32. Pacar vs Mantan Pacar

1.7K 125 18
                                    

Selamat membaca!!

---

Arcas dan Diana tengah duduk makan malam berhadapan di sebuah meja panjang. Dengan Petra yang berada di tengah kursi kepala keluarga.

Lantas di mana Elly? Tentu saja, wanita itu tidak sudi makan malam bersama selama Arcas ada di sana.

"Bagaimana sekolah kalian hari ini?" Tanya Petra memotong steak nya.

"Lancar pa." Balas Diana canggung.

Arcas masih memakan makanan nya dalam diam.

"Papa berbicara padamu juga Arcas."

"Jawaban gue udah diwakilin." Arcas menunjuk Diana dengan dagu nya.

Diana tercengang, bisa-bisa nya Arcas seberani itu pada Petra. Seumur-umur Diana saja tidak akan bisa memasang sikap tidak peduli seperti itu. Hebat sekali. Andaikan saja ia punya keberanian sebanyak itu.

Petra menghela nafas panjang, berbicara dengan Arcas hanya menguras emosi. Dan makan malam keluarga ini sangat membosankan.

Tangan Petra meletakkan peralatan makan nya. Ia sudah kenyang dengan keheningan ini.

"Aku akan berada di ruang kerja jika kalian butuh, dan ku harap kalian segera mengakrabkan diri."

Setelah nya Petra meninggalkan keduanya. Dan lagi, keheningan menyelimuti ruang makan besar dan mewah ini. Hanya terdengar suara dentingan sendok seakan tanpa si pengguna.

Para pelayan sudah undur diri saat Petra mengatakan ingin makan malam kekeluargaan. Tapi tetap saja nihil progres keakrabannya.

Sayang sekali mereka semua yang ada di sini tidak tau se akrab apa hubungan kakak beradik Aditama. .

"Kak Arcas."

Arcas menghentikan kegiatannya memotong daging di depannya dengan wajah datar. Matanya masih fokus menatap makanan nya. Panggilan itu masih sangat sensitif di telinga nya.

Seakan Diana mulai membangun tembok besar diantara mereka.

"Makasih."

Arcas mendongak mendapatkan senyuman manis bodoh itu.

"Emm.. makasih udah belain aku tadi siang dari Saffa."

Diana memasang senyuman manis terbaiknya.

Sebenarnya Diana melihat Arcas membela nya sejak awal. Keluar dari perpustakaan membuat nya berniat melihat Arcas yang di hukum. Dan ia tidak sengaja melihat bagaimana Arcas mengancam untuk tidak macam-macam.

Dan lagi berkat hal itu gosip ia beracara dengan Arcas semakin keruh.

Bagaimana tidak, Arcas menyatakan dirinya 'cewek nya'.

Diana tidak habis pikir dengan jalan pikiran kakak nya ini. Kenapa pria itu masih menganggapnya kekasihnya? Bukan kah ia objek tujuan balas dendam nya?

Setelah berfikir seharian dengan kepala dingin. Akhirnya Diana memutuskan, ia akan mencoba nya. Yah, mencoba untuk berbaikan dengan kakak nya. Diana tidak mau hubungan kakak beradik Aditama berakhir seperti kasus Om Elgar dan Petra. Dua orang yang memperebutkan gelar pewaris dan berakhir dengan meninggalnya Om Elgar.

Diana sempat membayangkan bagaimana jika ia tertelan emosi dendam. Dan berakhir tangan nya berlumuran darah milik Arcas.

Itu tidak boleh terjadi, Diana tidak mau baik dirinya maupun Arcas menjadi seperti mereka.

"Gue nggak ngebantu Lo, gue lagi nggak mood dan mereka halangin jalan."

Arcas menatap tajam Diana yang tersenyum lebar di depannya. Apa-apaan maksud ekspresi itu hah?

The Drummer And His Sister | NAVIGASI SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang