"Mungkin ini terakhir kalinya aku bisa menikmati roti buatanmu."
"Kau bosan, Jungkook?"
"Itu mustahil! Roti ini sangat enak. Aroma lezatnya tercium sampai ke jalan. Padahal kalau dilihat-lihat, suasana di tempatmu berjualan ini tidak ada yang menarik. Gelap, lembab juga sempit. Jika bukan karena bau rotimu yang begitu harum, orang-orang tidak akan sudi ke sini."
"Aku tidak berharap banyak. Tujuanku menjual roti agar bisa membeli secangkir beras dan dua petak tahu."
"Kau hanya makan itu setiap hari?"
"Yang kau anggap 'hanya' itu dapat mengatasi rasa laparku. Dan kebutuhan protein juga kudapatkan dari tahu."
"Tidak kepingin makan yang lain? Daging, ikan atau sayur?"
"Harus menabung seminggu penuh jika aku ingin menu makanan lengkap."
"Kalau kubelikan, mau?"
"Jangan, Jungkook! Aku tidak ingin merepotkan siapa-siapa."
"Bagaimana dengan diriku? Kau memberiku roti gratis setiap hari." Gratis pada pria yang tidak kau tahu adalah buronan polisi.
"Anggap saja roti gratis itu sebagai ungkapan terima kasih karena kau sangat menyukainya."
"Semua orang menyukai roti buatanmu, mau berapa kali kukatakan?! Ini roti kacang merah terbaik yang pernah kumakan."
"Tapi pelangganku tidak lebih dari empat orang dalam sehari. Jadi, aku masih ragu mengenai rasanya."
"Yang salah cuma satu, kau tahu apa?!"
"Apa itu?"
"Tempatmu berdagang kurang layak."
"Tempat ini satu-satunya yang bisa kugunakan. Aku sangat berterimakasih Nenek Kang mau meminjamkannya dengan cuma-cuma."
"Dia gila jika masih memungut biaya, pantasnya dirobohkan!"
"Jungkook, tempat ini banyak membantuku." Akhirnya pria ngotot tersebut mengerang malas, dia berdecak.
"Kau tidak pernah mengeluh, ya? Aku tiba-tiba ingin sekali mendengar kekecewaan dari bibirmu yang cantik itu. Kau buta, kau sendirian, bertahan hidup dengan menjual roti di tempat kumuh, makan nasi dan dua petak tahu setiap hari. Belum cukupkah itu untuk membuatmu menangis?! Aku siap kok meminjamkan punggungku atau bila kau membutuhkan sebuah pelukan. Aku tidak akan macam-macam terhadap perempuan terlalu sempurna sepertimu."
"Sempurna?!"
"Ya, memangnya apa lagi yang pantas kusebutkan untuk menggambarkan dirimu itu?!"
"Karena aku buta? Kau bermain kata kiasan?!"
"Kau terlampau pasrah, hal itu mendorong hasratku untuk menikahimu. Tapi, aku sadar aku tidak pantas bagi jiwa semurni dirimu. Aku bukan pria kaya. Andaikan aku punya banyak uang, akan kuberikan seluruh isi dunia padamu."
"Kau sedang melamarku?!"
"Aish! Jangan memancingku, Jimin!" Si pria mengacak kasar rambutnya. "Memangnya kau mau menerima pria sepertiku?"
"Kekuranganku sangat banyak, kau bisa malu bila bersanding denganku."
"Lalu, apa kau sudah siap hidup bersama seorang pencuri?!"
E.N.D
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Drabble JIKOOK GS
NouvellesKumpulan fanfiksi pendek dari beragam ide dan mungkin juga genre, khusus JIKOOK GS.