"Jeon terus, Jeon dan Jeon lagi! Apa hebatnya sih dia?" Jengkel bukan main, Jimin mengomel ribut di tengah derasnya hujan. Berulang kali mendengkus, mondar-mandir sendirian, menggigiti kukunya seakan mencemaskan sesuatu. Tetapi, bahasa geriknya ini hanyalah bentuk penguasaan diri terhadap emosi yang memuncak.
"Gara-gara dia, temanku jadi goblok semua. Tidak Jinnie, tidak Tae, lalu sekarang Yoonji. Dulunya dia tidak peduli siapapun pria tampan di ruangan. Huh! Tampan apanya? Cuma enak dipandang. Kenapa orang-orang tidak cape memuji dia?"
Bosan uring-uringan, Jimin memilih duduk di kursi panjang yang boros muatan. Tidak ada presensi lain di sini, buah perasaan irinya terhadap kepopuleran Jeon Jungkook si karyawan favorit sekaligus rekan seperjuangannya di kantor. Semenjak kedatangan si Jeon enam bulan yang lalu, ruang kerja yang semula damai dan tenang mengalami perubahan besar layaknya panggung pertemuan penggemar dan idola.
Mata-mata serius, berbinar-binar menatap penampilan keren si Jeon. Mulut-mulut bisu, kini mahir menyairkan bualan picisan puja. Jeon memang hebat, Jeon tampan dan berbakat, Jeon idaman wanita, Jeon panutan pria, silih berganti terucap dari bibir-bibir si pengagum frontal. Tiada jemu menjadi penjilat demi secuil afeksi dari si tokoh beken.
"Park--"
"Kau?! Buat apa kemari?"
"Di mana teman-temanmu?"
"Bukankah kau sudah merebut mereka dariku? Apa matamu rabun? Mereka ada di sana untuk menempelimu, ikut bersenang-senang merayakan pesta sang IDOLA." Jimin berlagak tidak peduli pada pria yang dibencinya ini datang tiba-tiba dengan tubuh kuyup, sementara jantung berkhianat kurang ajar akibat getar-getar memburu. Sudi pun tidak membalas tatapannya, cukup membuang muka sambil menyangkal remang di sekujur bulu-bulu badan.
Demi kemurahan hati Bos Besar dan tunjangan tiga kali lipat pertahunnya, si Jeon yang basah-basahan itu sangat seksi dan menggiurkan. Patutnya Jimin bersyukur dan menikmati keberuntungan yang tidak semua penggemar si Jeon dapatkan. "Dan kau, kenapa tidak bergabung?"
"Maaf ya, Tuan sok tampan, aku berbeda dari semua penggemarmu. Aku tidak menyukaimu dan tidak tahan dengan lalat yang terus mengerumunimu." Lagi-lagi Jimin mengalihkan pandang, sayang sekali melewatkan senyum menawan si seksi yang kini berdiri tepat di hadapannya.
"Kalau aku yang suka kamu, bagaimana?"
E.N.D
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Drabble JIKOOK GS
Short StoryKumpulan fanfiksi pendek dari beragam ide dan mungkin juga genre, khusus JIKOOK GS.