AQAL - 17

2.7K 158 15
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Jangan lupa vote!!

~ Happy Reading ~

•••••

"Nay.." panggil Aqila pelan.

Kanaya mendongakkan kepalanya, dan terlihat matanya yang sangat merah dan muka yang sembab akibat menangis.

Kanaya yang melihat bahwa itu sahabatnya pun segera memeluk Aqila, "Qila.. hiks"

Gus Alfatih yang sadar bahwa Kanaya sedang tidak memakai khimar dan memperlihatkan auratnya pun ia membalikkan badannya agar tidak melihat aurat Kanaya.

"Lo kenapa? Tenang dulu ya, gue di sini" ucap Aqila menenangkan Kanaya.

Jika sedang di kondisi seperti ini, sifat kekanak-kanakan Aqila memang menghilang begitu saja.

"Kamu kalau mau balik ke pesantren, balik aja" ucap Aqila terhadap suaminya.

"Tapi, nanti kamu gimana? Apa di sini aman?" Tanya Gus Alfatih yang merasa khawatir jika dirinya itu meninggalkan istrinya.

"Gapapa, insyaAllah aman kok. Lagian aku juga dulu sering ke sini, udah tenang aja" jawab Aqila.

"Yasudah, tapi nanti jika apa-apa, langsung telfon saya ya"

"Iya sayangku" setelah itu Aqila mencium punggung tangan milik Gus Alfatih dan Gus Alfatih segera melenggang pergi dari sana.

Aqila pun kembali fokus pada sahabatnya, Kanaya.

"Nay, gimana? Jauh lebih baik? Kita ke kasur dulu yuk" ucap Aqila lalu di angguki oleh Kanaya.

Keduanya pun duduk di tepi ranjang milik Kanaya.

"Qil, gue takut.." lirih Kanaya.

"Jangan takut, gue di sini" ucap Aqila seraya menggenggam kedua tangan Kanaya.

"Papa jahat Qil.."

Aqila menghela napasnya, pasti saja jika keadaan Kanaya seperti ini akibat papanya sendiri.

"Mau cerita?" Tanya Aqila.

Kanaya menganggukkan kepalanya, "Papa mau jual gue,"

Deg

Jantung Aqila seketika seperti berhenti, lantas mengapa Papa kandung Kanaya bisa setega itu dengan anaknya. Sangat tidak masuk akal.

"Tapi, kenapa ya, papa bisa sayang sama adek angkat gue. Tapi, kenapa sama gue enggak?" Lanjut Kanaya.

"Adek angkat? Lo.. punya adek angkat?" Tanya Aqila.

"Iya, gue punya adek angkat. Tapi, papa gue sayang banget sama anak itu, dia di perlakuin yang sangat berbanding jauh sama gue. Papa selalu nurutin apa kemauan dia, dan gak pernah nuntut apapun sama anak itu, padahal dia cuma anak angkat tapi di perlakuin seperti anak kandung. Sedangkan gue, gue anak kandung di perlakuin kayak anak pungut" monolog Kanaya dengan tersenyum kecut.

"Duh, gue gak bisa ber word-word lagi." Ucap Aqila.

"Gue kangen banget sama lo, semenjak gak ada lo, gue jadi makin kesepian." ujar Kanaya.

"Gue juga kangen sama lo kali"

"Lo beda banget sekarang, temen jamet gue udah jadi ukhti mana punya suami lagi. Di tunggu ponakan gue ya"

Aqila reflek pun memukul lengan Kanaya, "Ngomong apasih lo, nyebelin banget"

"Kok lu mukul gue sih, gak tega apa liat gue kayak gini. Rumah berantakan, rambut acak adul" celetuk Kanaya.

Aqila Alfatih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang