02 | SAMUDRA YANG HILANG

1.7K 180 80
                                    

"Saya bahagia karena kamu terlahir di bumi."
— Semesta Agapito Galaxa

****

Di umur ke 27 tujuh tahun ini, semuanya semakin terlihat nyata. Kehidupannya yang dulunya sangat di anggap gampang pun mulai menyusahkan, dari segi apapun.

Bekerja yang dulunya hanya di anggap pengisi waktu luang dan bisa di lakukan kapanpun mau, namun sekarang berbeda, tidak ada lagi kata 'nanti' atau tidak ada lagi kata 'ya sudah suruh yang lain saja'.

Semesta mulai mengerjakan semuanya sendiri, ia di bekali banyak pelajaran dari kakeknya. Sejak dulu, dimana ia melihat jasad kedua orang tuanya di makamkan, Semesta mulai di tempa dengan keras.

Apalagi sekarang ia sudah berkeluarga, juga kakek dan neneknya sudah sangat tua. Semesta akan bertanggung jawab atas semua perusahan keluarga Galaxa, ia satu-satunya cucu laki-laki dan ia lah yang di andalkan kakeknya.

"Pet shop bisa gue urus sendiri, Ta. Lo urus perusahan dan Djiwa, fokus aja sama itu," ucap Kejora Adipati Galaxa, satu-satunya sepupu yang Semesta miliki.

"Gak ah, gue masih betah di pet shop."

"Gue bakal urus pet shop, lo tenang aja."

"Samudra titip pet shop ke gue, kak. Gak apa-apa, gue bisa handle dua-duanya, tapi gue emang butuh bantuan lo selagi gue sibuk di perusahan," ucap Semesta.

Kejora mengangguk, ia tersenyum tipis sembari mengacak rambut Semesta gemas. "Adik gue udah nikah aja, gue aja belum. Gak asik lo."

"Minta cowok lo nikahin lo, gak usah lama-lama pacaran, cuma buat dosa," ucap Semesta sarkas.

"Gimana mau nikah cepat, baru gue kenalin aja lo udah buat dia tremor. Gue dua kali putus sama cowok karena lo buat mereka takut," ketus Kejora.

"Ya karena cowok lo gak ada yang bener, cari yang gak matre. Nikah sama Bagas aja."

"Temen lo yang spek bapak-bapak itu? Dih ogah. Gue punya pacar ya, sorry."

Semesta melirik malas Kejora. "Terserah. Yang pasti lo harus dapat restu kakek dan gue tentunya."

"Baik bapak."

"Keluar sana, gue mau fokus," ujar Semesta mengusir Kejora.

"Iya deh yang lagi sibuk. Ngomong-ngomong jangan sampai lo telat ngabarin istri lo kalau nanti malam peresmian lo jadi direktur, ngambek entar dia," ucap Kejora sebelum keluar dari ruangan Semesta.

Semesta menghela napas pelan, ia menyandarkan punggungnya dan melepas kacamatanya. Benar juga, ia belum mengabari Djiwa tentang acara nanti malam. Semesta ingin mengatakannya secara langsung, tapi ia sangat sibuk sekarang.

Tok tok

"Masuk."

"Siang menjelang sore, pak. Saya bawa beberapa berkas untuk di tanda tangani," ucap Melisa, sekertaris Semesta.

"Apa jadwal saya setelah ini?" tanya Semesta fokus pada berkas-berkas.

"Sebenarnya ada pertemuan dengan klien, pak. Tapi bu Kejora bilang kalau bapak ingin pulang menemui istri bapak, saya bisa handle pertemuan ini."

Semesta melirik Melisa sejenak, sekertarisnya itu tersenyum lebar seakan menggodanya.

"Pengantin baru gak boleh lama-lama jauhan, pak," ucap Melisa.

"Pasti ada udang di balik batu, minta naikin gaji, kan?" ucap Semesta yang di balas cengiran Melisa.

"Gaji saya udah cukup kok, pak. Kalau saya minta nomor teman bapak yang datang kesini dua hari yang lalu, boleh?" tanya Melisa tercengir.

DJIWA SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang