15. Good bye

2.7K 428 185
                                    

Hargai karya author dengan cara menekan bintang and comment



— Kellner —

"Hooeekk!"

Terdengar suara muntahan yang berasal dari dalam kamar mandi. Disana, Jennie tengah mencengkeram pinggiran wastafel dengan mulutnya yang terus memuntahkan liur. Ingin memuntahkan sesuatu namun tidak ada hal lain selain air liurnya. Mata Jennie berkaca-kaca dan tubuhnya terasa lemas. Perutnya terasa di kocok hingga ingin muntah dan muntah lagi, di tambah kepalanya sedikit pusing. Jennie membasuh wajahnya lalu keluar dari kamar mandi.

Wanita itu duduk di pinggiran kasur sembari menghela napas. Gejolak mual masih dia rasakan dan hal itu membuat Jennie bangkit menuju dapur. Mengambil kue didalam kulkas dan memakannya untuk meringankan rasa mual yang mungkin datang karena lapar. Namun gelombang mual tiba-tiba kembali lagi dan membuat Jennie kembali muntah di wastafel dapur. Bertepatan saat itu bibi Kwon muncul dan melihat Jennie.

"Nak, kau baik-baik saja?" Bibi Kwon menyimpan belanjaannya di meja makan lalu menghampiri Jennie dan memijit tengkuk wanita itu. "Kau makan apa sampai muntah seperti ini?"

Jennie berkumur lalu menegakan punggungnya. Bibi Kwon mengambil lemon lalu memotongnya tipis dan memberikannya pada Jennie.

"Makan ini agar mual mu hilang."

Jennie mengambilnya dan memakannya. Bibi Kwon memperhatikan penampilan dan gelagat Jennie yang tengah memakan lemon itu tanpa ekspresi asam sama sekali. Akhir-akhir ini Jennie memang kelihatan lebih berisi, akhir-akhir ini juga Jennie sering memintanya untuk membeli beberapa buah-buahan untuk dia makan di pagi hari. Padahal Jennie tidak suka makan buah di pagi hari sebelum sarapan.

Jennie yang di perhatian seperti itu oleh ibunya tentu mengernyit bingung.

"Kenapa ibu menatap Jennie seperti itu?"

"Kapan kau terlambat haid?"

Pernyataan itu sempat membuat Jennie terdiam. Mengingat kapan terakhir kali dia haid. Tiba-tiba menahan nafas. Sudah empat minggu lalu dan dia baru sadar sekarang?

"E–empat minggu lalu." Wajah bibi Kwon nampak terlihat pucat, ada raut khawatir disana. "I-ibu mungkin aku hanya salah makan. Bukan hamil, kan?" Jennie berbalik berpura-pura mencari sesuatu di kulkas.

"Ibu tidak bilang kau hamil." Tubuh Jennie menegang. Jantungnya berdegup kencang hingga Jennie rasa ibunya pun bisa mendengarnya. "Jennie. Lihat ibu." Jennie berbalik namun menunduk, tak berani menatap ibunya. Bibi Kwon meraih wajah putrinya.

"Kita harus memastikannya."

Jennie menggigit bibirnya saat melihat ibunya mengambil sesuatu didalam sakunya dan mengeluarkan benda kecil. Itu testpack. Jennie menelan ludah sembari mengambil benda itu lalu menatap ibunya.

Kini Jennie tengah buang air kecil di kamar mandi. Apa mungkin dia hamil? Jennie jadi ingat saat malam dimana dia mengucapkan selamat ulang tahun pada Taehyung. Malam itu mereka sempat bercinta tanpa pengaman. Jennie sudah meminta Taehyung untuk memakai alat kontrasepsi tapi Taehyung menolak. Pun Jennie malam itu sudah memutuskan untuk minum pil pencegah kehamilan tetapi keesokan paginya lupa. Setelah hari itu Jennie tidak lagi meminum pil pencegah kehamilannya.

Jennie bangkit setelah selesai namun tak berani memijat hasilnya. Tetapi bagaimana pun juga dia harus tau, akhirnya dengan memberanikan diri Jennie menatap alat itu. Sementara itu bibi Kwon terlihat mondar mandir di depan kamar sembari sesekali mengetuk pintu kamar mandi. Jennie keluar dengan wajah pucat. Bibi Kwon langsung bertanya.

Kellner ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang