"Maksud kamu apa memandang Saya seperti itu? Saya tidak ingat punya hutang sama kamu."
"Katanya Guru pintar, masa hal sepele begini saja tidak bisa menebak."
"Jungkook, duduk kamu yang sopan. Saya guru kamu, loh. Kalau guru-guru lain melihat kelakuan kamu ini, bisa bertambah catatan buruk kamu di buku mereka."
"Guru pikir Saya peduli? Tidak ada larangannya 'kan duduk sambil mengangkat kaki."
"Tanganmu ini diturunkan dulu, Saya tidak enak dipelototi sama teman-teman kamu."
"Tangan Saya tidak berbuat apa-apa, kenapa masih saja disalahkan?"
"Jung, jauhkan dari belakang Saya. Kesannya kamu seperti sedang merangkul Saya."
"Hahaha." Si pemuda bambi jelaga terbahak, tersenyum tipis seraya menyebar pengawasannya ke sekeliling, "Guru percaya diri juga ya ternyata. Bisa-bisanya berpikir dipeluk sama Saya. Mau memangnya?"
"Kamu itu sudah dewasa, jangan bertingkah kekanak-kanakan, dong."
"Oh, begitu ya?! Menurut Guru, Saya ini seperti bocah, begitu? Yang dewasa bagaimana? Bisa mengajari Saya tidak?"
"Jungkook, sebenarnya apa tujuan kamu mengajak Saya berbincang empat mata?" Segera guru cantik yang sudah kebingungan ini mengalihkan pembahasan. Pasalnya, muridnya yang satu ini suka sekali mengerjai, mengatakan hal-hal yang sulit dipahami.
"Yakin mau tahu?"
"Saya masih ada pekerjaan, Jungkook. Kalau kamu cuma berniat main-main, Saya ke dalam sekarang."
"Duduk!" Buru-buru Jungkook menahan lengan gurunya, menyorotkan tatapan menuntut. Akibatnya, si guru seketika mendaratkan lagi bokongnya di samping pemuda ini. "Tolong dengarkan Saya, bisa 'kan, Jimin?"
"Jung, sekali lagi Saya ingatkan bahwa Saya ini guru kamu. Mana sopan santunnya?!"
E.N.D
![](https://img.wattpad.com/cover/333003344-288-k803744.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Drabble JIKOOK GS
Historia CortaKumpulan fanfiksi pendek dari beragam ide dan mungkin juga genre, khusus JIKOOK GS.