Tags: Lokal, non baku, school
Jimin : Jimeara Alma/Jiji, Ara
Jungkook : Jarvako Wesley/Koko, AvaJimeara tidak mengira jika situasi sekolah di sabtu yang dia damba-dambakan akan menyenangkan, justru dipenuhi kekesalan. Apalagi setelah pemuda rese bin tengil ini selalu saja mengganggu ketenangan dia pada jam-jam istirahat.
"Halo masa depannya Ava, makin cantik aja. Kantin, yuk!" Sementara, Ara praktis mendengkus jemu di posisinya. Kepalang terbiasa menghadapi rayuan receh Jarvako Wesley.
"Udah deh Va, gue lagi gak minat sama bualan lo. Minggat sana!"
"Masa calon pacar diusir?"
"Calon pacar pala lo. Gue pelintir, nih!"
"Dih, kasar. PMS ye ..."
"Ava!"
"Iya, Ara sayang."
"Sabar, Ra ... sabar ..." katanya sambil mengelus-elus dada. Berusaha agar emosinya tidak terpancing oleh kelakuan absurd dari pemuda di depan dia. "Mau lo apa sih, Va? Cape gue meladeni lo."
"Lo beneran nanya mau gue apa? Serius, Ra? Lo gak asbun 'kan?"
"Serah lo, buruan! Abis ini awas lo ya kalo masih ganggu gue."
"Wah, wah, dengan senang hati gue terima tawaran lo sayang. Lo simak kata-kata gue ini dengan baik ..."
"Tapi, lo ingat ya, Va. Setelah ini gue mohon banget sama lo, jangan datang ke kelas gue lagi."
"Fine, gue bisa banget kok gak samperin lo ke sini asal lo juga gak ingkar dengan ucapan lo."
"Gue bukan orang yang sukanya mengobral rayuan, Va. Gue gak kayak lo yang ke sana sini kerjanya godain cewek-cewek. Gue punya pendirian, Va."
"Oh, lo mau komitmen. Ok, gue suka yang begini—satu hal yang gue tekankan ke lo, jangan mangkir dari perkataan lo sendiri atau gue bersumpah bakal ngikuti lo ke mana pun seumur hidup, Ra. Lo tau 'kan sesuka apa gue sama lo walau udah setahun lo sama sekali gak pernah sudi mandang usaha gue?"
"I do."
"Menarik," Jarvako menyeringai nakal seakan dia tengah menyusun rencana di kepalanya.
"Jangan bertele-tele, Va. Keburu gue berubah pikiran."
"I gotcha you, sayang. Dengerin gue, pasang telinga lo lebar-lebar! Gue minta lo jadi pacar gue seminggu Ra, dan lo harus singkirkan ego atau emosi lo selama itu. Semisal lo berhasil memenuhi keinginan gue seperti rules yang gue buat nanti gue janji demi mendiang ibu gue bahwa gue gak bakalan ganggu lo lagi." Ava mengangkat dua jarinya sebagai aksen penegasan. Rautnya tampak bersungguh-sungguh, berbanding terbalik dengan Ara yang kini tertegun di situ. Entah kenapa mendadak jantungnya seperti berdisko. "Gue tau lo gak berani nerima tantangan gue."
"Jaga mulut, lo. Gue bukan cewek pengecut."
"Buktiin dong!"
"Ya udah, gue siap jadi pacar lo seminggu ini!"
"Yes!" Ava refleks berdiri, memperlihatkan antusias dan kelegaan berbalut rasa bahagia tanpa terusik oleh berpasang-pasang mata tertuju pada dia dan Jimeara. "Selamat datang di dunia Ava yang dipenuhi cinta khusus untuk lo, Ra. Gue jamin lo pasti jatuh cinta sama gue."
"Ck! Mulai lagi deh, loh."
"Pulangnya gue tunggu di parkiran. Tolong penuhi janji, lo." Ava beranjak, berniat keluar dari kelas Jimeara. "Sebejat-bejatnya gue di mata lo, gue benci pembohong. Jadi, gue bakal tunggu buat ngebuktiin Jiemara Alma bukan cewek PHP/pengecut/pembohong. Bye, sayang."
"Gila, Ra. Dia betulan nembak, lo." Satu orang temannya di belakang merapat ke sisi Jimeara, Lita namanya.
"Berhasil 'kan gue? Jimeara gitu, loh!"
"Salut gue, Ra. Di saat cewek-cewek lain cuma kenyang makan gombalan buaya, lo malah dikasih kepastian."
"Menghadapi modelan cowok kek Ava itu perlu taktik, Ta. Gak guna cengengesan di depan dia, apalagi pake baper segala."
"Tapi, Ra. Lo yakin mau pacaran sama dia? Entar red flag, abis lo galau."
"Lo pikir setahun dia ngereog mulu depan gue, mohon-mohon minta validasi dan gue diem aja gitu?"
"Maksud, lo?"
"Ava itu gak seperti yang kita liat, Ta. Gue udah lama mantau dia dari jauh."
Fin
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Drabble JIKOOK GS
Cerita PendekKumpulan fanfiksi pendek dari beragam ide dan mungkin juga genre, khusus JIKOOK GS.