23. Ledakan Emosi

1.7K 106 7
                                    

Selamat membaca!!

---

Arcas memutar mutar gelas berisikan alkohol di tangannya. Secarik kertas wasiat ibunya kembali dibacanya.

Alasan Arcas selalu menyempatkan untuk mengulang membacanya berkali-kali adalah karena dirinya tidak mau lupa dengan tujuannya. Yah, Diana adalah objek balas dendam nya. Jangan pernah lupakan itu.

Tinggal beberapa hari lagi Petra akan membawanya ke rumah Aditama. Dan setelah ini dirinya akan muncul dengan identitas baru di depan mereka. Memberikan kejutan akan keberadaannya. Menentukan siapa yang lebih pantas menyandang nama pewaris Aditama.

"Mama bakal seneng kan." Arcas menatap arah balkon apartemen nya.

Eksistensi Diana terkadang membuat dada nya sesak. Tapi dirinya akan lebih sesak lagi jika tidak mendengarkan mama nya.

"Padahal kau adalah anaknya yang sebenarnya, kenapa bukan aku! Setidaknya jadi lah berguna saat mama mu meninggal Arcas!"

Suara rintihan sekarat dari orang yang sudah lelah dengan dunia ini. Dan itu adalah suara Nadia, wanita yang melahirkannya nya.

Nadia yang meninggal dengan dendam wanita itu. Sebagai anak nya tentu saja ia harus melanjutkannya bukan? Arcas masih ingat betapa dinginnya tangan ibunya pasca ditemukan tidak bernyawa di rumah sakit dalam keadaan overdosis.

Prakkk!

Arcas membanting gelas nya ke sembarang arah.

Ia tidak bisa menerima kematian penuh kegilaan itu begitu saja. Jemari hangat yang berubah jadi dingin, bau obat-obatan yang menusuk hidungnya. Tempat pemakaman yang hanya ada dirinya seorang.

Yang mengingat betapa mengerikannya dan menyedihkannya kematian Nadia hanyalah Arcas.

"HAHHH!" Teriak kesakitan Arcas.

Anak itu membanting segala benda yang berada di sekitarnya.

Di saat mama nya meninggal, keluarga Aditama justru tengah berlibur bahagia. Kenapa mama nya begitu mencintai Petra gila itu? Meskipun ia lahir lebih dulu dibandingkan Diana namun tetap saja Petra membuang Nadia mama nya. Pria itu tidak membalas cinta sang mama. Petra membuat kebahagiaan baru bersama keluarga nya sendiri.

Kebahagiaan itu lah yang akan Arcas hancurkan. Seperti permohonan Nadia, akan ia lakukan hingga mereka memohon ingin dirinya bunuh.

Arcas mengusap wajah nya, "Jangan jadi lembek anj*ng!" Maki nya.

Arcas putra ku, jika kamu membaca ini. Mama harap kamu ingat jika kau putra pewaris sesungguhnya. Bukan wanita sombong itu maupun putri nya. Hanya kau, dan mana ingin kau mengambil semua hak mu. Jangan biarkan milikmu di ambil. Sekalipun mereka mencuri nya nanti, kamu cukup perlu menghancurkan mereka.

Arcasie tau kan hanya mama yang paling sayang kamu? Jadi cukup dengerin mama, jangan terpengaruh oleh hal lain. Jadi lebih berguna buat mama.

Isi singkat surat peninggalan Nadia, membuat Arcas selalu ingat akan tujuannya.

Arcas merebahkan tubuhnya di kasur nya. Wangi tubuh Diana masih menguar di sini. Arcas merasa kecanduan dengan wangi tubuh adik jal*ng nya. Membayangkan mereka sering melakukan itu di atas ranjang nya membuat dada Arcas bergemuruh. Arcas bahkan sengaja tidak mengganti sprei nya sama sekali.

Diana dan dirinya sudah ditakdirkan bersaing sejak dari dulu. Apakah Arcas bisa merobohkan perempuan itu dan merebut apapun yang dimiliki nya.

"Gue harap bukan Lo yang jadi adik gue." Arcas mulai menutup matanya.

The Drummer And His Sister | NAVIGASI SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang