12: Perkara Sarapan

43 10 0
                                    

HEY, BROTHER! — 12: PERKARA SARAPAN

***

Pukul setengah 6 pagi, Keanu dibangunkan oleh gedoran pintu kamar yang cukup kencang. Suara bariton di depan pintu menyuruhnya untuk cepat keluar.

Ia membuka pintu kamar dengan setengah mengantuk dan rambut yang acak-acakan. "Hm?" Keanu bergumam kecil sembari menggaruk belakang kepala dan leher yang gatal.

"Cepetan siap-siap, Papa tunggu di teras."

Keanu melihat penampilan Papa dari atas ke bawah. Memakai kaus jersey, legging hitam panjang yang dilapis dengan celana pendek, lalu sepatu lari.

Siap-siap ... olahraga?

Keanu mengangguk lemah dan kembali masuk ke kamar. Ia tidak pernah bangun sepagi ini untuk diajak berolahraga.

Ia masuk ke toilet dan kembali dengan wajah yang segar, kemudian berganti pakaian dengan hoodie abu-abu dan celana training.

Keanu belum makan apa-apa dari semalam. Perjalanan Jakarta – Bandung ternyata cukup melelahkan, membuatnya langsung tertidur pulas begitu menyentuh kasur. Keanu memegangi perutnya yang kelaparan sembari berjalan ke depan, tapi ... dia tidak tahu letak dapur ada dimana.

Keanu menghampiri Papa yang sedang melakukan pemanasan di teras.

Melihat kedatangan anaknya, Papa menyudahi pemanasannya. "Sudah siap?"

"Mmm ... aku boleh sarapan dulu?"

Papa berkacak pinggang. "Kamu nanyeaa?"

"Apa?"

"Ya boleh lah. Jangan lama-lama, tapi."

"Sarapannya dimana?"

"Kamu nanyeaa? Di meja makan lah."

"Oh iya." Keanu kembali masuk ke rumah, tapi ada satu hal lagi yang lupa dia tanyakan. Maka dari itu dia pun berhenti melangkah dan kembali memutar badan. "E—"

"Apaa? Kamu nanyeaa?" potong Papa, seolah bisa menebak apa yang akan dilakukan oleh anaknya.

"Enggak," jawab Keanu, kapok.

Itu berarti, Keanu harus mencari tahu sendiri dimana letak meja makan. Di rumah ini ada beberapa lorong penghubung antar ruangan, dia tidak tahu lorong mana yang akan membawanya ke meja makan.

Rumah ini sangat besar. Untuk sampai ke dapur, Keanu harus nyasar dulu ke beberapa tempat. Bahkan dia juga sempat lupa dari arah mana dia masuk. Syukur-syukur Papa tidak meneriakinya dari depan karena lama.

Di atas meja makan sudah ada dua gelas sereal siap minum dan buah pisang. Satu gelas tinggal setengah isinya dan satu gelas lagi masih terisi penuh. Pasti Papa yang menyiapkan ini. Keanu menarik kursi dan menikmati sarapannya dengan lahap, tapi terburu-buru.

Sarapannya itu terasa sangat nikmat, sampai sebuah suara menghentikan semuanya.

"SIAPA KAMU?!"

Uhuk. Keanu tersedak serealnya, kemudian menoleh ke sumber suara dengan hati-hati.

Hey, Brother!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang