucap Mutiara pelan.

"Maksudnya?"

"Kita pernah jalan bareng, terus gak sengaja ketemu temannya Abi, waktu di tanya aku siapa, Abi gak jawab apa-apa. Dia kayak gak mau mengakui aku di sekitar dia."

"Maaf kalau lancang, tapi boleh aku tau hubungan kalian, mba?"

Sejenak Mutiara terdiam seakan memikirkan pertanyaan Djiwa dan jawaban yang paling tepat, namun Djiwa bisa melihat wajah tak yakin dari perempuan ini.

"Gak ada hubungan apapun," jawab Mutiara lirih. "Kita cuma sekedar kenal dan gak sengaja ketemu."

"Mba suka bang Abi?" tanya Djiwa dan Mutiara semakin gugup.

DJIWA SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang