AQAL - 16

3K 165 14
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

~ Happy Reading ~

Jangan lupa vote dan komen!!

•••••

"Ayo kita berangkat agar sempat shalat maghrib di sana" ajak Gus Alfatih.

"Iya sebentar, ini pakai cadar dulu" ucap Aqila.

Kini, Gus Alfatih dan Aqila sedang bersiap untuk pergi ke kampung sebelah. Aqila pun ikut untuk menemani Gus Alfatih mengisi kajian ba'da maghrib nanti.

Mendengar ucapan dari Aqila, Gus Alfatih pun segera menghampiri Aqila dan membantunya.

"Coba hadap sini, sayang" perintah Gus Alfatih.

Aqila pun menuruti ucapan Gus Alfatih, sekarang ia berada di depan Gus Alfatih. Tangan Gus Alfatih pun tergerak untuk membenarkan khimar milik Aqila.

"Saya tidak mau rambutmu yang indah terlihat oleh lelaki lain, Humairaku. Walaupun hanya sehelai saja, saya tidak ridho"

"Maaf ya" ucap Aqila.

"Tidak apa, sayang. Kamu tidak perlu meminta maaf,"

"Sudah pakai kaus kaki belum? Handsocknya juga jangan lupa ya" lanjut Gus Alfatih.

"Udah semua Habibi" 

"Yasudah, ayo kita berangkat"

"Ayo"

Keduanya pun segera keluar dari rumah mereka dan memasuki mobil milik Gus Alfatih.

"Kamu bawa mukena?" Tanya Gus Alfatih seraya menyetir mobilnya.

"Aku gak bawa, nanti di masjid kan? Aku pakai mukena di sana aja" jawab Aqila.

Setelah itu, Gus Alfatih pun kembali fokus untuk menyetir lagi. Sedangkan Aqila, memilih untuk memainkan ponselnya saja.

Sekitar tiga puluh menit untuk mereka sampai ke masjid Ar-Rahman, tempat Gus Alfatih mengisi kajian. Gus Alfatih pun memarkirkan mobilnya di parkiran yang tersedia di sana.

Ternyata, beberapa panitia masjid berada di depan pintu masjid untuk menyambut kedatangan keduanya.

"Assalamu'alaikum Gus" salam pak johan, salah satu panitia dalam acara kajian ini.

"Wa'alaikumsalam warahmatullah" jawab Gus Alfatih seraya tersenyum.

"Punten Gus, silahkan masuk. Sebentar lagi adzan maghrib tiba" ujar pak Johan.

"Iya pak, saya mau bicara sama istri saya dulu" ucap Gus Alfatih.

"Baik Gus, kalau begitu kami masuk duluan ya Gus"

"Silahkan pak"

Setelah itu, beberapa panitia itu pun masuk kedalam masjid dan menyisakan Gus Alfatih juga Aqila di sana.

"Yaa zaujati, nanti setelah shalat, kamu datang ke saya dan di samping saya ya" ucap Gus Alfatih seraya mengusap puncak kepala Aqila yang tertutup dengan khimarnya.

"Terus nanti aku ngapain?" Tanya Aqila.

"Kamu temani saya berdakwah," jawab Gus Alfatih.

"Ah jangan deh, aku sama jemaah yang lain aja" tolak Aqila.

Gus Alfatih mengerutkan dahinya, "Mengapa begitu? Kamu gak mau temani saya?"

"Bukan gitu, ih. Malu aja,"

Aqila Alfatih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang