33. Menunggu Hujan Reda

2K 128 24
                                    

Selamat membaca!!

---

Pagi ini untuk pertama kalinya Arcas duduk dan sarapan bersama keluarga Aditama secara utuh.

Semua nya hadir, Petra, Diana, bahkan Elly yang sejak tadi memasang wajah sembabnya. Tidak, ia tidak bahagia sama sekali. Justru Arcas kesulitan mencerna makanan yang sudah ia paksakan masuk ke dalam mulutnya.

Di sebrang meja ada Diana yang menikmati makanannya dalam diam. Hebat sekali huh setelah dikhawatirkan oleh mantan kekasih mu? Apa Diana membuat laporan untuk melabrak nya pada Marvel?

Konyol

Arcas menyudahi makanan nya, ia berdiri begitu saja dan melenggang pergi tanpa berpamitan pada Petra.

"Hah Putra mu tidak punya sopan santun."

Elly tertawa menyindir, ia mengelap bibirnya dengan serbet.

Para pelayan menundukkan kepala mereka saat Arcas pergi melenggang begitu saja.

"Arcas sedang berusaha menyesuaikan diri dengan rumah ini Elly." Sanggah Petra tenang.

"Menyesuaikan? Terlihat jika j*lang itu tidak pernah mendidik nya."

"Perhatikan bahasa mu di depan anak-anak." Peringat Petra tidak main-main.

Elly mengepalkan kedua tangannya kesal sebelum pergi meninggalkan ruang makan.

Diana hanya melihat kepergian mama nya melalui ekor matanya. Kemudian ia ikut berdiri dan berpamitan untuk berangkat ke sekolah. Diana juga tidak bisa berlama-lama jika hanya bersama Petra.

Ah benar, karena semalam Arcas keluyuran tanpa kabar membuat Petra melarang anak itu naik motor .

Dengan langkah cepat Diana mengikuti Arcas yang rupanya tengah berdebat dengan para pengawal dan sopir di depan. Suara keributan menjadi rutinitas pagi yang selalu tidak bisa di lewatkan keluarga Aditama.

Arcas membentak bentak tidak sudi diantarkan oleh sopir. Membuat Diana mau tidak mau mendatangi Arcas, ia berusaha meraih lengan kakak nya itu.

"Kak Arcas-"

"Lepasin gue!" Sentak Arcas menepis tangan Diana.

"Tolong jaga bicara anda tuan muda, tidak sepatutnya anda membentak adik and-" tegur seorang pengawal tersebut.

Membuat mereka yang lain ikut berbisik betapa tidak sopannya kelakuan Arcas.

Tidak sopan? Lantas kenapa?

Arcas hampir saja menghajar mereka jika saja Diana tidak memohon kepadanya.

"Ak-aku bakal bawa mobil sendiri, pak Japri mana kunci nya?"

"Tapi non-"

"Aku bakal berangkat sama kak Arcas, kak Arcas nggak nyaman pergi sama orang yang nggak dikenal. Jadi tolong di ngertiin ya."

Para pengawal saling memandang satu sama lain. Sebelum Pak Japri menyerahkan kunci mobil. Susah payah Diana lakukan agar bisa menggeret Arcas untuk segera naik ke mobil.

Di sepanjang jalanan menuju sekolah tidak ada percakapan diantara mereka. Diana yang hanya fokus menyetir dan Arcas fokus menatap jalanan di kaca mobil.

Mendadak hujan deras mengguyur jalanan ibu kota. Jika hujan biasanya Arcas memilih untuk tidak pergi ke sekolah. Hawa dingin selalu membuat dirinya enggan melakukan aktivitas.

"Kak Arca-"

"Jangan panggil gue kakak." Sinis Arcas jijik.

"Oke, Arcas. Emm.. bisa kita tukeran?"

The Drummer And His Sister | NAVIGASI SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang