24: Valentine

28 5 0
                                    

HEY, BROTHER!  24: VALENTINE

***

Keesokan harinya, Kenan tidak masuk sekolah.

Gatal-gatal di tubuhnya sudah mereda, tapi di sedikit titik masih berasa. Gara-gara itu pula dia tidak tidur nyenyak semalaman. Kepalanya pening, butuh istirahat.

Saat Nadin membangunkannya untuk bersiap-siap ke sekolah, ia mengatakan sedang tidak enak badan. Saat diraba oleh Nadin, suhu tubuhnya normal, jadi ia beralasan kalau kepalanya tiba-tiba sakit. Hal itu tidak sepenuhnya salah, karena kepalanya cukup berat dan nyut-nyutan saat diangkat.

Nadin membawakannya bubur dan obat sakit kepala sebelum berangkat ke kantor. Kenan sudah melakukan apa yang dikatakan, meskipun yang dia butuhkan sebenarnya hanyalah tidur yang cukup.

Sekarang jam 8 pagi, di luar sedang turun hujan deras. Waktu dan suasana yang sangat pas untuk berhibernasi. Ia menarik selimut hingga ke dada, lalu tidur dengan nyenyak.

Lima jam kemudian, pukul satu siang, Kenan terbangun. Air hujan yang digin berganti cahaya matahari yang terik. Hari ini, dia mau ke suatu tempat, mencari tahu sesuatu.

Selesai mandi, dia berganti baju dengan jeans berwarna light blue dan hoodie hitam polos. Gaya yang sangat simple untuk anak laki-laki seusianya. Tidak lupa pula dia membawa keramik pesanan orang-orang yang sudah di-packing untuk diantarkan ke kantor ekspedisi. Tidak banyak, jadi muat saat dimasukan ke dalam ransel.

Kenan menyalakan ponselnya yang di-charger di atas meja belajar semalaman. Ada 10 panggilan tak terjawab dari Amanda dan 15 balok chat beruntun yang menanyakan keberadaannya. Saat ia sedang mengetik balasan pesan, gadis itu menelepon lagi.

"Halo? Keanu, lo dimana? Lo nggak pa-pa kan? Kok lo nggak masuk?!"

Ia menjauhkan speaker telepon dari telinganya. Suara Amanda di seberang sana sangat menusuk di telinganya.

"Gue di rumah. Nggak kenapa-kenapa."

"Di rumah aja? Lo sakit?"

"Iya, sakit.

"Si anjir. Jadi lo sakit atau baik-baik aja sih? Yang bener dong!"

Kenan terkekeh. "Dua-duanya."

"HA, maksudnya?! Gue ke rumah lo ya!"

"Eh nggak usah. Ngapain?"

"Ya jenguk lo lah, bego. Pake nanya. Lo udah bikin gue khawatir tau nggak. Soalnya nggak biasanya lo tiba-tiba gak masuk sekolah kayak begini."

"Ooh, jadi ceritany lo khawatir sama gue?" goda Kenan.

"Ha?! Apa? Nggak kedengeran, bye!"

Tut.

Telepon itu dimatikan secara sepihak oleh Amanda. Kenan yakin, Amanda pasti sedang menahan malu di sana. Padahal kan Kenan cuma bertanya. Ia juga senang kok kalau ada orang yang peduli dan khawatir kepadanya seperti itu.

Tujuan pertamanya adalah kantor ekspedisi. Dia menyerahkan box berisi keramik kepada petugas. Usai menerima resi di setiap box, dia pun segera beranjak dari sana. Tidak lupa dia memberitahu Keanu kalau keramik-keramik itu akan segera diantarkan.

Selanjutnya, Kenan mengendarai motornya menuju toko bunga yang ada di persimpangan jalan dekat sekolah, El Florist. Sesampainya di sana, dia melihat kak Ana tengah kewalahan melayani pengunjung yang membludak.

Pandangannya lalu tertuju pada papan tulis mini yang berdiri di depan toko. Di sana tertulis:

PROMO VALENTINE!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hey, Brother!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang