~♡ Siapa yang lebih dewasa? ♡~

214 27 9
                                    

"Yang mau bicara, kamu atau Saya?" Detik sekian Jimin mendesah pasrah, menyandarkan punggungnya saking lelah berdebat. "Silakan, Saya simak baik-baik."

"Kamu tahu 'kan ini tahun terakhir Saya di sini. Dua bulan lagi ujian penentuan, lalu upacara kelulusan. Setelah semua perkara merepotkan itu selesai, kita tidak akan berjumpa lagi." Termangu atas rentetan bait fakta yang baru diutarakan murid favoritnya, diam-diam Jimin menyimpan gelisahnya sendiri. Dia hela napasnya dalam-dalam demi mengembalikan fokusnya.

"Saya harap kalian semua bisa lulus dari sekolah ini dengan nilai yang bagus."

"Kamu sedih tidak?"

"Maksud kamu?"

"Kita bakal berpisah di sini dan kemungkinan tidak lagi bisa melihat satu sama lain."

"Tentu saja Saya sedih," kontan sudut bibir Jungkook tertarik sempurna. Dia kepalang gede kepala sebelum Jimin bilang, "Murid-murid terbaik Saya akan meninggalkan sekolah ini." Dalam sekejap wajah pemuda itu berkerut tak senang.

"Saya tidak tahu yang kamu maksud dewasa itu seperti apa. Tapi, jika kamu mau tahu versi Saya--Saya siap menunjukkannya. Lihat ke wajah Saya, Park Jimin!" Bagai menerima sebentuk perintah, si guru cantik refleks mengarahkan atensinya ke dia. "Tidak seperti yang lain, begitu ujian rampung Saya akan pergi ke asrama untuk menyerahkan diri Saya sebagai prajurit negara. Saya tekankan lagi, Saya suka sama kamu. Di hari kamu mengenalkan diri sebagai guru baru di kelas Saya, sejak saat itu Saya selalu memperhatikan kamu."

"Y-ya, terus kenapa? Kamu juga sudah pernah bilang begitu."

"Cuma itu?"

"Itu apanya?"

"Cuma itu tanggapan kamu?"

"Jadi, kamu mau Saya bagaimana Jungkook? Jangan bikin Saya bingung!"

"Sebenarnya siapa yang dewasa di sini? Kamu yang kayak anak kecil, Jimin. Saya tahu kamu juga menyembunyikan perasaan kamu buat Saya. Tidak usah bertele-tele, habis masa ujian Saya siap melamar kamu, kita tunangan saja dulu. Kamu mau 'kan? Saya tidak suka omongan berputar-putar, hanya iya atau tidak."

"Jung, usia kita terpaut jauh."

"Empat tahun kamu bilang jauh? Bahkan mindset Saya lebih terbuka dari kamu."

"Apa kata orang nanti? Saya takut dipermalukan."

"Saya melamar kamu, bukan memperkosa kamu!"

"Astaga, mulut kamu!"

"Ya kamu susah mengertinya kalau tidak blak-blakan. Ayo, jawab! Kamu suka Saya juga 'kan?"

"Jawab saja sendiri! Bukannya kamu lebih pintar? Kalau tidak seperti itu, kamu pikir Saya mau terus-terusan meladeni tingkah kurang ajar kamu?!"

E.N.D

Kumpulan Drabble JIKOOK GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang