بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرحِيْمِ
~ Happy Reading ~
•••••
"Widih, nasi goreng ni, jadi makin laper deh," ucap Aqila saat melihat makanan yang ada di meja makan.
Kini Aqila sudah memakai seragam sekolah nya, dan ia sedang berada di ruang makan untuk sarapan.
"Makan lah nak, udah bunda siapin tuh," tutur bunda Kamila.
"Ayah gak makan?" Tanya Aqila karena tidak melihat kehadiran ayah nya.
"Ayah barusan lagi pergi dulu, kamu makan duluan aja. Bunda tadi juga sudah makan," ujar bunda Kamila.
"Oke, Qila makan dulu ya bun." setelah mengucapkan itu ia segera mengambil nasi goreng dan memakan nya.
Sekitar waktu 10 menit untuk dia menghabiskan makanan nya itu, lalu sekarang ia sedang memakai hijab dan juga memakai bedak, tidak lupa juga untuk memakai liptint.
Tin
Tin"Assalamu'alaikum, Aqila." suara klakson motor terdengar dari arah luar rumah nya.
Aqila yang mendengar klakson itu pun segera mencari bunda nya untuk pamitan. Akan tetapi, ternyata bunda nya sedang berada di kamar mandi alhasil ia langsung pergi.
"Bunda, Qila berangkat ya Bun," ucap Aqila dengan suara yang sedikit ia keras kan seraya berjalan keluar rumah.
"Lama amat lu Qil," sosor Kanaya yang sudah menunggu di motor nya.
"Yaelah, bentar doang juga. Dah yuk gue naik motor lu aja"
"Cepetan, telat nih nanti kita," ucap Kanaya.
Aqila pun menganggukkan kepala nya dan segera menaiki motor Kanaya. Sekitar 20 menit berlalu, kini mereka sudah berada di parkiran sekolah.
"Dah yuk," ajak Kanaya lalu menggandeng tangan Aqila.
Mereka memasuki kelas dan segera duduk di kursi masing masing.
"Nay," panggil Aqila.
"Why?" Tanya Kanaya.
"Emm.. gue hari ini terakhir masuk sekolah, besok gue udah berangkat ke pesantren," tutur Aqila.
"Lo kok mau sih di pindahin ke pesantren, lo tega gue sendiri di sini," ucap Kanaya dengan lesu
"Gue sebenarnya gak mau, tapi itu udah jadi keputusan ayah gue. Jadi mau gimana lagi," jelas Aqila.
"Yah, kita bakal pisah dong. Cuma lo yang jadi rumah kedua bagi gue Qil, dan kalo gue lagi ngerasa gak berguna dan semacamnya, cuma lo yang semangatin gue, kalo lo pergi gue gimana, " ucap Kanaya dengan lesu.
"Hei, ada atau gak nya gue di deket lo, lo harus tetep semangat untuk jalanin kehidupan lo. Gue bakal selalu ada untuk lo meski kita bakal jarang banget buat ketemu. Lo itu hebat, masa gue tinggal ke pesantren aja, lo jadi gak semangat gini sih," jelas Aqila pada sahabat nya, Kanaya.
Kanaya tidak menjawab apapun lagi dan hanya menatap Aqila dengan tatapan sedih.
"Jadi, nanti pulang sekolah lo temen gue ya beli gamis. Kan lo tau, gue gak pernah pakai gamis. Pliss mau ya." Aqila mengalihkan topik agar Kanaya tidak sedih lagi.
"Iya deh, buat lo apa sih yang enggak," jawab Kanaya, sejujur nya kini ia masih merasa sedih.
"Anjay ebeww," ucap Aqila yang membuat kedua nya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aqila Alfatih
روحانياتFollow dulu sebelum baca!! Tentang Rana Aqila Humaira, gadis yang selalu saja mendekati zina dengan pacarnya, hingga kedua orang tuanya memutuskan untuk memindahkan anaknya ke dalam pesantren Al Ihsan. Hingga secara tidak sengaja ia dipertemukan de...