AQAL - 26

1.9K 145 20
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Haloo, kalian apa kabar??

Aku baru gantii cover lohh, lebih suka cover yang baru atau tetep yang lama nih??

Jangan lupa vote duluu guys

~ Happy Reading ~

•••••

"Yaa Zaujati," panggil Gus Alfatih.

"Kenapa?"

"Kamu tau gak, bedanya kamu sama buah kurma?"

"Enggak, kenapa tuh?" Aqila menanyakan balik.

"Serius gak tau bedanya?" Tanya Gus Alfatih lagi.

Aqila menggelengkan kepalanya pelan, "Enggak"

"Kalo kurma itu buah, kalo kamu itu manusia," ujar Gus Alfatih dengan wajah yang sangat santai.

Aqila pikir, Gus Alfatih akan membuat gombalan yang romantis. Namun, ia salah besar.

"Kirain mau gombal"

"Bercanda, Humaira"

"Kalo buah kurma adalah buah paling manis yang di sukai oleh Rasulullah. Kalo kamu, makhlu paling manis yang saya cintai karena Allah," lanjut Gus Alfatih.

Oh, tidak.

Pipinya memerah akibat gombalan yang di buat oleh Gus Alfatih. Ia memilih untuk menunduk kepala saja, lantas ia malu jika dirinya dilihat salah tingkah akibat ulah Gus Alfatih.

Bukan hanya Aqila saja yang merasa salah tingkah. Akan tetapi, beberapa santriwati pun menjadi salah tingkah juga, karena Gus Alfatih dan Aqila sedang bersama dengan santriwati.

Gus Alfatih saat ini sedang menggantikan Ustadzah Wawa terlebih dahulu. Karena Ustadzah Wawa sudah tidak mengajar lagi di Pesantren ini.

"MasyaAllah. Ning Aqila kalau lagi salting, lucu banget Ning," celetuk salah satu santriwati di sana.

****

"Assalamu'alaikum Yaa Zaujatii," salam Gus Alfatih yang baru saja pulang setelah shalat jum'at.

"Wa'alaikumsalam," jawab Aqila lalu mengambil punggung tangan kanan Gus Alfatih.

Gus Alfatih pun mencium kening Aqila singkat lalu memeluk Aqila dengan erat. Begitupun dengan Aqila.

"Lama banget sih," celetuk Aqila.

"Maaf, lama ya? Tapi sekarang kan, saya sudah pulang"

"Tapi aku nunggunya lama,"

"Yasudah, kamu mau apa untuk permintaan maaf saya?"

Aqila pun berpikir sejenak untuk memikirkan sesuatu.

"Emm.. gimana kalo kita ke bazar nanti malem? Katanya di deket sini ada. Tapi, cuma dua hari."

"Boleh, kalo kamu mau, saya juga mau" jawab Gus Alfatih seraya berjalan ke dalam kamarnya bersama dengan Aqila.

Aqila Alfatih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang