Keringat mulai kering, semangat mulai surut

6 1 0
                                    

Menjalin kerjasama dengan perusahaan Chris-Nick'Office memang kehormatan besar, namun jika perusahaan ini membatalkan kontrak kerjasama dengan perusahaan lain, artinya perusahaan yang ditolak tersebut memiliki minus untuk perusahaan Chris-Nick'Office. Adel terduduk lemas di cafe karena usahanya sia-sia, dia sudah berusaha sebisa mungkin untuk tidak terlambat demi mengejar waktu, namun semuanya sia-sia karena dia memang akhirnya tetap terlambat. Adel masih bergulat dengan pikirannya, dia berpikir harus bagaimana menjelaskan ke pak rizky, karena dia pasti akan terkena lahar panas setelah pak rizky tau kalau kerjasamanya dengan Chris-Nick'Office batal.

Kriiingggg.... kringgg.... kringggg...

"hallo" kata adel menyapa seseorang di telpon

"halo. Adel, bukankah saya memberikan kamu tugas untuk menemui pak bertus? Kenapa kamu bisa terlambat?" kata seseorang yang berada di sebrang sana

"maaf, pak. Saya sudah berusaha sebisa mungkin pak untuk tidak datang terlambat, saya terjebak macet, saya bahkan sudan berusaha lari untuk mengejar waktu, tapi saya memang tidak memiliki waktu banyak untuk datang tepat waktu" jelas adel sambil memijit kepalanya yang bingung harus menjelaskan bagimana lagi kepada pak rizky

"yasudah, kembali ke kantor. Segera temui saya ke ruangan" perintah pak rizky

"ba..."

tut tut tut...

"belum selesai ngomong, udah main matiin telfon aja sih batu merapi" omel adel yang capek dan kesal.

Maklumlah, si adel sebenarnya memang orang yang gampang emosi, hanya saja karna dia bekerja, ya mau gamau harus menurunkan egonya, daripada di pecat, kira-kira begitulah pikiran adel selama bekerja hampir 2 tahun ini. Adel kemudian beranjak dari tempat duduknya, kembali ke perusahaan.

"astaga..." kata adel sambil menepuk jidatnya (padahal gak ada nyamuk atau lalat).

"gue lupa bilang pak doni buat jemput gue lagi. Masa iya harus jalan kaki sih" omel adel ke diri sendiri.

Selain mudah emosi, adel sebenarnya juga orang yang mudah lupa, apalagi saat buru-buru, bahkan untuk kepentingan diri sendiri pun dia akan tetap lupa dengan mudah. Jadi, mau gak mau adel harus nunggu bis lewat,

"panas banget sih hari ini. berasa udah nyicip neraka aja gue nih" gumam adel lirih ke diri sendiri sambil mengelus lengannya yang udah mulai terbakar panasnya matahari (yang penting bukan panas ngeliat dia jalan sama orang lain).

"Hei! Masuk!" teriak seorang laki-laki dari dalam mobil

"loh? Dia lagi?" gumam adel dalam hatinya

"maaf pak, saya nunggu bis" kata adel ke laki-laki tersebut

"saya bukan bapakmu! Jam segini susah cari kendaran umum, kalau mau sama saya, masuk. Kalau tidak, kamu bisa menikmati proses menjadi ikan asin" kata laki-laki itu sambil meledek adel

"baik, pak. Saya ikut bapak" kata adel sambil masuk ke mobil sport itu,

"saya bukan bapakmu! Saya tidak menikah dengan ibumu!" celetuk laki-laki itu dengan dingin.

"dia yang nawarin bareng, tapi dia juga yang serasa gak suka sama gue. Dasar beruang kutub!" caci adel ke lelaki itu dalam hatinya.

"gak ada juga yang mau punya bapak kayak elu" celetuk adel lirih,

tanpa adel sadari ternyata perkataan adel di dengar laki-laki itu

"saya dengar!" kata laki-laki itu dengan dingin tanpa melirik ke adel samasekali

"iyalah punya telinga kok" celetuk adel lagi yang udah mulai emosi diujung tanduk

"dan kamu jadi terompet tahun baru dadakan" balas lagi lelaki itu, adel hanya menghela nafas karna sudah benar-benar emosi tapi gak bisa diungkapin (pasti kalian tau lah gimana rasanya, ah mantap pokoknya). Lagi-lagi adel jadi patung dadakan dalam mobil seseorang yang tidak dia kenal, bahkan adel juga sudah enggan berkenalan. Penolakan pagi tadi udah cukup buat menjatuhkan harga diri adel.

"terimakasih, maaf merepotkan" kata adel saat sudah turun dari mobil, tanpa jawaban dan basa-basi mobil itu segera hilang dari pandangan adel.

Sesegera mungkin adel menemui pak rizky, karena pasti dia akan tersembur omelan dari pak rizky karna pembatalan kontrak kerja hari ini.

"ah sudahlah" batin adel yang sudah benar-benar pasrah karena gak tau harus gimana lagi, yang penting jangan di tendang dari perusahaan itu. 

You Changed My StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang