09. Please don't

3.4K 440 183
                                    

Hargai karya author dengan cara menekan bintang and comment



— Kellner —

Setelah mereka menghabiskan waktu makan barbeque, Taehyung dan Jennie memutuskan untuk menghabiskan sisa waktu siang ini untuk bermanja-manja di kamar Jennie karena kebetulan ibu Jennie tengah pergi dan akan kembali nanti sore. Kini keduanya tengah berbaring di kasur kecil Jennie yang hanya mampu menampung dua orang saja. Keduanya saat ini tengah berbaring saling berhadapan. Membelai wajah satu sama lain.

Jennie terlihat hanya mengenakan bra dan celana dalam sementara Taehyung mengenakan celananya dengan bertelanjang dada. Jennie membelai dagu Taehyung yang sudah mulai ditumbuhi bulu-bulu halus.

"Oppa belum becukur? Lihat, kumis dan jenggot oppa sudah lebat, oppa seperti ahjussi—ahjussi." Taehyung terkekeh. Membawa tangan Jennie yang ada di dagunya untuk dia kecup.

"Tapi kau menyukainya kan?" Jennie mengangguk sembari tersenyum tipis. "Aku sengaja menumbuhkannya untuk mu. Bukankah aku tampan?" Jennie terkekeh mencubit hidung Taehyung.

"Oppa memang tampan, but maaf Mr. Kim, anda adalah seorang CEO. Aku tidak mau semua karyawan di kantor melihat kumis dan jenggot oppa yang sexy ini. Hanya aku yang boleh melihatnya." Taehyung tertawa pelan lalu menarik Jennie semakin merapat pada tubuhnya. Menepuk pantat wanita itu keras dan meramasnya.

"Baiklah sayang, sesuai perintah mu."

Jennie tertawa geli saat Taehyung menciumi wajahnya dan menggigit pipinya. Jadilah diatas kasur sempit itu keduanya bergulat saling menggelitik tubuh satu sama lain. Jennie memekik saat Taehyung menggigit pundaknya. Jennie membalas dengan menggigit balik tubuh Taehyung.

"Akh Jane! Jangan di gigit."

Taehyung terpekik saat Jennie menggigit puting nya namun sang tersangka hanya menampilkan gummy smilenya yang menggemaskan. Dengan bibir yang mengerucut kesal Taehyung mengusap-usap putingnya yang sakit. Kemudian mereka tertawa dan kembali berperang lagi. Kini mereka saling memukul dengan bantal.

Lantaran Taehyung yang duduk di sisi kasur dan belum siap memukul, akhirnya Taehyung terjatuh kelantai saat Jennie menendang perutnya. Jennie tertawa terbahak-bahak melihat Taehyung jatuh dengan pantatnua yang mencium lantai. Wanita itu menjerit saat Taehyung bangkit dan hendak menerjangnya di kasur.

Jennie melompat dari atas kasur dan hendak kabur keluar kamar. Namun langkah kecil Jennie tidak bisa menyaingi langkah besar Taehyung hingga dengan mudahnya pria itu menangkap Jennie.

Jennie berteriak dibarengi tawa saat Taehyung mengangkatnya keatas lalu mendarat di kasur. Jennie terus berteriak memberontak namun dengan cepat Taehyung membungkam mulut Jennie dengan mulutnya, menciumnya dengan begitu dalam. Taehyung tidak memberikan Jennie kesempatan untuk memberontak dan membalas. Taehyung mengikat tubuh Jennie dengan tubuh tegapnya.

Kini entah siapa yang mulai ciuman itu berubah menjadi intens, mereka saling melumat tidak mau kalah. Bahkan kini posisi mereka berubah dengan Jennie yang ada di atas Taehyung yang setengah berbaring. Jennie memiringkan kepalanya guna memperdalam ciuman mereka. jari-jarinya merambat dari dada telanjang Taehyung merambat keleher sebelum menyusup kedalam helaian rambut hitam Taehyung dan meremasnya.

Decakan bibir memenuhi langit-langit kamar Jennie. Napas yang mulai terengah terdengar bersahutan. Ciuman itu terlepas menyisakan benang seliva yang menjumtai menghubungkan bibir keduanya. Taehyung tersenyum mengusap bibir Jennie yang bengkak dan merah.

"Terimakasih sudah mencintai ku Jennie." Kening mereka menyatu. Jennie tersenyum mengusap pipi Taehyung. Wajah mereka mendekat, hendak menyatukan bibir mereka namun semua itu tidak terjadi tatkala suara benda pecah mengagetkan mereka. Taehyung dan Jennie menoleh dan terkejut melihat siapa yang ada di ambang pintu.

Kellner ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang