39. Truth or Explain?

632 43 12
                                    

Selamat membaca!!

---

Jovan melebarkan kedua matanya saat melihat hasil DNA dari Arcas. Tidak mungkin! Arcas anak Elgar? Sejak kapan sahabatnya itu memiliki hubungan dengan Nadia si wanita gila milik Petra?

Sontak Jovan memijat pangkal hidungnya. Hah, pantas saja surat wasiat wanita itu begitu isinya.

Arcas yang paling pantas hah? Karena ia putra dari Elgar anak sulung Aditama ini?

"Hahaha, lantas sekarang apa? Aku sudah tau kedua anak itu anak siapa."

Jovan ingin membakar ini semua saja jika tidak ingat Elgar yang sudah di alam sana.

Apakah Elgar tau jika ia memiliki putra sebelum meninggal? Apa jangan-jangan Elgar sudah tau, maka dari itu ia meninggalkan bukti kemarin? Sahabatnya sepertinya sudah berada di ambang kematian saat itu.

Hahaha

"Pantas saja wajah Arcas mirip dengan orang bodoh itu." Kekeh Jovan saat melirik bingkai foto wisuda mereka.

Elgar dan Nadia?

Jadi inikah senjata mereka? Faktanya Nadia tidak pernah menyukai Petra. Bergantung pada pria itu hanya agar Arcas menjadi bagian Aditama dan membalaskan dendam orang tua nya.

Sorot mata Jovan melirik sebuah dokumen yang di tinggalkan oleh mata-matanya.

"Seharusnya kau tidak terseret di sini Michella."

Akta kelahiran dan kematian dari seorang bayi di depannya. Dengan tanggal dan bulan serta tahun yang sama dari Ardiana Mahadewi.

Benar, dibandingkan Arcas yang memang harus terseret. Seharusnya Diana tidak di sini, lebih tepatnya Michella tidak di sini.

Bagaimana bisa Elly sekejam ini dengan mengganti bayi nya yang meninggal dengan bayi orang lain? Mengerikan, mereka semua para orang tua menakutkan.

"Oh my, aku ingin berhenti di sini saja, tidak. Aku ingin mengundurkan diri dari perusahaan juga. Tapi anak-anak itu-hashh.."

Jovan yang baik seakan tidak mampu dengan fakta ini.

Rasa iba nya pada anak-anak itu jadi bumerang sendiri. Rasa manusiawi ini menyuruhnya untuk menolong Arcas dan Diana sekarang.

"Aku bahkan belum menikah dan punya anak, kenapa aku serepot ini? Elgar bangs*t!" Maki Jovan.

Tidak hanya Elgar juga, seluruh keluarga Aditama benar-benar racun. Kecuali anak-anak imut itu.

"Haruskah ku temui dua anak itu sekarang? Tapi aku takut kena pukul."

Iya, Jovan cupu. Jovan sendiri tau kok, tidak peduli jika dirinya akan berkepala tiga beberapa bulan mendatang tapi nyalinya kecil.

Namun di sinilah Jovan saat ini, ia tengah duduk berhadapan dengan dua anak-anak manis. Tidak, skip yang wajahnya mirip Elgar bang*at. Anak bernama Arcas itu menatap nya tajam hingga bisa menembus tulang belakang Jovan saja.

Minuman mereka datang, saat ini mereka berada di salah satu cafe yang berada tidak jauh dari dua ruko dari rental musik milik Bima teman lama Arcas saat SMP.

"Kalian membolos bersama?" Senyum lebar Jovan.

"Ya, apa kau ada masalah?" Sinis Arcas tidak suka.

Diana menyenggol lengan Arcas pelan, tidak sopan sekali.

The Drummer And His Sister | NAVIGASI SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang